Umat Katolik di wilayah paroki Parung, Bogor, Jawa Barat, terpaksa memindahkan lokasi misa Jumat Agung ke sebuah restoran, Jumat (2/4) sore. Itu dilakukan setelah massa yang mengatasnamakan Forum Ulama Parung menolak semua bentuk kegiatan ibadat yang dilakukan umat Katolik di Kapel Paroki Parung di Desa Tulang Kuning.
"Untuk mencegah adanya kerusakan dan keselamatan umat terutama anak-anak dan lansia, terkait adanya penolakan kegiatan kita, maka panitia memindahkan misa Jumat Agung ke restoran Garden di Lebak Wangi," kata Ketua Lingkungan Santo Paulus Parung, Bartholomeus Andri, seperti dilansir ANTARA.
Sebelumnya, sekitar 200 orang dari Forum Ulama Parung berunjuk rasa ke Kantor Kecamatan Parung. Mereka menolak segala bentuk kegiatan dan ibadat dalam rangkaian perayaan Paskah yang dilakukan umat Katolik Parung.
Sekitar 1.000 umat Katolik Parung pada Kamis malam sempat merayakan Misa Kamis Putih di tanah Kapel Tulang Kuning, dengan menggunakan tenda besar. Misa yang digelar sejak petang berjalan lancar. Sejumlah aparat kepolisian terlihat ikut mengamankan lokasi jalannya misa.
Namun, sekitar pukul 22.00 WIB, massa yang mengatasnamakan Forum Ulama Parung berdemo menolak semua kegiatan ibadat yang dilakukan umat Katolik di wilayah itu. Massa menilai izin mendirikan bangunan bagi gereja belum ada sehingga umat Katolik tidak boleh melakukan kegiatan ibadat apapun. Mereka mengancam akan membubarkan dengan paksa jika ibadat tetap dilakukan di tempat itu.
Kejadian ini seperti mengulang peristiwa pada perayaan Natal Desember 2009 lalu. Ketika itu umat Katolik Parung harus memindahkan perayaan Natal ke sebuah kantor di Lebak Wangi karena adanya penolakan perayaan di Desa Tulang Kuning.
Umat Katolik Parung sebenarnya sudah mengajukan izin untuk mendirikan bangunan gereja di tanah Tulang Kuning sejak 1990. Mereka juga telah berulang kali mengajukan surat permohonan kepada Bupati Bogor, namun hingga saat ini izin tidak juga keluar.
"Untuk mencegah adanya kerusakan dan keselamatan umat terutama anak-anak dan lansia, terkait adanya penolakan kegiatan kita, maka panitia memindahkan misa Jumat Agung ke restoran Garden di Lebak Wangi," kata Ketua Lingkungan Santo Paulus Parung, Bartholomeus Andri, seperti dilansir ANTARA.
Sebelumnya, sekitar 200 orang dari Forum Ulama Parung berunjuk rasa ke Kantor Kecamatan Parung. Mereka menolak segala bentuk kegiatan dan ibadat dalam rangkaian perayaan Paskah yang dilakukan umat Katolik Parung.
Sekitar 1.000 umat Katolik Parung pada Kamis malam sempat merayakan Misa Kamis Putih di tanah Kapel Tulang Kuning, dengan menggunakan tenda besar. Misa yang digelar sejak petang berjalan lancar. Sejumlah aparat kepolisian terlihat ikut mengamankan lokasi jalannya misa.
Namun, sekitar pukul 22.00 WIB, massa yang mengatasnamakan Forum Ulama Parung berdemo menolak semua kegiatan ibadat yang dilakukan umat Katolik di wilayah itu. Massa menilai izin mendirikan bangunan bagi gereja belum ada sehingga umat Katolik tidak boleh melakukan kegiatan ibadat apapun. Mereka mengancam akan membubarkan dengan paksa jika ibadat tetap dilakukan di tempat itu.
Kejadian ini seperti mengulang peristiwa pada perayaan Natal Desember 2009 lalu. Ketika itu umat Katolik Parung harus memindahkan perayaan Natal ke sebuah kantor di Lebak Wangi karena adanya penolakan perayaan di Desa Tulang Kuning.
Umat Katolik Parung sebenarnya sudah mengajukan izin untuk mendirikan bangunan gereja di tanah Tulang Kuning sejak 1990. Mereka juga telah berulang kali mengajukan surat permohonan kepada Bupati Bogor, namun hingga saat ini izin tidak juga keluar.
No comments:
Post a Comment