Monday, April 26, 2010

Cewek Manis Juara UN Tak Bisa Kuliah

Dina Bakti Pertiwi, 18, tak pernah menyangka akan menyabet nilai tertinggi Ujian Nasional (Unas) untuk program IPS se-Jawa Timur. Tidak hanya Dina, keluarganya pun tak percaya. Namun kegembiraan itu kini berubah menjadi beban. Pasalnya, siswi SMAN 1 Jember ini terancam tak bisa kuliah karena tidak adanya biaya.

Dina memang mempunyai rekam jejak sebagai sang juara di kelas dan sekolahnya. Menjadi juara sekolah sudah biasa disandang remaja kelahiran 22 Desember 1991 itu sejak duduk di bangku SD dan SMP.

“Tetapi kali ini benar-benar tidak menyangka. Kaget waktu diberitahu teman-teman yang melihat pengumuman di internet. Katanya saya juara satu se-Jatim. Saya malah tidak tahu,” kata Dina saat ditemui Surya di rumahnya, Jl Letjen Suprapto IX/22 Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, Jember, Minggu (25/4).

Dina meraih nilai tertinggi Unas untuk program IPS yakni 54,75, atau rata-rata nilai 9 untuk masing-masing mata ujian. Dia baru secara resmi menerima pengumuman hasil Unas tersebut dari sekolah pada Senin (26/4) hari ini.

Mengobrol dengan remaja satu ini amat menyenangkan. Teman bicaranya akan tertulari nada optimistis dan semangat saat ia berbicara. Dia juga tetap semangat ketika disinggung perekonomian keluarganya yang cupet setelah meninggalnya sang ayah, M Syafi’ hampir dua tahun silam. “Wah harus tetap optimistis meski ekonomi keluarga pas-pasan. Sekarang juga lagi nyari cara agar saya nanti bisa kuliah,” tegas anak ketiga dari lima bersaudara itu.

Cewek hitam manis ini kemudian menceritakan keinginannya setelah lulus SMA. Dia punya dua pilihan untuk kuliah nanti, yakni memilih Fakultas Ekonomi Universitas Jember melalui jalur PMDK, atau Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) Jakarta. Namun untuk masuk melalui jalur PMDK, keluarga Dina harus menyediakan uang Rp 6.750.000. Angka yang terbilang besar bagi keluarga itu. “Angka segitu, besar sekali. Kami jelas tidak akan mampu,” ujarnya.

Dia sebenarnya ditawari pihak sekolah untuk mengikuti progam Bidik Misi Departemen Pendidikan Nasional yang menyediakan beasiswa penuh bagi mahasiswa berprestasi dan berasal dari keluarga kurang mampu. Namun Dina dengan terpaksa tidak memilih program itu karena sebenarnya dia ingin kuliah di STAN.

“Kalau saya ikut Bidik Misi, sampai lulus saya harus kuliah di tempat kuliah awal saya. Tetapi dengan ikut PMDK, saya masih bisa ikut tes lain, seperti ikut STAN,” ujar Dina.

Dina memang berharap bisa masuk STAN, selain karena kecintaannya pada akuntansi dan manajemen keuangan, dia juga melihat masa depan lulusan STAN lebih pasti. Apalagi Dina sangat menyadari kondisi keuangan keluarganya.

Andaikata diterima di STAN saja, Dina juga masih coba berpikir keras bagaimana caranya bisa survive. Sebab, meskipun biaya kuliah di sekolah tinggi berikatan dinas itu gratis, namun biaya buku dan kos tetap ditanggung mahasiswa. Padahal, biaya kos di Jakarta ditambah anggaran beli buku, tentu tidak murah.

Dari dua kakak Dina, yang pertama, Doni, kemampuan ekonominya juga terbatas karena sehari-hari hanya bekerja di usaha mebel. Sedangkan kakaknya yang kedua menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Singapura, dan bersuamikan warga negara Malaysia.

Ibunya, Tri Hartini, kini menjadi orangtua tunggal yang harus menghidupi tiga anaknya yang masih sekolah. Dua kakak Dina sudah menikah.

