Mabes Polri punya alasan tersendiri mengapa anggotanya tidak boleh memperbesar penis. Anggota Polri yang penisnya diperbesar dapat terkendala saat mengikuti latihan.
"Seperti apabila kita mau latihan itu akan menjadi kendala, menjadi tidak normal dan tidak natural dan menjadi tidak sehat," ujar Wakadiv Humas Kombes Pol Zainuri Lubis kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (23/4/2010).
Menurut Zainuri, untuk menjadi anggota Polri harus lulus sehat jasmani dan rohani. Seperti figur bentuk badan yang ideal, tinggi dan selisih berat badan, mata tidak juling, pendengaran harus bagus dan lulus psikotes.
"Seperti halnya tindik, kita kan ada etikanya juga," kata Zainuri.
Sebelumnya Kapolda Papua Irjen Pol Bekto Suprapto mengatakan, seseorang calon taruna bisa gagal menjadi polisi hanya gara-gara dirinya memperbesar alat kelaminnya.
Bekto pun berpesan kepada seluruh Bupati/Walikota di Papua, untuk memperhatikan hal tersebut. Dia menekankan faktor kesehatan tetap menjadi pertimbangan utama yang tak bisa ditawar untuk menjadi anggota Polri.
"Seperti apabila kita mau latihan itu akan menjadi kendala, menjadi tidak normal dan tidak natural dan menjadi tidak sehat," ujar Wakadiv Humas Kombes Pol Zainuri Lubis kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (23/4/2010).
Menurut Zainuri, untuk menjadi anggota Polri harus lulus sehat jasmani dan rohani. Seperti figur bentuk badan yang ideal, tinggi dan selisih berat badan, mata tidak juling, pendengaran harus bagus dan lulus psikotes.
"Seperti halnya tindik, kita kan ada etikanya juga," kata Zainuri.
Sebelumnya Kapolda Papua Irjen Pol Bekto Suprapto mengatakan, seseorang calon taruna bisa gagal menjadi polisi hanya gara-gara dirinya memperbesar alat kelaminnya.
Bekto pun berpesan kepada seluruh Bupati/Walikota di Papua, untuk memperhatikan hal tersebut. Dia menekankan faktor kesehatan tetap menjadi pertimbangan utama yang tak bisa ditawar untuk menjadi anggota Polri.
No comments:
Post a Comment