Sunday, October 31, 2010

Marzuki: Pindah Saja ke Daratan

Kompas.com - Menanggapi bencana tsunami di Mentawai, Ketua DPR RI Marzuki Alie (Partai Demokrat) justru menyalahkan para korban yang tetap tinggal di tepi pantai. Ia juga menyarankan agar warga pindah ke daratan.

"Mentawai itu kan pulau. Jauh itu. Pulau kesapu dengan tsunami, ombak besar, konsekuensi kita tinggal di pulaulah," kata Marzuki di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (27/10/2010).

Saat ditanya, konsekuensi apa yang dimaksudnya, Marzuki menjawab, "Ya kalau takut kena ombak, jangan tinggal di tepi pantai," ujar Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Demokrat ini.

Dengan letak dan posisi Mentawai, menurutnya, sulit bagi warga untuk menyelamatkan diri saat terjadi bencana. "Saya tanya, kalau tinggal di Mentawai, ada peringatan dini soal tsunami sempat enggak dua jam dia tinggalkan Mentawai? Ya enggak sempat," katanya.

Karena itu, Marzuki menyarankan warga Mentawai agar pindah untuk tinggal di daratan. "Kalau tinggal di pulau itu sudah tahu berisiko, pindah sajalah. Namanya kita negara di jalur gempa dan tsunami luar biasa. Kalau tinggal di pulau seperti itu, peringatan satu hari juga tidak bisa apa-apa," ujar dia.
...more

Pangdam Cendrawasih Ragukan Kebenaran Video Kekerasan Papua

Liputan6.com - Panglima Daerah Militer (Pangdam) Cendrawasih Mayor Jenderal Hotman Marbun, Senin (25/10), masih meragukan kebenaran video kekerasan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) kepada seorang warga yang diduga anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM). Meski demikian Pangdam tidak membantah jika anggotanya pernah melakukan pemukulan saat menginterogasi warga meski tidak sampai mencederai.

Pernyataan Pangdam itu tentu membuka fakta baru terkait kekerasan yang dilakukan anggota TNI di Papua. Yang menjadi pertanyaan apakah masih ada kasus kekerasan yang lain selain kekerasan dalam video yang diperkirakan direkam April lalu ini? Video
...more

Sunday, October 24, 2010

Tuan Mati, Anjing Jaga Jasad 7 Hari

Surya.co.id - Seekor anjing herder akhirnya mati di ujung senapan serbu polisi. Padahal, beberapa menit sebelumnya, si anjing telah menunjukkan kesetiaan tiada tara pada tuannya yang telah sepekan meninggal.

Cerita ini bermula dari ditemukannya Jonathan Samiaji, 43, pewaris toko jamu ’Pusaka’, di Jl Pasar Besar 39, Kota Malang, yang tewas membusuk di dalam toko tersebut, Kamis (21/10) kemarin. Kapolsekta Klojen Kota Malang, Kompol Kartono mengatakan, penemuan jenazah ini berawal dari kecurigaan warga, dengan bau busuk dari dalam toko tersebut. ”Bau busuk ini sudah tercium warga sejak tiga hari sebelumnya,” ujar Kartono.

Berusaha menjawab kecurigaan, petugas Linmas di kawasan tersebut, Suroso, akhirnya berinisiatif menelepon Polsekta Klojen. Tak menunggu lama, sejumlah polisi pun berdatangan ke lokasi.

Di saat yang sama, warga juga menjemput Lilik Lusiana, 63, bibi Jonathan, yang diyakini menjadi salah satu kerabat terdekatnya. Atas persetujuan Lilik juga, pukul 09.00 WIB, polisi mulai membongkar pintu toko yang memang dalam keadaan terkunci dari dalam.

Di dalam, polisi menemukan mayat Jonathan yang terbujur membusuk di atas sebuah sofa lusuh. Namun, baru saja hendak mendekati mayat itu, suara salakan anjing mengagetkan para petugas yang hendak mengevakuasi jasad pria lajang itu.

Seekor anjing herder, berukuran cukup besar, berdiri di sisi jenazah Jonathan. Sebagian polisi, termasuk Kepala Satuan Sabhara Polresta Malang, AKP Susanto, menceritakan, anjing itu cukup menakutkan.