Meski ekonomi pas-pasan, Hartini sangat menekankan pentingnya pendidikan bagi tiga anaknya yang masih sekolah. “Saya ingin tiga anak saya ini bisa sekolah tinggi. Ya saya harap ada donatur yang bisa membantu biaya sekolah anak saya,” ujar Hartini, yang sehari-hari berjualan nasi pecel dan juga menjadi pembantu di rumah tetangganya.

Saat SMA lalu, Dina mempunyai donatur yang membiayai sekolahnya sejak kelas dua. Yayasan Ad-dhuha Jember yang mencarikan donatur untuknya. Sementara dua adiknya mendapat keringanan biaya pendidikan dari sekolah masing-masing.

Meski telah mendapat keringanan biaya sekolah, Hartini tetap harus pontang-panting mencari uang untuk menafkahi tiga anak dan ibu kandung Hartini yang tinggal bersamanya. Dulu, sebelum Dina mendapatkan donatur, Hartini harus menggadaikan barang-barang di rumahnya untuk melunasi SPP Dina agar bisa ikut ujian.

“Ya sekarang juga mau nyari donatur dan semoga ada yang membantu biaya awal kuliah saya. Kalau sudah kuliah, saya akan mencari beasiswa, dan siap kerja sampingan untuk nambah biaya kuliah agar tidak memberatkan ibu,” kata Dina.

Dina mengaku tidak risih ketika harus bekerja saat kuliah nanti. Apalagi semenjak SMA, dia sudah mencari uang saku sendiri antara lain dengan cara memberikan les tambahan untuk teman sekelasnya. “Hasilnya lumayan untuk uang saku dan biaya les sebelum Unas,” ujarnya.

Dina memang hanya bisa mengikuti les yang berbiaya murah, seperti les dari guru sekolahnya. Dia tidak mampu mengikuti les di tempat bimbingan belajar seperti kebanyakan murid SMAN 1 Jember. “Lha wong biayanya jutaan, jelas tidak mampu. Saya cukup les yang biayanya Rp 40 ribu per bulan,” imbuhnya.

Meski murah, les tersebut sangat berarti baginya. Apalagi ditunjang kecerdasan yang dia miliki, nilai tertinggi Unas itu seakan menjadi penebus bagi penyuka mata pelajaran Matematika itu. “Pokoknya optimistis, nyantai aja, dan berusaha. Kemarin saja sebelum Unas, HP saya hilang tapi tidak saya pikir banget dan dibawa nyantai saja. Jadinya gak ganggu konsentrasi saat Unas,” tukas cewek yang suka nyanyi dan jalan-jalan itu.

Bantuan Provinsi

Mendapati informasi bahwa salah satu siswa peraih nilai Unas tertinggi di Jatim berasal dari keluarga tidak mampu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Suwanto memberi instruksi tegas pada jajaran Dindik Kabupaten/Kota untuk melakukan pendataan. “Kirim data siswa berprestasi dari keluarga miskin ke Dinas Pendidikan Provinsi. Segera,” demikian instruksi yang diberikan Suwanto, saat menjawab pertanyaan Surya, Minggu (25/4) malam.

Mantan Kadis Infokom Jatim itu menambahkan, Dindik Jatim akan mengusulkan para siswa berprestasi itu untuk mendapatkan beasiswa Bidik Misi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Dindik Jatim juga menjanjikan akan membantu siswa berprestasi dari keluarga miskin untuk bisa mendapatkan beasiswa khusus yang dianggarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, meskipun beberapa PTN saat ini telah menutup proses pendaftaran jalur Beasiswa Bidik Misi (BBM).

Seperti diberitakan sebelumnya beberapa PTN di Jatim, khususnya di Surabaya, telah menutup jadwal pendaftaran program BBM. ITS, Unesa, IAIN Sunan Ampel telah menutup pendaftaran dan tengah melakukan proses seleksi untuk segera mengumumkan calon mahasiswa yang berhak menempati kuota BBM. Sedangkan Unair sudah menutup jadwal pendaftaran calon mahasiswa BBM, tapi proses seleksi calon mahasiswa BBM Unair akan dijalankan melalui SNMPTN.

