Ilustrasi |
Detik.com - Seorang siswa SD di kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, terpaksa mengulang dari kelas 1, hanya karena rapornya hilang. Meski malu, ia terpaksa melakoni semuanya.
Muhammad Reynaldi Rasyid (12 tahun) harusnya duduk di kelas 1 SMP. Namun karena rapornya hilang saat naik ke kelas 5 pada tahun 2010 lalu, di SD KIP Bara-Barayya, ia terpaksa mengulang dari kelas 1 di SD Taeng-Taeng, Kel. Tamarunang, Kec. Somba Opu, Kab. Gowa. Putra pasangan Rasyid dan Ani ini pun kini sudah duduk di kelas 3 di sekolah barunya.
Ibu Ani yang ditemui wartawan di rumahnya, kompleks BTN Tamarunang Indah II Blok C18, Kamis (12/7/2012), menyebutkan, pada tahun 2010 lalu, rapor putranya hilang. Saat anaknya memberitahu gurunya di SD KIP Bara-Barayya, sang guru marah dan menuduh Reynaldi sengaja menghilangkannya.
"Mendengar laporan Reynaldi, saya langsung menemui guru tersebut, pihak guru dan sekolah sungguh disayangkan menyuruh anak saya mengulang lagi dari kelas 1," ujar Ani.
Akibat "penzaliman" yang dilakukan pihak sekolah SD KIP Bara-Baraya, akhirnya orangtua Reynaldi memindahkannya di SD Negeri Taeng-Taeng, di Kab. Gowa. Karena tidak berkas data yang diberikan oleh SD KIP Bara-Barayya, Reynaldi pun terpaksa mengulang dari kelas 1. Kini, Reynaldi sudah 2 tahun menjalani pendidikan di sekolah barunya.
Reynaldi pun tidak menampik, dirinya merasa malu harus mengulang dari kelas 1 dan bergaul dengan siswa lainnya, yang harusnya menjadi adik kelasnya. Demi meraih cita-cita, ia tetap semangat melanjutkan pendidikannya.
Pihak SD KIP Bara-Barayya sendiri, memilih menutup diri dan menolak memberi keterangan terkait kasus ini.
Muhammad Reynaldi Rasyid (12 tahun) harusnya duduk di kelas 1 SMP. Namun karena rapornya hilang saat naik ke kelas 5 pada tahun 2010 lalu, di SD KIP Bara-Barayya, ia terpaksa mengulang dari kelas 1 di SD Taeng-Taeng, Kel. Tamarunang, Kec. Somba Opu, Kab. Gowa. Putra pasangan Rasyid dan Ani ini pun kini sudah duduk di kelas 3 di sekolah barunya.
Ibu Ani yang ditemui wartawan di rumahnya, kompleks BTN Tamarunang Indah II Blok C18, Kamis (12/7/2012), menyebutkan, pada tahun 2010 lalu, rapor putranya hilang. Saat anaknya memberitahu gurunya di SD KIP Bara-Barayya, sang guru marah dan menuduh Reynaldi sengaja menghilangkannya.
"Mendengar laporan Reynaldi, saya langsung menemui guru tersebut, pihak guru dan sekolah sungguh disayangkan menyuruh anak saya mengulang lagi dari kelas 1," ujar Ani.
Akibat "penzaliman" yang dilakukan pihak sekolah SD KIP Bara-Baraya, akhirnya orangtua Reynaldi memindahkannya di SD Negeri Taeng-Taeng, di Kab. Gowa. Karena tidak berkas data yang diberikan oleh SD KIP Bara-Barayya, Reynaldi pun terpaksa mengulang dari kelas 1. Kini, Reynaldi sudah 2 tahun menjalani pendidikan di sekolah barunya.
Reynaldi pun tidak menampik, dirinya merasa malu harus mengulang dari kelas 1 dan bergaul dengan siswa lainnya, yang harusnya menjadi adik kelasnya. Demi meraih cita-cita, ia tetap semangat melanjutkan pendidikannya.
Pihak SD KIP Bara-Barayya sendiri, memilih menutup diri dan menolak memberi keterangan terkait kasus ini.
No comments:
Post a Comment