Matanya menatap liar ke arah semua polisi yang memasuki ruangan itu. Sambil terus menyalak, sempat juga ia memamerkan taringnya yang besar.

Sesekali ia berjalan hilir mudik, menunjukkan rasa tak senangnya terhadap orang asing. Setiap seorang polisi berusaha mendekati mayat, berbalas salakan dari si anjing. Karena itulah, alih-alih mendekati jenazah Jonathan, tak banyak polisi yang bahkan berani masuk ke dalam ruangan tersebut.

Susanto sebenarnya sempat berinisiatif menjinakkan anjing itu dengan menyemprotkan merica semprot. Namun, senjata semprot bawaan polisi yang dikenal dengan istilah OC (Oloresin Capsicum)-3 ini nyatanya tak mempan.

”Anjing itu hanya berjalan mundur, tapi malah mendekati jenazah korban,” kata Susanto.

Rencana A gagal, polisi lalu mulai memikirkan cara lain untuk mendekati anjing. Cara yang ditempuh, adalah dengan memanggil pawang anjing.

Rencana B ini rupanya berhasil. Dengan sebilah bambu panjang, tiga orang pawang, dengan pakaian lengkap penjinak anjing, berhasil mengarahkan anjing itu untuk masuk ke kamar mandi.

Sesegera mungkin setelah anjing itu masuk, seorang pawang mengunci kamar mandi dari luar, hingga akhirnya proses evakuasi jenazah Jonathan berjalan mulus.

Takut Rabies

Usai proses evakuasi jenazah, masalah lain muncul, yaitu mau diapakan si anjing itu. Kartono mengaku pihaknya menyerahkan nasib anjing itu kepada Lilik. Kepada bibi Jonathan itu, Kartono memberi dua pilihan, dibawa pulang, atau dibunuh di tempat.

Opsi kedua ini, menurut Kartono, diberikan polisi mengingat kekhawatiran anjing bisa berbahaya bagi warga sekitar. ”Toh, kita tidak tahu riwayat anjing itu. Misalnya, bagaimana kalau dia kena rabies,” ujar dia.

Lilik, yang tak bersedia merawatnya, akhirnya menyetujui opsi kedua. Kartono, dan sejumlah pejabat polisi pun sepakat untuk menembak mati anjing tersebut.

Di sebuah kamar kosong, anjing itu ditembak dua kali dengan senjata laras panjang SS1-V2 milik seorang personel Sabhara. ”Tembakan pertama, anjing itu sebenarnya sudah tersungkur, tapi masih bernapas. Dua menit kemudian, kita putuskan untuk beri tembakan kedua,” kata Kartono. Anjing yang nenek moyangnya berasal dari Jerman itu pun menyusul tuannya ke alam baka.

Kartono juga mengatakan, setelah dipastikan tewas, Lilik sempat meminta warga dan polisi untuk membantu menguburkan anjing itu di sepetak tanah kosong di belakang toko.

Mengenai peristiwa ini, Lilik tak sempat menjelaskan banyak hal. Ia mengaku masih sangat berduka dengan kematian keponakannya itu.

Namun, ia menduga, Jonathan tewas karena sakit asma yang dideritanya sejak kecil. Dan dia tahu persis, kalau anjing itu memang milik Jonathan.

Bahkan, menurut Lilik, Jonathan sudah sangat lama membesarkan anjing itu. ”Sejak bayi, anjing itu dibesarkan oleh Jonathan sampai sekarang. Seingat saya dulu diberi seorang teman dia,” kata Lilik.

Lilik juga mengakui, keponakannya yang dikenal sebagai duda sebatang kara itu punya kehidupan yang serba tertutup. Ia adalah pribadi pendiam yang introvert.

Terlebih, sejak ia gagal dalam berumah tangga. Ia dikenal semakin menutup diri dari kehidupan bersosial.

Kehidupan Jonathan yang menyedihkan itu sebenarnya terlihat dari kondisi dalam rumahnya yang tak terawat dan penuh debu. ”Karena kasihan, sesekali, saya mengantarkan makan ke dia. Tapi, itu juga sangat jarang,” kata Lilik, yang mengaku sudah sebulan lalu terakhir bertemu dengan Jonathan.