Program BBM sebenarnya telah disosialisasikan dan dibuka pendaftarannya sejak Februari lalu. “Saya minta dinas kabupaten/kota bisa lebih aktif mendata siswa berprestasi dari keluarga miskin, karena pada prinsipnya kami akan membantu mereka,” tegas Suwanto.


...more

Pemimpin Klub Poligami Klaim yang Datangkan Tsunami Aceh

Setelah menggemparkan dengan membuat klub poligami yang dilaunching di Bandung Oktober 2009 lalu, Global Ikhwan kembali bikin geger. Pemimpin spritual Global Ikhwan Abuya Asaari Muhammad Tamimi, mengklaim dirinyalah yang telah mendatangkan tsunami di Aceh Desember 2004 silam.

Pengakuannya dituangkan dalam buku berjudul 'Tsunami Membuktikan Abuya Putra Bani Tamimi (Satria Piningit)," yang diluncurkan 9 April lalu. Buku itu ditulis Hatijah Aam, yang tak lain salah satu istri Abuya Asaari Muhammad At Tamimi. Bertempat di Rumah Makan Sindang Reret, Jalan Surapati, Kota Bandung, Jumat (23/4/2010) malam, Global Ikhwan membedah buku tersebut.

Dalam buku setebal 83 halaman itu, Hatijah menulis bahwa Abuya telah memprediksi tsunami Aceh akan terjadi. Bukan hanya memprediksi, Abuya bahkan mengklaim dirinyalah yang telah mendatangkan tsunami itu. "Meski mengatakan tsunami miliknya, tapi Abuya sangat sadar bahwa Allah yang membuatnya. Abuya hanya pemimpin yang dipilih Allah," ujar Ketua Global Ikhwan Kota Bandung, Mochammad Umar, usai bedah buku, Jumat (23/4/2010) malam.

Sejak dilaunching 9 April lalu, penerbit baru memproduksi 3000 eksemplar dan akan terus ditambah. "Peredaran baru di kalangan intern Global Ikhwan saja, belum dijual bebas," sebut Umar.


...more

Mabes Polri: Perbesar Penis Sebabkan Kendala Saat Latihan

Mabes Polri punya alasan tersendiri mengapa anggotanya tidak boleh memperbesar penis. Anggota Polri yang penisnya diperbesar dapat terkendala saat mengikuti latihan.

"Seperti apabila kita mau latihan itu akan menjadi kendala, menjadi tidak normal dan tidak natural dan menjadi tidak sehat," ujar Wakadiv Humas Kombes Pol Zainuri Lubis kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (23/4/2010).

Menurut Zainuri, untuk menjadi anggota Polri harus lulus sehat jasmani dan rohani. Seperti figur bentuk badan yang ideal, tinggi dan selisih berat badan, mata tidak juling, pendengaran harus bagus dan lulus psikotes.

"Seperti halnya tindik, kita kan ada etikanya juga," kata Zainuri.

Sebelumnya Kapolda Papua Irjen Pol Bekto Suprapto mengatakan, seseorang calon taruna bisa gagal menjadi polisi hanya gara-gara dirinya memperbesar alat kelaminnya.

Bekto pun berpesan kepada seluruh Bupati/Walikota di Papua, untuk memperhatikan hal tersebut. Dia menekankan faktor kesehatan tetap menjadi pertimbangan utama yang tak bisa ditawar untuk menjadi anggota Polri.


...more

Sunday, April 25, 2010

Berbekal Jimat, Pencuri Motor Tetap Roboh Diterjang Peluru

Meski berbekal berbagai jimat, namun Mukram Ferry Irawan (30), pelaku pencurian kendaraan bermotor ini tidak kebal peluru. Tubuh Mukram roboh setelah diterjang timah panas petugas.

Kini, jenazah Mukram, warga Desa Purorejo, Kecamatan Tempursari ini terbujur kaku di Kamar Mayat RS Bhayangkara Lumajang. 3 Timah panas polisi itu menembus pada bagian kaki, punggung dan kepala.

Mukram adalah residivis kambuhan yang kerap keluar masuk penjara. Bahkan pelaku ini menjadi otak serangkaian kejahatan curanmor, pembobolan sarang burung walet dan perampokan di jalanan.

