Lebih kurang 200 massa gabungan ibu-ibu majelis taklim dan Front Pembela Islam (FPI) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, menutup secara paksa tempat prostitusi terselubung di permukiman warga, Sabtu (2/5) malam.
Ketua FPI Bekasi Raya DPC Bantar Gebang, Idris Abdul Rahman, Minggu mengatakan, kegiatan itu dilakukan di sepanjang jalan baru Cipendawa, Kecamatan Rawalumbu, yang digunakan sebagai tempat prostitusi berkedok warung remang-remang, dan panti pijat.
"Ibu-ibu merasa khawatir praktik prostitusi ini dapat melunturkan akidah suami mereka," katanya.
Ia mengaku bahwa sejumlah upaya dialog dengan aparat terkait telah dilakukan pihaknya namun tidak mendapatkan respon positif. Lemahnya pengawasan dari pemerintah setempat terhadap praktik prostitusi, mendorong warga bersikap proaktif.
Keresahan yang dialami warga, kata Idris, dikarenakan kegiatan pekerja seks komersial (PSK) yang beroperasi mulai pukul 19.00 WIB hingga menjelang pagi di sepanjang jalan tersebut dapat mengancam keharmonisan rumah tangga masyarakat setempat.
Setelah berkoordinasi dengan RT maupun RW,
Dalam aksi tersebut
Sejumlah oknum masyarakat memanfaatkan kondisi tersebut dengan menjarah belasan bungkus rokok milik pedagang.
Seorang pemilik warung, Dewi (31), sempat keberatan atas tindakan itu, alasannya, sejumlah oknum Satpol PP dan preman setempat sering minta uang ke pemilik warung dengan alasan keamanan.
"Tolong tempat saya jangan dirusak, saya cuma pedagang rokok tidak jualan bir dan wanita, warung saya dilindungi pemerintah," katanya saat berdialog dengan perwakilan
Meski dirazia ratusan
No comments:
Post a Comment