Anjing itu, kata Lilik dan sejumlah warga sekitar, merupakan satu-satunya sosok sahabat yang menemani kehidupan Jonathan sehari-hari. Warga percaya, anjing itu terus menjaga Jonathan, sampai majikannya itu tewas membusuk sekalipun.

Ada dugaan anjing itu sudah tidak makan selama sepekan. Berdasarkan keterangan seorang warga, toko itu sekitar sepekan tutup, dan baru empat hari lalu warga mencium bau busuk. Warga memperkirakan Jonathan meninggal sejak sepekan lalu, sehingga tidak bisa memberi makan si anjing.

Sikap bermusuhan yang ditunjukkan anjing itu kepada para petugas diduga karena anjing itu tidak ingin ada yang mengganggu tuannya. Tak mengherankan kalau anjing itu berlaku demikian.
...more

Indomie 'Berbahaya' di Taiwan Mestinya untuk Spesifikasi Pasar Indonesia

Detik.com - Mie instan produk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), Indomie yang dianggap Taiwan 'berbahaya' ternyata sebenarnya untuk spesifikasi pasar Indonesia. Tak heran, ketika sampai di Taiwan, produk itu langsung tak memenuhi standar negara tersebut.

Hal itu terungkap berdasarkan hasil klarifikasi Kantor Dagang Indonesia (KDI) di Taiwan kepada pihak produsen mie instan yakni Indofood untuk memberikan keterangan mengenai informasi tersebut. Klarifikasi itu diajukan setelah KDI di Taiwan mendapat surat pemberitahuan dari Departemen Kesehatan setempat terkait kasus temuan produk mie instan Indomie 'berbahaya'.

"Yang ditemukan di Departemen Kesehatan Taiwan adalah produk Indomie yang harusnya beredar di Indonesia," kata Kepala Bidang Perdagangan Kantor Dagang dan Ekonomi Taiwan Bambang Mulyatno di gedung DPR-RI, Senayan, Jakarta, Senin (11/10/2010).

Sebelumnya, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) memastikan produk buatan Indonesia itu aman dikonsumsi.

"Kita jamin (Indomie) aman. Tidak apa-apa," kata Kepala BPOM, Kustantinah, kepada detikcom, Senin (11/10/2010).

Kustantinah menjelaskan BPOM mempunyai aturan yang mengatur bahan tambahan makanan yang diperbolehkan ada di dalam pangan dengan batas maksimum penggunaannya. BPOM mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan nomor 722 tahun 1988 yang salah satunya mengatur masalah bahan tambakan makanan.

Menurut dia, BPOM telah melakukan pengawasan dan pengujian terhadap bahan pengawet nipagin yang ada di dalam Indomie.

"Yang digunakan sebagai pengawet, ada di dalam kecap 250 mg per kg produk. Pengujian dan pengawasan kita tidak lebih dari situ. Jadi tidak apa-apa," ujar dia.

Sementara Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Fransiscus Welirang juga mengatakan, Taiwan memiliki kriteria khusus atas produk Makanan Minuman yang masuk ke negaranya, berbeda dengan standarisasi internasional yang ditetapkan Codex Alimentarius Commission (CAC). Forum CAC (Codex Alimentarius Commission) merupakan organisasi perumus standar internasional untuk bidang pangan.

"Prinsipnya Taiwan memang memiliki ketentuan dan spec (spesifikasi) berbeda karena tidak anggota Codex dunia seperti kita," jelas

Sebelumnya, media-media di Taiwan mengabarkan penarikan Indomie dari sejumlah supermarket. Indomie ditarik karena mengandung Methyl P-Hydroxybenzoate yang dilarang di Taiwan. Tidak hanya di Taiwan, dua jaringan supermarket terbesar di Hong Kong juga menyetop penjualan produk INDF.  Pemerintah Hong Kong pun akan melakukan tes uji produk Indomie.

Namun, berdasarkan rilis resmi Indofood CBP Sukses Makmur, selaku produsen Indomie menegaskan, produk mie instan yang diekspor ke Taiwan sudah memenuhi peraturan dari Departemen Kesehatan Biro Keamanan Makanan Taiwan.