Terkahir kali, pelaku, melakukan pencurian sepeda motor Suzuki Smash bernopol N 5565 ZB di Desa Kali Bendo, Kecamatan Pasirian. Polisi yang sulit mengedus keberadaan pelaku usai beraksi, terus melakukan penyilidikan dan pengintai di tempat pelaku biasa mangkal.

"Pelaku terpaksa dilumpuhkan karena sempat melawan petugas menggunakan clurit dan enggan menyerahkan diri," kata Wakapolres Lumajang, Kompol Elijas Hendrajana, saat ditemui detiksurabaya.com di Mapolres jalan Alun-Alun Utara, Rabu (21/4/2010).

Menurut Elijas, setelah dilumpuhkan, di tubuh pelaku ditemukan kunci T dan berbagai macam jimat. Dengan tewasnya otak pelaku curamor dan curas, polisi berharap masyarakat Lumajang Selatan kembali tenang.

...more

Ingin Masuk Surga, Pengikut Cukup Bayar Rp 1 Juta

Selain melarang pengikutnya untuk menjalankan salat dan puasa, aliran sesat di Probolinggo ini juga menjanjikan surga. Untuk masuk surga, pengikut aliran semacam tharikot ini cukup dengan membayar Rp 1 juta saja.

Ketua PCNU Kabupaten Probolinggo, Kiai Syaiful Hadi, saat dikonfrimasi menjelaskan, jika aliran semacam tharikot yang tidak diakui oleh NU. "Sesatnya aliran itu karena untuk masuk surga cukup dengan membayar Rp 1 juta," jelasnya saat konfirmasi detiksurabaya.com di rumahnya Desa Tongas, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, Senin (19/4/2010).

Untuk masuk aliran tersebut, kata dia, pengikutnya dibait terlebih dulu. "Aliran ini sudah jelas-jelas sesat. Karena sudah menyimpang dengan aqidah Islam," tambahnya.

Melihat sesatnya aliran tersebut, Ketua PNCU Kabupaten Probolinggo mengimbau agar tak mudah terpengaruh dengan ajaran itu. "Kita imbau kepada masyarakat agar tak mudah percaya. Apalagi ajarannya sudah jelas-jelas menyesatkan," imbuh lelaki yang ahli dalam bidang kebatinan itu.

Kiai Syaiful Hadi menegaskan, aliran tersebut berpusat di Sidoarjo. Sedangkan Ketua Cabang Probolinggo bernama ustadz Zaenal Abidin. "Dialah yang menyebarkan ajaran itu di daerah Kecamatan Tongas," katanya.

Agar ajaran yang meresahkan masyarakat itu tidak semakin menjamur, pihaknya sudah melaporkan aliran itu ke Polres Probolinggo. "Kita sudah melaporkannya ke Polres," tandasnya.


...more

Thursday, April 22, 2010

Takut Jadi Sarang Teroris, Pembangunan Masjid Diprotes Warga

Pembangunan sebuah masjid di Dusun Paddusan, Desa Bangkal, Kabupaten Sumenep, Madura diprotes warga. Warga khawatir, masjid yang dibangun tanpa sepengetahuan warga ini akan dijadikan sarang teroris.

Dari informasi yang dihimpun dari warga, letak masjid yang saat ini tengah dalam pembangunan itu berada di dekat bukit desa setempat. Bahkan, para pekerja masjid berasal dari Sukoharjo dan wilayah Solo, Jateng.

Kepala Desa Bangkal, Moh Sirat menjelaskan, sejak tadi malam warga banyak mendatangi balai desa dan sempat melakukan rapat.

"Mereka mempersoalkan masjid tersebut karena dibangun tidak sepengetahuan warga sekitar. Saya pun khawatir jadi sarang teroris seperti yang ditayangkan di TV selama ini," kata Sirat, pada wartawan di balai Desa Bangkal, jalan Gapura-Bangkal, Sumenep, Jumat (16/4/2010).

Pantauan detiksurabaya.com, pembangunan masjid bernama Masjid Noruta Abdullah Jasim tersebut sudah mencapai 70 persen. Sayangnya, saat mencoba mencari keterangan siapa pemilik masjid tersebut, para pekerja lebih memilih dia.

