Detik.com - Sekitar 100 mahasiswa dari Fakultas Tehnik Universitas Muhammadiyah Kendari, Sulawesi Tenggara, berunjuk rasa memprotes film Innocence of Muslims. Mereka menyegel dan mencoret-coret restoran siap saji yang dianggap simbol AS tersebut.
Mahasiswa mendatangi restoran siap saji di kawasan Wua-wua Kendari, Kamis (27/9/2012). Mereka menilai film buatan sutradara AS itu menghina Nabi Muhammad dan melecehkan ummat Islam.
Saat mencoba masuk restoran, mahasiswa nyaris bentrok dengan polisi. Gagal masuk, massa akhirnya menyegel restoran siap saji yang terletak di Jalan MT. Haryono Kendari tersebut.
Dalam aksinya, demonstran mengecam pemerintah AS karena dinilai telah membiarkan peredaran film tersebut. Massa yang menggunakan kostum serba hitam, menuntut agar pemerintah Amerika memberi sanksi keras pada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan film berdurasi dua jam tersebut.
Perwakilan manajemen restoran tersebut, Rahmat Wahyudi mengatakan, pihaknya terpaksa menutup restorannya untuk menghindari kericuhan. "Hari ini, kami tutup sehari penuh kemungkinan besok kami tutup setengah hari, karena sudah ada juga instruksi dari Jakarta," kata Rahmat.
Kapolres Kendari AKBP Yuyun Yudhantara mengatakan, pihaknya tetap melakukan pengamanan pada setiap aksi-aksi protes film Innocence Of Muslim. "Kami menurunkan 100 personel di lokasi unjuk rasa," terang Yuyun di lokasi unjuk rasa.
Pengamanan yang dilakukan polisi, kata Yuyun, disesuaikan dengan jumlah massa yang akan menggelar aksi unjuk rasa. Selain itu, polisi juga berpatroli untuk menjaga titik-titik keramaian yang diperkirakan menjadi sasaran aksi massa.
...more
Mahasiswa mendatangi restoran siap saji di kawasan Wua-wua Kendari, Kamis (27/9/2012). Mereka menilai film buatan sutradara AS itu menghina Nabi Muhammad dan melecehkan ummat Islam.
Saat mencoba masuk restoran, mahasiswa nyaris bentrok dengan polisi. Gagal masuk, massa akhirnya menyegel restoran siap saji yang terletak di Jalan MT. Haryono Kendari tersebut.
Dalam aksinya, demonstran mengecam pemerintah AS karena dinilai telah membiarkan peredaran film tersebut. Massa yang menggunakan kostum serba hitam, menuntut agar pemerintah Amerika memberi sanksi keras pada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan film berdurasi dua jam tersebut.
Perwakilan manajemen restoran tersebut, Rahmat Wahyudi mengatakan, pihaknya terpaksa menutup restorannya untuk menghindari kericuhan. "Hari ini, kami tutup sehari penuh kemungkinan besok kami tutup setengah hari, karena sudah ada juga instruksi dari Jakarta," kata Rahmat.
Kapolres Kendari AKBP Yuyun Yudhantara mengatakan, pihaknya tetap melakukan pengamanan pada setiap aksi-aksi protes film Innocence Of Muslim. "Kami menurunkan 100 personel di lokasi unjuk rasa," terang Yuyun di lokasi unjuk rasa.
Pengamanan yang dilakukan polisi, kata Yuyun, disesuaikan dengan jumlah massa yang akan menggelar aksi unjuk rasa. Selain itu, polisi juga berpatroli untuk menjaga titik-titik keramaian yang diperkirakan menjadi sasaran aksi massa.