"Sehubungan dengan pemberitaan di media massa Taiwan baru-baru ini, mengenai kandungan bahan pengawet  E218 (Methyl P-Hydroxybenzoate) dalam produk mi instan Indomie, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menjelaskan bahwa produk mi instan yang diekspor oleh Perseroan ke Taiwan telah sepenuhnya memenuhi peraturan dari Departemen Kesehatan Biro Keamanan Makanan Taiwan," jelas Taufik Wiraatmadja, Direktur ICBP dalam siaran persnya.

ICBP telah mengekspor produk mi instan ke berbagai negara di seluruh dunia selama lebih dari 20 tahun. Perseroan senantiasa berupaya memastikan bahwa produknya telah memenuhi peraturan dan ketentuan keselamatan makanan yang berlaku di berbagai negara di mana produk mie instannya dipasarkan.
...more

Rusak Speaker Musala, Pria Amerika Disidang di Lombok

Detik.com - Warga negara Amerika Serikat (AS) Luke Gregory (54) menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Gregory harus berurusan dengan hukum, akibat ulahnya marah-marah dan merusak perangkat pengeras suara, saat orang tengah mengaji di salah satu musala di kawasan wisata Pantai Mandalika, Lombok Tengah.

Jaksa mendakwa Gregory dengan pasal berlapis. Dia didakwa melakukan perbuatan tidak menyenangkan, sekaligus tindakan penodaan terhadap agama, mengacu pada pasal 335 dan 156 A KUHP.

Pengadilan Negeri Praya pada sidang perdana Selasa (12/10/2010) siang telah mendengarkan keterangan para saksi terkait aksi sembrono bule Amerika itu.

Ulah nekat Gregory itu terjadi bulan Ramadan lalu. Gregory yang sudah tinggal di kawasan wisata Pantai Mandalika, selatan Lombok, tak kurang dari 10 tahun, tiba-tiba merasa terganggu dengan aktivitas tadarusan Alquran warga sekitar yang menggunakan pengeras suara. Kebiasaan umat muslim di Lombok, dengan pengeras suara tadarus dilakukan hingga tengah malam.

Gregory lalu ke musala dan di sana, ia marah-marah. Saksi melaporkan, Gregory mencabut kabel pengeras suara yang digunakan untuk tadarus secara paksa. Saksi lain menyebut, terjadi aksi dorong-dorongan, sehingga perangkat di musala itu rusak berantakan.

Warga setempat tak terima atas ulah Gregory. Warga pun mengamuk, dan merusak rumahnya. Gregory sendiri diamankan polisi, untuk mengantisipasi aksi anarkis.

Di tengah menunggu sidang di PN Praya, Selasa siang, Gregory yang oleh warga lokal disebut Amaq Greg, menampik semua tudingan itu. Ia mengaku memang terganggu atas aktivitas tadarus yang menggunakan pengeras suara itu. Namun kata dia, ia tak merusak perangkat pengeras suara musalla.

‘’Saya didorong. Pengeras suara akhirnya jadi berantakan,’’ ucapnya dengan bahasa Indonesia lancar dengan logat khas bule.

Toh meski begitu, Gregory menyerahkan kasusnya pada proses hukum di pengadilan. Sidang akan dilanjutkan pekan depan.
...more

Agar Facebook Tak Dibajak, Jimly Sarankan Password Bukan Tanggal Lahir

Detik.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Ashiddiqie menjadi korban pembajakan akun Facebook. Agar hal serupa tidak menimpa orang lain, Jimly menyarankan password akun di jejaring sosial tidak menggunakan tanggal lahir.

"Saya imbau kepada siapa saja jangan menggunakan password yang mudah dipakai orang," kata Jimly kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Kamis (21/10/2010).

Jimly menyatakan itu usai melaporkan kasusnya pada polisi. Jimly mengakui, akunnya dibajak orang jahat karena menggunakan sandi yang mudah dibaca. "Saya memang pakai password tanggal lahir saya untuk akun facebook," ujar pria kelahiran Palembang 17 April 1956 ini.

Akun Facebook guru besar UI yang beralamat di "Jimly Tiga" dibajak oleh orang yang tidak dikenal. Akun Jimly lalu digunakan untuk menipu orang lain. Modusnya, orang tersebut mengirimkan pesan kepada beberapa teman yang ada dalam list Jimly dan menawarkan sejumlah barang untuk dibeli dengan setengah memaksa dan mencatut nama dirinya.

