Showing posts with label Pemilu 2014. Show all posts
Showing posts with label Pemilu 2014. Show all posts

Thursday, April 17, 2014

Caleg PKS Ini Akui Minta Kembalikan Dana "Money Politics"

 Kaharuddin memperlihatkan kuitansi pengembalian uang politik kepada Muhammad Jafar.
Kompas.com - Calon anggota legislatif dari PKS Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Muhammad Jafar, mengaku meminta kembali dana money politics karena kecewa hanya mendapat dua suara di TPS 07 Kampung Nelayan Mansapa.


Kepada Kompas.com, Muhammad Jafar mengaku memberikan uang kepada Kaharuddin, warga Kampung Nelayan Mansapa, karena sebelumnya ada jaminan akan mendapat 23 suara di TPS 07. Uang sebesar Rp 3,4 juta lebih itu dibagi dalam 23 amplop yang masing-masing berisi Rp 150.000.

“Dia (Kaharuddin) kan pernah ke rumah minta bantuan dana operasional. Katanya ada anggotanya 23 orang mendukung saya. Kalau enggak salah, sehari sebelum pencoblosan. Saya tidak pernah ke tempat orang itu. Saya berikan, kalau enggak salah begitu (dalam amplop) karena dia minta begitu. Tapi saya tidak tahu apakah uang itu dikasih ke orang atau bagaimana?” kata Muhammad Jafar saat dihubungi via telepon, Kamis (10/4/2014).

Mengetahui dirinya hanya mendapatkan dua suara di TPS 07 Kampung Nelayan Mansapa, Muhammad Jafar mengaku kecewa. Dia pun mengaku meminta kembali uang tersebut kepada Kaharuddin.

“Uang itu dipertanggungjawabkan karena kelihatannya tidak ada dukungan untuk saya. Tidak ada kasih dukungan kepada saya. Wajar saja (minta uang kembali), kita kan mengharap dukungan, dia minta uang operasional. Siapa yang tidak kecewa? Iya, dia mengembalikan kepada saya," kata Muhammad Jafar.

Muhammad Jafar mengaku mengenal Kaharuddin karena satu kampung dan satu wadah dalam organisasi kemasyarakatan.

“Itu (Kaharuddin) satu kampung dengan saya. Saya kan ketua Kerukunan Barru. Saya kan minta dukungan orang Barru. Bagaimana kita bersatu supaya ada yang duduk di DPR, begitu maksud kita. Kaharuddin ini termasuk orang Barru," ujarnya.
...more

Thursday, April 10, 2014

Karyawan RSCM Tak Bisa Mencoblos

Kompas.com - Akibat tidak ada konfirmasi dari petugas Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), sejumlah pekerja batal masuk daftar pemilih tambahan di Kelurahan Kenari, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

"Perwakilan RSCM waktu itu bilang mau kasih nama ke kelurahan, tapi sampai sekarang enggak ada," kata Sekretaris Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Kenari, Sunardi, kepada Kompas.com, Rabu (9/4/2014).

Menurut Sunardi, seorang petugas RSCM telah mendatangi kantor Kelurahan Kenari sepekan lalu. Petugas tersebut mengatakan hendak memberikan 251 nama karyawan kepada petugas PPS kelurahan untuk dimasukkan ke dalam daftar pemilih tambahan. Hal itu, karena sejumlah karyawan tersebut dijadwalkan akan mencoblos ketika sedang bekerja.

Namun, hingga pemungutan suara berlangsung hari ini, PPS Kelurahan Kenari tidak menerima data tersebut.

Sunardi maupun anggota PPS Kelurahan Kenari yang lain tidak mengetahui pasti alasan data tersebut tidak jadi diberikan. Ia menduga ada perubahan kebijakan mengenai pencoblosan yang ditetapkan petugas rumah sakit.

Menurut Sunardi, para karyawan RSCM akan dirujuk ke tempat pemungutan suara (TPS) nomor 15 bila masuk dalam daftar pemilih tambahan. Namun, bila dapat menunjukkan surat A5 dari kelurahan tempat tinggal sebagai tanda pindah TPS, maka mereka tetap dapat ikut mencoblos di sana.

TPS tersebut terletak paling dekat dari RSCM. TPS di Jalan Kenari tersebut berjarak 200 meter dari RSCM. Hingga pukul 09.15 WIB, tidak ada karyawan maupun pasien RSCM yang telah terdaftar memilih di sana.

Beberapa karyawan yang bekerja di RSCM mengakui tidak mencoblos pada pemilu ini. "Tahun ini agak enggak jelas infonya, soalnya TPS udah enggak ada di sini (RSCM)," kata Mala, perawat di RSCM.

Menurut Mala, karena tahun ini tak dibangun TPS di RSCM, karyawan yang bekerja pada hari itu dibebaskan untuk memilih di mana saja. Namun, bila ingin memilih di TPS sekitar rumah sakit, mereka harus mengurus sendiri kelengkapan pemindahan pemilihan tersebut. Karena belum sempat mengurus, dia pun golput.

Yahrul, sekuriti di RSCM, juga mengatakan bahwa jam kerja yang dimulai sejak pukul tujuh pagi hingga pukul dua siang membuatnya melepaskan hak suaranya. Sebab, jarak antara tempat tinggalnya di Depok dengan RSCM terpaut jauh, sehingga ia tak dapat menyoblos di TPS dekat rumahnya karena sudah tutup.

Menurut Yahrul, petugas rumah sakit awalnya berniat mengumpulkan surat A5, namun karena tak ada koordinasi hal tersebut batal dilakukan.
...more