Guna menghindari aksi anarkis yang dilakukan warga, kepala desa akhirnya memilih menghentikan pembangunan hingga mengetahui siapa pemilik ataupun yang bertanggungjawab dengan masjid tersebut.

"Karena warga tidak tahu adanya pembangunan masjid tersebut, dan khawatir dijadikan hal yang tidak diinginkan, maka pembangunan masjid tersebut saya minta dihentikan. Dan sejak hari ini tidak ada aktifitas," tegas Moh Sirat.


...more

Yang Ditabrak Pesawat di Curug Biker yang Nyelonong di Runway

Pesawat latih di Curug ternyata menabrak sepeda motor yang nyelonong di runway. Sepeda motor itu dikendarai penduduk yang mengambil jalan pintas.

"Pada saat pesawat mendarat, ada yang nyelonong, penduduk yang melintas dengan sepeda motor di landasan Bandara Budiarto Curug," ujar Kepala Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bambang S Ervan ketika dikonfirmasi detikcom, Senin (19/4/2010).

Apakah landasan tidak steril dan tidak ada pagarnya? "Itu yang sangat disesalkan bahwa mereka (penduduk) kadang-kadang ngambil jalan pintas menggunakan landasan. Biasanya ada pagar, dijebol. Padahal itu kan daerah restricted. Sangat disesalkan mereka harusnya tahu landasan bukan tempat perlintasan," kata dia.

Akibat insiden itu, kondisi pesawat berjenis TB 10 bernomor registrasi PK AGU itu total loss (rusak berat). Pesawat itu memuat 1 instruktur dan 1 siswa Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug di bawah Kemenhub.


...more

Sunday, April 18, 2010

Mendagri: Pernah Berzina Dilarang Maju Pilkada

Persyaratan bagi seseorang yang akan maju sebagai calon kepala daerah, akan diperketat. Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menyatakan akan merevisi UU tentang pemilihan kepala daerah.

"Orang yang sudah berzina (cacat moral) tidak boleh menjadi bupati. Misalnya, ada video berzina. Itu tidak boleh, harus dibatalkan oleh KPU. Saya dengar dulu ada video selingkuh, belakangan muncul, itu sebenarnya tidak boleh," kata Gamawan kepada para wartawan di Istana Negara, Jumat (16/4/2010).

Ia juga berharap, Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar lebih selektif dalam meloloskan bakal calon yang selama ini mengacu pada 16 syarat.

"Tidak boleh semua orang jadi wartawan, pengetahuan jurnalistik ada dan segala macam, berproses. Untuk jadi tukang gunting rambut, harus jadi tukang cuci rambut dulu, creambath, baru kemudian boleh memotong rambut," katanya, memberi perumpamaan.

Gamawan menolak saat ditanya apakah rencana merevisi UU Pilkada ini terkait maraknya figur kalangan artis yang berniat maju, terutama figur Julia Perez yang ingin berkuasa di Pacitan.

"Nggak, nanti Jupe marah sama saya. 16 syarat untuk menjadi calon gubernur dan bupati memang belum cukup, perlu dimasukkan syarat pengalaman. Punya pengalaman di partai politik, organisasi kemasyarakatan, dan anggota legislatif," kata Mendagri Gamawan.


...more

Joshua Berlagak Kesurupan Agar Clara Bugil

Joshua, pacar temannya DS alias Clara Adeline Supit, 23, korban foto bugil di Facebook, pura-pura kesurupan agar korban mau difoto bugil. Keterangan Joshua ini berdasarkan pengakuannya kepada polisi.

Menurut Kepala Satuan (Kasat) Reskrim Polres Kota Bogor, Ajun Komisaris Polisi, Irwansyah, Joshua punya keinginan untuk melihat foto perempuan telanjang. Kemudian dia meminta bantuan mantan pacarnya Misly untuk mencari perempuan yang mau difoto telanjang.

Misly kemudian meminta Clara agar mau difoto bugil dengan menjanjikan uang.