"Ya katanya menjual laptop murah eks selundupan. Sudah ada satu orang dari Manado yang tertipu, ia  diminta mengirimkan Rp 15 juta. Tapi akhirnya dia tahu itu bukan saya, orang yang menipunya mengaku bernama Hendra dengan nomor telepon 085298336765 dan rekening yang digunakan BNI 46 atas nama Tri Utoro dengan nomor 342001033944537," beber Jimly.

Sebenarnya, akun Jimly sudah dibajak sejak sebulan lalu. Namun akhir-akhir ini ia kian terganggu, karena aksi si pembajak kian menjadi-jadi.

Jimly sebenarnya punya 3 akun Facebook. Akun pertamanya dia hapus, kemudian akun keduanya Jimly Ashiddiqie, dan akun ketiganya, Jimly Tiga. Akun Jimly Tiga inilah yang dibajak.

Jimly mendatangi Mabes Polri pagi ini. Ia langsung diterima oleh penyidik Bareskrim Mabes Polri. Jimly didampingi oleh Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Iskandar Hasan.

"Nanti kita akan proses. Kalau ada yang melaporkan kita terima. Semua laporan dari masyarakat kita terima, nanti akan ditangani oleh unit cyber crime," tutur Iskandar Hasan.
...more

Perkelahian Dua Siswi SMK Terekam Kamera

Liputan6.com - Saling pukul, tendang, dan banting. Begitulah perkelahian dua siswi di lapangan Jenderal Sudirman, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, yang terekam lewat kamera telepon selular. Bukannya segera melerai, sejumlah pelajar lain justru asyik menonton perkelahian itu, termasuk murid sekolah dasar. Perkelahian berakhir setelah beberapa orang memisahkan kedua siswi itu.

Dalam video, tak jelas nama sekolah yang tertera di seragam kedua siswi. Namun, diduga keduanya pelajar salah satu SMK di Takalar. Video perkelahian itu kini tersebar di kalangan pelajar. Umumnya para pelajar menyayangkan perbuatan kedua siswi itu. "Tidak memiliki moral, tidak malu dilihat orang," kata Wahida, salah seorang pelajar, Kamis (21/10).

Lalu bagaimana sikap pihak sekolah? "Kita akan telusuri. Kita panggil orangtuanya," kata Wakil Kepala Sekolah SMK 2 Takalar Nasrul.

Hingga kini, belum diketahui penyebab perkelahian itu. Namun, apa pun motif perkelahian, pihak sekolah akan menindak tegas dan memberikan sanksi kepada mereka. Video
...more

Saturday, October 09, 2010

Ketahuan Berjualan, Warga Dihukum Cambuk

Liputan6.com - Eksekusi hukum cambuk dilaksanakan di Depan Masjid Al Munawarah, Kota Jantho, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam, Jumat (1/10). Tiga warga dicambuk karena ketahuan berjualan makanan di bulan Ramadan lalu. Tindakan tersebut melanggar Peraturan Daerah NAD.

Wanita berinisial MRN dicambuk sebanyak tiga kali. Temannya dicambuk dua kali. Seorang pria berinisial FACH juga ikut dicambuk karena berjudi di warung internet. Hukumannya delapan kali cambukan.

Pihak Satuan Polisi Pamong Praja Aceh dan Dinas Syariat Islam Aceh berdalih, hukuman tersebut berlaku bagi semua warga negara. Hukuman ini pula yang paling mudah dilaksanakan. Video
...more

Belum Dapat Mobil Dinas, Anggota DPRD Ngamuk

Liputan6.com - Sejumlah anggota DPRD Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (29/9), mengamuk karena tidak kebagian mobil dinas. Anggota dewan yang terhormat menumpahkan kekesalan mereka kepada Ketua DPRD Kabupaten Jayapura.

Pantauan SCTV, sejumlah anggota Dewan berteriak-teriak layaknya sedang berunjuk rasa. Untungnya, tidak ada perusakan akibat kekesalan akibat belum mendapat mobil dinas ini. Sementara itu Ketu DPRD lebih dulu mendapat mobil dinas. Video
...more

Duh, Taufiq Kiemas Keseleo Lidah Lagi

Kompas.com - Lagi-lagi, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Taufiq Kiemas "keseleo" lidah ketika membacakan naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta, Jumat (1/10/2010).

