Saturday, January 30, 2010

Kontainer Terbalik, Polisi Kabur

Gara-gara dihentikan polisi di jalan curam, sebuah kontainer terbalik dan menimpa dua sepeda motor, Selasa (26/1) petang. Kontainer berbobot 30 ton yang tengah membawa jagung itu terbalik di Jalan Raya Mayor Oking, Citeurep, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa barat.

Menurut pengakuan sang sopir, ia tidak bisa mengendalikan kendaraannya karena diberhentikan polisi di jalur yang curam. Meski telah berusaha sekuat tenaga, kontainer tetap menyelonong dan akhirnya terguling menimpa dua sepeda motor.

Ketika peristiwa nahas itu, sang polisi diduga hendak meminta uang jatah atau yang biasa disebut ngemel. Ironisnya, bukan membantu kelancaran lalu-lintas yang macet setelah kejadian, sang polisi malah kabur meninggalkan lokasi. Video


...more

Korban Selongsong Rudal Disantuni Rp 300 Ribu Selama 3 Tahun

Dua warga Lumajang yang tertimpa selongsong rudal ujicoba milik PT Pindad Malang segera diberi santunan. Santunan sebesar Rp 300 ribu per bulan itu akan disalurkan lewat rekening korban selama 3 tahun.

Sayangnya, santunan itu baru akan diberikan oleh PT Pindad setelah korban dinyatakan sembuh dengan adanya surat pernyataan dari dokter.

"Saya sudah setujui biaya hidup yang akan diberikan oleh PT Pindad sebesar Rp 300 ribu selama 3 tahun," kata Bunyar Rianto, anak kedua pasangan Muhammad dan Tiyamah, saat dihubungi detiksurabaya.com, Jumat (29/1/2010).

Menurut dia, selain satunan biaya hidup selama 3 tahun. PT Pindad juga menanggung segala biaya pengobatan di rumah sakit sampai kedua korban dinyatakan sembuh oleh dokter. Tidak hanya itu, PT Pindad juga melakukan renovasi rumah Muhammad.

"Kalo rumah bapak akan diberi keramik, dipasangi plafon dan internit, serta pengecatan di ruang tamu dan teras rumah," jelas Bunyar.

Surat pernyataan kesanggupan untuk menanggung biaya pengobatan, perbaikan rumah dan satunan biaya hidup selama 3 tahun ditanda tangani oleh Restu Purwowidodo, selaku Kepala Departemen Engineering Divisi Munisi PT Pindad (Persero).

Sedangkan dari pihak keluarga korban, diwakili Bunyar Rianto (35) anak kedua korban, serta Jatmiko (55).

Sementara yang menjadi saksi dalam surat kesepakatan, ditandatangani Camat Tempeh Sugeng Priyono, Danramil Tempeh Lettu Suyono, Kapolsek Tempeh Aipda Lugito, Bakesbangpol Lumajang Teguh Imam Santuso dan Kades Pandan Arum Usman.

Sementara itu dari penyataan Direktur RSUD Dr Haryoto Lumajang, dr Triworo Setyowati, kondisi korban saat ini sudah membaik. Namun, keduanya masih berada di ruang ICU, agar luka keduanya tidak mengalami infeksi.


...more

Sunday, January 17, 2010

Dituduh Maling, Keluarga Mengamuk di Mall

Puluhan warga mengamuk di pusat perbelanjaan Hadi Mall di Jalan Yos Sudarso, Manokwari, Papua, Sabtu (16/1) siang. Aksi itu dipicu tuduhan mencuri minuman kaleng yang dialamatkan pada salah satu warga Fanindi Pantai, Manokwari.

Menurut salah satu saksi mata, tuduhan mencuri diucapkan seorang kasir terhadap seorang ibu bernama Welly Saidui saat berbelanja. Padahal minuman kaleng yang dituduhkan tersebut sebelumnya dibeli dari luar. Selain mengamuk, warga juga menuntut agar kasir yang menuduh Welly agar keluar dan mempertanggungjawabkan perkataannya.

Massa yang marah lalu menyandera dua karyawan lain sebagai jaminan. Dengan berjalan kaki, keduanya digiring ke rumah korban yang terletak di kompleks Fanindi Pantai. Masih penasaran, warga kembali ke Hadi Mall dan menuntut kasir untuk keluar dari toko.

Kekesalan warga memuncak saat sang kasir dibawa keluar dari pintu samping Hadi Mall dengan pengawalan ketat polisi. Sejumlah anggota keluarga korban sempat mengamuk untuk menghajar karyawan tersebut. Beruntung, polisi menyelamatkan karyawan tersebut dari amuk massa.

Aksi tersebut membuat pusat perbelanjaan itu langsung ditutup. Keributan juga sempat memacetkan arus lalu lintas di depan jalan Hadi Mall. Video

...more

Wednesday, January 13, 2010

Kencing di Makam Keramat, Belasan Buruh Ditampar Setan

Jangan sembarangan buang air kecil alias kencing. Apalagi di tempat-tempat yang dianggap keramat oleh sebagian orang. Bisa-bisa Anda akan mengalami kejadian aneh seperti belasan buruh PT Ssangyong.

Kisah aneh ini dialami mereka usai buang air kecil di dekat makam keramat Habib Muhammad atau Embah Priok, Koja, Jakarta Utara. Tidak berapa lama kemudian, mereka mengaku ditampar setan.

