Pembangunan sebuah masjid di Dusun Paddusan, Desa Bangkal, Kabupaten Sumenep, Madura diprotes warga. Warga khawatir, masjid yang dibangun tanpa sepengetahuan warga ini akan dijadikan sarang teroris.
Dari informasi yang dihimpun dari warga, letak masjid yang saat ini tengah dalam pembangunan itu berada di dekat bukit desa setempat. Bahkan, para pekerja masjid berasal dari Sukoharjo dan wilayah Solo, Jateng.
Kepala Desa Bangkal, Moh Sirat menjelaskan, sejak tadi malam warga banyak mendatangi balai desa dan sempat melakukan rapat.
"Mereka mempersoalkan masjid tersebut karena dibangun tidak sepengetahuan warga sekitar. Saya pun khawatir jadi sarang teroris seperti yang ditayangkan di TV selama ini," kata Sirat, pada wartawan di balai Desa Bangkal, jalan Gapura-Bangkal, Sumenep, Jumat (16/4/2010).
Pantauan detiksurabaya.com, pembangunan masjid bernama Masjid Noruta Abdullah Jasim tersebut sudah mencapai 70 persen. Sayangnya, saat mencoba mencari keterangan siapa pemilik masjid tersebut, para pekerja lebih memilih dia.
Guna menghindari aksi anarkis yang dilakukan warga, kepala desa akhirnya memilih menghentikan pembangunan hingga mengetahui siapa pemilik ataupun yang bertanggungjawab dengan masjid tersebut.
"Karena warga tidak tahu adanya pembangunan masjid tersebut, dan khawatir dijadikan hal yang tidak diinginkan, maka pembangunan masjid tersebut saya minta dihentikan. Dan sejak hari ini tidak ada aktifitas," tegas Moh Sirat.
Dari informasi yang dihimpun dari warga, letak masjid yang saat ini tengah dalam pembangunan itu berada di dekat bukit desa setempat. Bahkan, para pekerja masjid berasal dari Sukoharjo dan wilayah Solo, Jateng.
Kepala Desa Bangkal, Moh Sirat menjelaskan, sejak tadi malam warga banyak mendatangi balai desa dan sempat melakukan rapat.
"Mereka mempersoalkan masjid tersebut karena dibangun tidak sepengetahuan warga sekitar. Saya pun khawatir jadi sarang teroris seperti yang ditayangkan di TV selama ini," kata Sirat, pada wartawan di balai Desa Bangkal, jalan Gapura-Bangkal, Sumenep, Jumat (16/4/2010).
Pantauan detiksurabaya.com, pembangunan masjid bernama Masjid Noruta Abdullah Jasim tersebut sudah mencapai 70 persen. Sayangnya, saat mencoba mencari keterangan siapa pemilik masjid tersebut, para pekerja lebih memilih dia.
Guna menghindari aksi anarkis yang dilakukan warga, kepala desa akhirnya memilih menghentikan pembangunan hingga mengetahui siapa pemilik ataupun yang bertanggungjawab dengan masjid tersebut.
"Karena warga tidak tahu adanya pembangunan masjid tersebut, dan khawatir dijadikan hal yang tidak diinginkan, maka pembangunan masjid tersebut saya minta dihentikan. Dan sejak hari ini tidak ada aktifitas," tegas Moh Sirat.
No comments:
Post a Comment