Kendati teks sudah di tangan, suami mantan Presiden Megawati Soekarnoputri ini setidaknya melakukan kesalahan setidaknya empat kali. "Bahwa perjuangan pergerakan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia..." ucap Taufiq putus-putus.

Padahal, kalimat yang semestinya adalah "Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia, dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia...."

Begitu pula ketika politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini membacakan Sila Ketiga Pancasila. "Persatuan Indonesia yang dipimpin oleh hikmat..." katanya. Padahal, Sila Ketiga seharusnya adalah Persatuan Indonesia.

Kesalahan lagi-lagi terucap ketika pejabat tinggi negara ini membacakan Sila Kelima. "Keadilan sosial bagi bangsa Indonesia." Padahal, Sila Kelima Pancasila berbunyi, "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia."

Usai upacara, ketika dikonfirmasi soal pembacaan Pembukaan UUD 1945 yang belepotan itu, Taufiq hanya menjawab riang. "Biasa, namanya juga orang tua. Agak salah bacanya," kata Taufiq.

Apa ukuran teks-nya terlalu kecil, Pak? "Teksnya cukup besar. Saya saja yang salah baca," ungkapnya.

Aksi keseleo lidah oleh Taufik tak hanya berlangsung kali ini saja. Ketikapertama memimpin Sidang Paripurna MPR dengan agenda pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Taufiq juga sempat salah ucap. Berulang kali dia melakukan kesalahan penyebutan nama dan gelar yang seharusnya sudah familiar.

Kesalahan fatal pertama berawal dari kealpaan pria yang juga akrab disapa TK itu untuk menyebutkan nama Jusuf Kalla dan Baharuddin Jusuf Habibie pada saat awal pidato pembuka paripurna.

TK pun berulang kali salah menyebutkan gelar yang melekat pada nama Susilo Bambang Yudhoyono. SBY, yang bergelar doktor, dilafalkannya sebagai "dokter". Setelah melakukan ralat beberapa kali, tetap saja dia mengulang kesalahan yang sama. "Bapak Dokter...eh Doktor Susilo Bambang Yudhoyono," demikian TK meralat kesalahannya yang terkadang disertai kata "maaf".

Kesalahan tak hanya pada penyebutan gelar. Saat menutup sidang paripurna, TK bahkan salah menyebut nama Susilo Bambang Yudhoyono, bertukar dengan gelarnya. "Terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak Susilo Doktor... maaf... Doktor Haji Susilo Bambang Yudhoyono," kata TK dengan sedikit gugup, disambut geerr kecil dari para anggota Dewan.

Putri TK, Puan Maharani, berdalih, kesalahan yang dilakukan ayahnya hanya persoalan teknis semata. "Yang membantu dan menyiapkannya kurang sigap," kata Puan yang juga anggota DPR periode 2009-2014.
...more

Di Jambi Gadis Tidak Perawan Tidak Boleh Sekolah

Koranbaru.com - Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jambi Bambang Bayu Suseno, mengeluarkan wacana kontroversial soal penerimaan siswa baru (PSB) sekolah negeri di Jambi. Yakni, tes keperawanan bagi siswa lulusan SD-SMA. Jika tak lulus tes, alias tak perawan, seorang gadis tak bisa melanjutkan sekolah. Nah?

“Idenya sederhana. Bagi yang punya anak gadis, tentu takut anak-anaknya “dirusak” sebelum waktunya. Makanya, dengan tes keperawanan sebelum melanjutkan sekolah, anak-anak gadis otomatis bisa menjaga sendiri kehormatannya,” beber Bambang Bayu Suseno, beberapa waktu lalu.
Kemarin (19/9), Bambang kembali mengulang wacana itu.

Tampaknya dia serius. Saking seriusnya, dia siap mengajak berbagai pihak untuk mendiskusikan wacana tersebut, yang, katanya, bakal dituangkan dalam rancangan peraturan daerah (Ranperda) Provinsi Jambi gagasan Komisi IV.
“Kalau perlu kita buat diskusi, semua boleh kasih pendapat. Memang kontroversial, tapi tujuannya kan baik, menjaga moral anak-anak kita,” jelasnya.