"Jadi kesurupan hanya modusnya saja agar ia melihat cewek telanjang itu. Joshua berdalih agar sembuh dari kesurupan harus melihat foto telanjang," kata Irwansyah kepada VIVAnews, Rabu 14 April 2010.

Dikatakan Irwanyah, Misly menginginkan agara pacarnya itu sembuh dari kesurupannya. Myslih meminta bantuan kepada Clara untuk foto bugil menggunakan handphone Joshua.

Usai dipotret, foto Clara disimpan di handphone Joshua. Ternyata, Joshua dan Cristian melihat dan menyimpan di dalam laptop.

Belakangan, Albert rekan Joshua, mengambil gambar bugil Clara itu. Albert kemudian mengupload gambar Clara di jejaring pertemenan Facebook.

Berdasarkan keterangan, Albert, penyebaran foto bugil Clara via internet dilakukan Albert atas persetujuan Cristian dan Joshua.

Keduanya, akan dijadikan tersangka. ”Jadi, yang akan dijadikan tersangka akan berjumlah 3 orang,” jelasnya.


...more

Wednesday, April 14, 2010

FPI "Adili" Pelaku Penghinaan Ulama

Puluhan anggota Front Pembela Islam (FPI) Ciamis mendatangi Desa Cijohe, Kecamatan Cipaku, Ciamis, Jawa Barat, Sabtu (10/4). Mereka mengamankan Ato dan Yanto, yang dituduh menghina Kiai Mumu, tokoh agama setempat.

Massa terlihat geram dan langsung melakukan pengeroyokan terhadap kedua pelaku. Aksi mereka dihentikan oleh koordinator aksi. Massa juga membawa keduanya ke sebuah masjid untuk dimintai keterangan. Di dalam masjid, massa nyaris memukuli keduamya karena dianggap berbicara berbelit-belit.

Akhirnya, aparat Polsek Cipaku turun tangan dan berusaha menenangkan aksi massa. Setelah dilakukan perundingan, kedua pelaku mengakui perbuatannya dan meminta maaf kepada Kiai Mumu. Massa pun membubarkan diri dengan tertib.


...more

Saturday, April 10, 2010

Hidup di Kandang demi "Membeli" Sebuah Keadilan

Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum tidak sedang mengurus besarnya nominal kerugian negara akibat kejahatan mafia hukum. Satgas sedang dihadapkan pada besarnya penderitaan yang mesti ditanggung sebuah keluarga, rakyat kecil, akibat kejahatan hukum yang tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi hingga di Desa Karangampel, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Casnawi (51) bertubuh kecil, terkesan rapuh, dengan kulit legam. Ia seorang buruh tani. Namun, tekad kuat untuk melawan ketidakadilan tecermin jelas ketika ia menuturkan kisahnya. Ia memperjuangkan nasib adiknya, Kadana, yang pekan ini divonis tujuh tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Indramayu karena didakwa membunuh. Ia yakin adiknya tidak bersalah dan disiksa di tahanan selama proses hukum berjalan sejak ditangkap Juli 2009.

Saat seorang polisi, disebutnya bernama Nana, meminta uang sebagai ”penebus keadilan” untuk adiknya, Casnawi melakukan segala daya agar bisa memenuhinya. Dalam benaknya yang sederhana, mungkin harus begitu caranya agar keadilan bisa didapat.

Mula-mula ia dimintai Rp 6 juta. ”Supaya Kadana tidak dipukuli,” katanya. Lalu, Rp 3 juta untuk jaksa, Rp 1,5 juta ketika pindah tahanan, Rp 2 juta lagi untuk jaksa, serta Rp 900.000 dan Rp 600.000 untuk ”menutup berkas” entah apa.

Dia pernah mengantarkan uang Rp 300.000 yang diminta polisi pukul 01.00. Ia menempuh jarak 10 kilometer dengan becak menuju rumah sang polisi. Total Rp 14,3 juta yang diberikan Casnawi dan keluarga Kadana itu mesti ”dibayar” dengan penderitaan berat.

Kadana, juga buruh petani, adalah ayah dari enam anak yang masih kecil. Istrinya, Darmi, yang tak bisa berbahasa Indonesia, terpaksa menjual rumahnya dan kini menumpang di sebuah kandang kambing. Kandang sempit milik tetangga itu ditempati Darmi bersama enam anaknya selama hampir sembilan bulan terakhir.

