Detik.com - Angkutan perahu yang beroperasi di banjir perumahan elit kawasan Pluit tepatnya di Jalan Permai Raya, Kelurahan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, memasang tarif tinggi. Ongkos berkisar mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu untuk sekali antar.
Pantuan detikcom, di lokasi, Sabtu (19/1/2013), belasan perahu milik nelayan dari Muara Angke dan Muara Karang mondar-mandir di wilayah itu mencari penumpang.
Menurut salah seorang warga yang menggunakan jasa perahu, Udin, tarif yang diminta Rp 200 ribu sekali jalan. Padahal jarak yang diminta hanya 500 meter.
"Tadi pagi majikan saya telepon minta dievakuasi, ya terus saya cari perahu yang dari Muara Angke. Saya dikenakan tarif Rp 200 ribu sekali jalan. Tapi tadi majikan saya sama anaknya dua, sama temannya, sama istrinya, kena Rp 200 juga, jadi Rp 400 ribu. Kalau lebih dari lima orang perahunya nggak mau. Akhirya terpaksa saya turun dari perahu," tutur Udin yang ditemui di lokasi.
Udin menuturkan untuk membawa sepeda motor, perahu-perahu itu meminta Rp 500 ribu. Tarif itu berlaku untuk jarak dekat. Jarak jauh? tawar menawar lagi.
Seorang ibu, bersama beberapa warga lainnya, tampak menunggu perahu untuk mengangkut warga dan logistik, di Jalan Permai, pukul 15.00 WIB. Tak lama menunggu, ada sebuah perahu nelayan, mirip kano, dengan panjang 5 meter dan lebar satu meter mendekat, yang mendekat.
Ibu mengatakan kepada pembawa perahu ingin mengangkut tujuh orang dan beberapa logistik ke perumahan Pantai Mutiara dan menawar Rp 100 ribu. Namun pria yang ada di perahu menolak.
"Ini cuma bisa angkut lima orang, kalau mau bolak-balikn tarifnya Rp 500 ribu," ujar pria tersebut.
Akhirnya sang ibu mengurungkan niatnya dan memilih menunggu perahu rakit yang tarifnya lebih murah.
Warga di wilayah Pluit memang banyak memanfaatkan jasa perahu angkut ini karena tak tahan menunggu lamanya antrean angkutan resmi dari posko banjir Pluit. Antrean di posko tersebut saat ini sudah mencapai 500-an nomor.
Pantuan detikcom, di lokasi, Sabtu (19/1/2013), belasan perahu milik nelayan dari Muara Angke dan Muara Karang mondar-mandir di wilayah itu mencari penumpang.
Menurut salah seorang warga yang menggunakan jasa perahu, Udin, tarif yang diminta Rp 200 ribu sekali jalan. Padahal jarak yang diminta hanya 500 meter.
"Tadi pagi majikan saya telepon minta dievakuasi, ya terus saya cari perahu yang dari Muara Angke. Saya dikenakan tarif Rp 200 ribu sekali jalan. Tapi tadi majikan saya sama anaknya dua, sama temannya, sama istrinya, kena Rp 200 juga, jadi Rp 400 ribu. Kalau lebih dari lima orang perahunya nggak mau. Akhirya terpaksa saya turun dari perahu," tutur Udin yang ditemui di lokasi.
Udin menuturkan untuk membawa sepeda motor, perahu-perahu itu meminta Rp 500 ribu. Tarif itu berlaku untuk jarak dekat. Jarak jauh? tawar menawar lagi.
Seorang ibu, bersama beberapa warga lainnya, tampak menunggu perahu untuk mengangkut warga dan logistik, di Jalan Permai, pukul 15.00 WIB. Tak lama menunggu, ada sebuah perahu nelayan, mirip kano, dengan panjang 5 meter dan lebar satu meter mendekat, yang mendekat.
Ibu mengatakan kepada pembawa perahu ingin mengangkut tujuh orang dan beberapa logistik ke perumahan Pantai Mutiara dan menawar Rp 100 ribu. Namun pria yang ada di perahu menolak.
"Ini cuma bisa angkut lima orang, kalau mau bolak-balikn tarifnya Rp 500 ribu," ujar pria tersebut.
Akhirnya sang ibu mengurungkan niatnya dan memilih menunggu perahu rakit yang tarifnya lebih murah.
Warga di wilayah Pluit memang banyak memanfaatkan jasa perahu angkut ini karena tak tahan menunggu lamanya antrean angkutan resmi dari posko banjir Pluit. Antrean di posko tersebut saat ini sudah mencapai 500-an nomor.
No comments:
Post a Comment