Bambang berpendapat, jika siswa yang terlanjur sudah menikah dilarang bersekolah di sekolah negeri, kenapa siswa yang tak perawan masih boleh bersekolah. Padahal, prakteknya hampir sama, siswi bersangkutan posisinya bukan lagi sebagai seorang gadis. Dasar hukumnya memang belum dipelajari lebih jauh oleh Bambang.

Aswan Zahari, Ketua Komisi IV, secara tidak langsung memberi dukungan atas wacana tes perawan pada PSB tersebut. Namun, Aswan terkesan enggan bicara banyak. “Perlu dibahas,” jelas Aswan, beberapa waktu lalu.

Menurut Bambang, selama ini pergaulan anak-anak remaja di Jambi kian memprihatinkan. Kedekatan lawan jenis semakin sulit diawasi orang tua. Pacaran yang menjurus ke arah eksploitasi seksual, dikhawatirkan sudah terjadi. Kondisi ini, tentunya membuat semua orang tua yang memiliki anak gadis, bakal cemas setengah mati. “Seperti saya, semua anak saya perempuan,” ujar polisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu, lagi.

Dinilainya, pengawasan sekolah, orang tua, sangat lemah terhadap pergaulan remaja saat ini. Makanya, tak ada pilihan lain selain menyerahkan pengawasan sepenuhnya kepada anak itu sendiri. Dari sana lah, muncul ide pembuatan ranperda tes keperawanan pada PSB.

Dengan tes keperawanan membayangi, tiap anak gadis secara otomatis bakal menjaga kegadisannya dengan sendiri. Dia tak mudah dipengaruh, tak mudah dibujuk dan tak mudah menyerahkan diri kepada pacar, teman atau pihak lain yang mencari keuntungan dari anak usia belasan.

“Sebab, kalau nanti dites, dan ternyata dia tidak perawan lagi, langsung dinyatakan tak bisa melanjutkan ke sekolah,” jelasnya.
Prakteknya nanti, siswi lulusan SD yang akan meneruskan pendidikan ke SMP, akan diterapkan tes keperawanan. Begitu pun lulusan SMP menuju SMA dan SMA menuju perguruan tinggi, semua harus lewat penjaringan tes keperawanan.

Akankah berlaku dalam waktu dekat? Soal ini, Bambang juga sudah mempunyai pemikiran antisipasi. Katanya, tes keperawanan pada PSB itu belum bisa dilakukan dalam waktu dekat. Perlu sosialisasi dan pelaksanaan yang bertahap.
Misalnya, tahun ini diterapkan untuk SD masuk SMP, “kalau anak-anak kan tak terlalu mengkhawatirkan, jadi bisa langsung diterapkan,” jelasnya.

Tahun berikut, baru dilanjutkan SMP masuk SMA dan SMA masuk PT. Secara garis besar, wacana ini memang perlu dibahas lebih dalam lagi. Aturan-aturan yang dibuat nanti, harus tidak bertentangan dengan undang-undang. Jika ranperda tes keperawanan pada PSB bisa ditelurkan Jambi, sudah pasti Jambi bakal jadi provinsi yang pertama punya peraturan seperti itu. “Intinya, perlu didiskusikan lagi,” jelasnya.

Terpisah, Sudirman, Kepala Biro Hukum Setda Provinsi Jambi, sempat mengemukakan beberapa pandangan soal wacana itu. Menurut Sudirman, ranperda tes keperawanan pada PSB, kemungkinan bisa melanggar hak azasi manusia. Selain itu, ada beberapa peraturan perundang-undangan yang juga dilanggar. Seperti undang-undang pendidikan.

“Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan, ini amanat undang-undang loh. Jadi, siapapun, baik perawan atau tidak, berhak bersekolah,” beber Sudirman, beberapa hari lalu.
Meski begitu, Sudirman tetap memberi peluang wacana itu berkembang. Apalagi, perda inisiatif adalah hak dari anggota dewan. “Tapi perlu dipelajari lagi lah, walaupun tujuannya bagus,” jelasnya.

Sementara, Sulaiman Abdullah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jambi, ketika dikonfirmasi soal wacana pembuatan ranperda itu, langsung menyambut baik. Katanya, moral remaja memang perlu dipelihara.
Tes keperawanan pada seleksi masuk sekolah, bisa saja diterapkan. Dan perda yang mengatur itu, boleh saja dirancang, “asal tidak melanggar aturan yang ada,” tandasnya.
...more