Setelah menjual rumah demi ”membayar” keadilan, Casnawi dan Darmi terperanjat saat Kadana dituntut 13 tahun penjara oleh jaksa dan kemudian divonis tujuh tahun penjara. Mereka tersadar penderitaan keluarganya tak cukup untuk ”membeli” keadilan.

”Apabila memang adik saya pembunuhnya, silakan dihukum seumur hidup. Istri-anaknya bisa saya tanggung. Tetapi, adik saya tidak membunuh. Polisi dan jaksa, yang dahulu minta uang terus, sekarang ditelepon pun enggak bisa,” ujar Casnawi.

Tragedi keluarga Kadana mulai terungkap di media massa saat Casnawi mengamuk mendengar vonis hakim di PN Indramayu. Kasus ini sampai kepada Satgas. Sekretaris Satgas Denny Indrayana memberi kesempatan Casnawi bicara karena kasus ini benar-benar mengusik rasa keadilan.


...more

Friday, April 09, 2010

Pasangan Selingkuh Diikat di Pos Ronda Tanpa Busana

Bus (36), oknum guru madrasah di jajaran Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat yang sudah mempunyai anak istri, menjalin cinta terlarang dengan Yus (28), yang juga sudah memiliki suami. Bus terhitung nekat luar biasa. Ketika suami Yus sedang piket pada sebuah instansi, giliran Bus "piket" ke rumah Yus melalui pintu belakang di Desa Seuneubok, Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam.

Warga desa yang gerah akhirnya benar-benar tak tahan melihat perselingkuhan tersebut. Hasilnya, Rabu (7/4/2010) sekira pukul 02.00 dini hari, rumah Yus digerebek. Benar saja, pria Bus sedang "piket haram" untuk kesekian kalinya di rumah Yus saat suami wanita itu sedang piket kerja.

Warga yang emosi lalu menggelandang kedua pezina tersebut ke pos ronda desa dalam kondisi tanpa busana alias bugil. Keduanya lalu diikat di pos ronda, disaksikan puluhan warga Desa Seuneubok, Kecamatan Johan Pahlawan, yang ikut menggerebek.

Berdasarkan keterangan dan informasi yang dikumpulkan dari sejumlah warga di lokasi kejadian, penangkapan dan penggerebekan yang dilakukan massa tersebut karena aksi selingkuh keduanya telah lama terjadi. Lebih dari itu, warga kasihan dengan suami Yus yang pontang-panting piket, sementara Yus tega piket rahasia dengan oknum guru madrasah ibtidaiyah negeri (MIN).

Bahkan, modus operandi yang dilakoni Bus tersebut diperkirakan berlangsung satu tahun terakhir. Untuk melakukan aksi mesumnya, Bus masuk melalui pintu belakang rumah Yus setiap suami Yus piket dinas.

Setelah ditangkap warga, pasangan mesum itu diarak dengan tubuh tak berbusana, yang kemudian diikat di pos ronda desa. Massa yang emosi langsung menghajar Bus hingga bonyok dan akhirnya terpaksa dilarikan ke IGD RSUD Cut Nyak Dhien, Meulaboh, dengan kondisi babak belur.

Sementara pasangan perempuan yang tak berbusana itu juga diamankan perangkat desa dan aparat keamanan serta diboyong ke Mapolres Aceh Barat guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Apalagi, warga selama ini kesal dengan perbuatan Yus dan Bus, yang merupakan warga Kabupaten Nagan Raya tersebut, karena selalu berbuat mesum saat suami korban tak berada di rumah.

Secara terpisah, Kepala Satpol PP dan WH Aceh Barat T Salahuddin melalui Komandan Operasi WH Aceh Barat T Abdurrazak, SPdi, yang dikonfirmasi Prohaba, membenarkan ada kejadian dimaksud. Menurut dia, Bus merupakan PNS di jajaran Kementerian Agama setempat dan Yus ditengarai warga telah lama terlibat afair terlarang atau zina. Kedua pelaku itu melanggar Qanun Nomor 14 Tahun 2003 tentang mesum dengan ancaman hukuman cambuk di muka umum.