Sebagian dari mereka mengaku mengalami rasa kaku di bagian leher. Ada juga buruh yang mulutnya terus terbuka dengan posisi kepala melihat ke atas. Mereka bahkan sampai harus menjalani perawatan di RS

"Seperti ada menampar pipi saya, dan saya juga sempat melihat bayangan perempuan yang menampar pipi saya," ujar salah seorang buruh, Yanwar (20) asal Jombang, Jawa Timur, di RS Koja, Jakarta Utara, Selasa (12/1/2010).

Meski sudah mendapat perawatan, belasan buruh tersebut masih juga merasakan sakit. Mereka kemudian meminta agar didatangkan paranormal.

"Katanya, mahkluk halus itu minta korban 1 ekor sapi," ujar Yanwar menirukan ucapan paranormal.

Peristiwa ini terjadi, Senin (11/1) sekitar pukul 14.00 WIB. Empat orang langsung dilarikan ke RS Koja. Beberapa jam kemudian, korban bertambah 3 orang. Hingga pukul 21.00 WIB korban bahkan sudah mencapai 12 orang.

Korban diantaranya, Eko, Mulyadi, Sulis Suryono, Agus, Fauzi, Yanwar, Umar, Andri, Soni, Kending. Hingga saat ini masih ada 10 orang lagi yang dirawat di IGD. Mereka diinfus dengan cairan berwarna merah.

Menurut keterangan dokter di IGD RS Koja, mereka keracunan. "Mereka ada indikasi keracunan," kata dokter tersebut.

...more

Nasi Bungkus pun Kena Pajak di Pekanbaru

Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru agaknya tengah meningkatkan pendapatan asli daerah lewat sektor pajak. Sampai-sampai, nasi bungkus di kota itu pun dikenakan pajak 10 persen.

Pajak terhadap nasi bungkus itu tertuang dalam Perda No 6/2006. Kebijakan itu berlaku bagi seluruh rumah makan dan restoran di Pekabaru. Nilai pajak ini 10 persen dari hasil penjualan. Sehingga setiap konsumen membeli nasi bungkus, maka harganya akan naik 10 persen dari harga normal.

Penerapan pajak nasi bungkus ini menuai protes para kalangan pengusaha rumah makan. Mereka menilai, Perda ini melemahkan daya jual nasi bungkus. Saat ini rata-rata nasi bungkus yang dijual minimal Rp 10 ribu. Dengan penerapan Perda No 6/2006, mau tidak mau konsumen harus membayar nasi bungkus menjadi Rp11 ribu.

"Sekarang ini saja penjualan kami terus merosot. Kok sekarang ada Perda lagi yang mengatur pajak setiap nasi bungkus. Ini sangat memberatkan kami. Dengan pajak ini mau tidak mau kami harus menaikkan harga nasi bungkus demi membayar pajak ke Pemkot Pekanbaru," keluh Nurmalah, pemilik rumah makan di Jl Tuanku Tambusai kepada detikcom, Senin (11/01/2010).

Pemilik rumah makan mengaku tidak kuasa menolak penerapan Perda yang dianggap pajak berganda itu. Sebab, Pemkot Pekanbaru tidak akan memperpanjang izin usaha mereka jika menolak kebijakan tersebut.

"Kalau kami tidak melaksanakannya, ancaman serius akan kami dapatkan, misalnya surat izin usaha yang saban tahun harus diperpanjang bisa dihentikan. Mau tidak mau kami harus menaikan harga nasi bungkus," keluh Nur.

...more

Saturday, January 02, 2010

Tali ID Pers Wartawan Istana dari Malaysia

Wartawan Istana Kepresidenan mendapatkan kartu identitas baru untuk masa aktif tahun 2010. Ada yang beda dari kartu identitas ini. Tali kartu identitasnya merupakan produksi Malaysia. Wah!

"Ini dari Malaysia," ujar Kepala Biro Pers Istana Kepresidenan DJ Nachrowi saat memberikan pembekalan kepada lebih dari seratus wartawan Istana di Wisma Negara, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (30/12/2009).

Alasan memakai produk Malaysia, menurut Nachrowi lantaran produk tersebut memiliki kualitas yang bagus dan memenuhi standar internasional, namun harganya miring. "Tali ini sepertinya cocok. Karena memang sesuai dengan anggaran dan kemampuan kami," ujarnya.

Tali yang dipakai untuk menggantung ID Istana berwarna biru. Bertuliskan 'Pers dan Media Istana Kepresidenan 2010'. Sementara ID Pers Istana Presiden sendiri didominasi oleh warna abu-abu, selain 3 warna yang lain yakni merah, putih dan biru.

Nachrowi menjelaskan, saat mengikuti Presiden SBY melakukan kunjungan kenegaraan ke beberapa negara, pihaknya juga melakukan survei untuk mencari tali yang pas dan murah untuk dijadikan pengikat ID Istana. Dan akhirnya pilihan jatuh ke Malaysia lantaran memiliki kualitas yang bagus serta setara dengan tali-tali ID Card yang biasa dipakai dalam acara-acara internasional.

"Datangnya baru kemarin," ujar Nachrowi.

Soal harga, Nachrowi enggan menjelaskan. Namun yang jelas harganya tidak mahal dan sesuai dengan anggaran yang ditentukan. "Ini tidak ada yang bisa memalsukan. Cuma orang Malaysia saja yang bisa memalsukan," candanya disambut tawa seratusan wartawan yang hadir di Wisma Negara.

...more