Namun, katanya, kasus itu telah dilimpahkan ke Mapolres Aceh Barat guna dilakukan penanganan selanjutnya karena kedua pelaku dikhawatirkan akan diamuk massa. Masyarakat emosi dan marah akibat ulah mereka selama ini, yang dinilai telah mengotori desa setempat.


...more

Sunday, April 04, 2010

Demi Keamanan, Misa Dipindahkan ke Restoran

Umat Katolik di wilayah paroki Parung, Bogor, Jawa Barat, terpaksa memindahkan lokasi misa Jumat Agung ke sebuah restoran, Jumat (2/4) sore. Itu dilakukan setelah massa yang mengatasnamakan Forum Ulama Parung menolak semua bentuk kegiatan ibadat yang dilakukan umat Katolik di Kapel Paroki Parung di Desa Tulang Kuning.

"Untuk mencegah adanya kerusakan dan keselamatan umat terutama anak-anak dan lansia, terkait adanya penolakan kegiatan kita, maka panitia memindahkan misa Jumat Agung ke restoran Garden di Lebak Wangi," kata Ketua Lingkungan Santo Paulus Parung, Bartholomeus Andri, seperti dilansir ANTARA.

Sebelumnya, sekitar 200 orang dari Forum Ulama Parung berunjuk rasa ke Kantor Kecamatan Parung. Mereka menolak segala bentuk kegiatan dan ibadat dalam rangkaian perayaan Paskah yang dilakukan umat Katolik Parung.

Sekitar 1.000 umat Katolik Parung pada Kamis malam sempat merayakan Misa Kamis Putih di tanah Kapel Tulang Kuning, dengan menggunakan tenda besar. Misa yang digelar sejak petang berjalan lancar. Sejumlah aparat kepolisian terlihat ikut mengamankan lokasi jalannya misa.

Namun, sekitar pukul 22.00 WIB, massa yang mengatasnamakan Forum Ulama Parung berdemo menolak semua kegiatan ibadat yang dilakukan umat Katolik di wilayah itu. Massa menilai izin mendirikan bangunan bagi gereja belum ada sehingga umat Katolik tidak boleh melakukan kegiatan ibadat apapun. Mereka mengancam akan membubarkan dengan paksa jika ibadat tetap dilakukan di tempat itu.

Kejadian ini seperti mengulang peristiwa pada perayaan Natal Desember 2009 lalu. Ketika itu umat Katolik Parung harus memindahkan perayaan Natal ke sebuah kantor di Lebak Wangi karena adanya penolakan perayaan di Desa Tulang Kuning.

Umat Katolik Parung sebenarnya sudah mengajukan izin untuk mendirikan bangunan gereja di tanah Tulang Kuning sejak 1990. Mereka juga telah berulang kali mengajukan surat permohonan kepada Bupati Bogor, namun hingga saat ini izin tidak juga keluar.


...more

Ibu-Ibu Pengajian Razia Kontrakan PSK

Ratusan ibu-ibu majelis taklim Kelurahan Kosambi Timur, Tangerang, Banten, mendatangi rumah-rumah kontrakan para pekerja seks komersial yang diduga dijadikan tempat prostitusi, Jumat (2/4). Para ibu resah serta menduga keberadaan para pelacur sebagai biang virus HIV yang menjangkiti warga sekitar.

Berdasarkan pantauan SCTV, semula warga berniat mengusir pemilik rumah namun sejumlah rumah kontrakan sudah ditinggal kabur penghuninya. Sejumlah warga kesal dan mengeluarkan barang-barang dari dalam rumah. Tindakan ibu-ibu pengajian mendapat perlawanan dari pemilik rumah. Hampir terjadi bentrok.

Bentrokan dapat dihindari setelah seorang ulama setempat menengangkan kedua belah pihak. Dalam dialog dengan penghuni rumah kontrakan, warga berharap kampung mereka bersih dari praktik pelacuran. Para ibu pengajian mengancam mengusir para pelacur jika tetap melakukan praktik prostitusi di kampung tersebut.


...more