Friday, January 21, 2011

Tulis Status Kotor di Facebook, 2 Pelajar Dikeluarkan dari Sekolah

Detik.com - Dua orang siswi kelas IX SMPN 8 Kota Kediri dikeluarkan paksa dari sekolah. Hukuman itu diberikan ke keduanya, karena kedapatan menulis kata-kata kotor di wall Facebook miliknya, dan diduga ditujukan ke salah seorang guru.



Kedua pelajar naas itu yakni, Rizki Amelia (15) dan Arum Damayanti (15).

Informasi yang berhasil dihimpun detiksurabaya.com menyebutkan, peristiwa yang menimpa Rizki dan Arum bermula dari adanya razia handphone pada akhir bulan November 2010 lalu. Razia itu dilakukan setelah sebelumnya terjadi kehilangan sejumlah uang milik salah satu siswa. Saat itu tidak ditemukan adanya siswa yang kedapatan membawa handphone di dalam kelas.

Hasil tersebut rupanya tak membuat sekolah puas. Dengan mengerahkan tenaga guru BP agar dengan cara persuasif meminta siswa yang memiliki handphone menyerahkan kepada guru. Dengan janji handphone akan dikembalikan seusai jam pelajaran selesai. Cara tersebut ternyata bisa meminta 9 siswa  menyerahkan handphone miliknya.

Namun seorang tenaga guru BP bernama Shoimah diduga melakukan pelanggaran kesepakatan, dengan menolak menyerahkan handphone milik siswa seusai jam pelajaran. Bahkan sang guru juga dituduh mengungkapkan perkataan ancaman, sesaat setelah berhasil menyita handphone dari sejumlah siswanya.

"Dia bilang, handphone tidak akan diberikan sebelum selesai ujian nasional. Itu kan namanya melanggar kesepakatan," ungkap Nandar, orangtua dari Arum kepada detiksurabaya.com seusai melaporkan peristiwa yang menimpa anaknya ke Inspektorat Kota Kediri, Kamis (20/1/2011).

Nandar menambahkan, pelanggaran yang dilakukan Shoimah tersebut memicu kemarahan anaknya, yang selanjutnya menuliskan kekesalan dalam status Facebook.

"Anak saya nulis wong tuwek kudune kuwi ibadah tur golek pahala, wong arep mati (orang tua itu seharusnya  ibadah dan cari pahala, orang mau mati). Dari sana si Rizki komentar HP ku yo ditahan, pancene huuasuu, dipateni ae penake (HP ku juga ditahan, memang (maaf) anjing, dibunuh saja enaknya)," sambung Nandar.

Tulisan status tersebut rupanya diketahui salah satu guru, yang selanjutnya melaporkannya ke sekolah. Sebagai tindak lanjut, sekolah memanggil kedua siswi bersangkutan dan memintanya menuliskan surat pernyataan permintaan maaf.

Namun hal tersebut rupanya tak cukup, karena belakangan orangtua dari kedua siswi tersebut juga dipanggil ke sekolah, dan diminta dengan sangat agar memindahkan anaknya ke sekolah lain.

"Kalau saya tidak masalah anak saya dipindah, lha wong saya juga sadar anak saya salah. Tapi masalahnya, anak saya down, dia nggak mau sekolah kalau sampai keluar dari SMP delapan," tegas Nandar.

Yang membuat Nandar semakin tidak terima, saat diminta membuat surat pernyataan anaknya juga mendapatkan tekanan dari pihak sekolah, dengan dipaksa menuliskan nama guru yang menjadi sasaran dari status Facebooknya. Terlebih setelah pihak sekolah juga diakuinya tidak bisa menunjukkan print out asli atas tulisan status anaknya "Padahal kan tidak. Anak saya sama sekali tidak menuliskan nama, apalagi sekolah,"
tandasnya.

Atas ketidak terimaannya tersebut, Nandar memilih melapor ke Inspektorat Kota Kediri untuk mencari pemecahan. Terlebih setelah upaya perdamaian dengan guru BP yang diduga menjadi sasaran status facebook anaknya tak kunjung membuahkan hasil, karena yang bersangkutan selalu mangkir dalam 6 kali pertemuan yang dimediasi msekolah dan Dinas Pendidikan Kota Kediri.

Sementara Kepala Inspektorat Kota Kediri Hariyono, dikonfirmasi mengenai adanya laporan tersebut menganggapnya sebagai hal yang salah alamat, karena permasalahan tersebut sebenarnya menjadi kewenangan Dinas Pendidikan untuk menyelesaikannya. Meski demikian dia siap mengambil tindakan, dengan mempertemukan pihak-pihak yang bertikai, agar bisa mendapatkan penyelesaian terbaik.

"Besok rencananya akan saya pertemukan semua, meski sebenarnya ini bukan wewenang saya. Jadi apapaun besok hasilnya, itu bukan keputusan saya, tapi saran tindak," ujar Hariyono.

Hariyono juga berharap keputusan terbaik akan dihasilkan dari permasalahan tersebut, karena penulisan status dengan kata-kata kotor oleh seorang siswi di facebook hendaknya juga bisa dihindari. "Tadi lihat sendiri, saya juga pesan ke orangtua agar bisa mengawasi anak-anaknya saya bermain facebook," pungkasnya.
...more

Hamil Tanpa Suami, Wanita Tuna Netra Diusir

Liputan6.com - Elis Nurhayati bernasib malang. Wanita tuna netra itu diusir keluarganya dan terpaksa tinggal di gubuk yang berada di tengah sawah, baru-baru ini. Hal ini lantaran Elis hamil tanpa ada suami.


Setelah tinggal di gubuk selama lima hari, polisi dan warga kemudian membawa Elis ke puskesmas. Dia diminta menjalani pemeriksaan kesehatan, terutama janinnya. "Sejauh ini baik. Ibunya sehat, bayinya juga sehat," kata Ratna, bidan Puskesmas Ciawi.

Rencananya, Elis akan dirawat di puskesmas dalam beberapa hari terakhir. Ini untuk memulihkan kondisinya yang kurang asupan gizi.

Selepas dari puskesmas, Elis dipastikan tak bisa kembali ke rumahnya. Sebab, keluarganya di Desa Pasirhuni, Ciawi, menolak kehadiran Elis. Hal ini lantaran keluarga malu karena Elis sudah dua kali mengandung tanpa suami.

Kanit Reskrim Polsek Ciawi AKP Burhanuddin mengatakan, bukan hanya menolak, keluarga juga ragu jika Elis diperkosa. Untuk sementara, polisi akan menghubungi Dinas Sosial Ciawi agar mau menampung Elis begitu keluar dari puskesmas. Video
...more

Pelajar Islam Tolak Acara Komunis di Gothe Institute

Liputan6.com - Puluhan pelajar Islam menggelar unjuk rasa di depan Gothe Institute, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/1). Dalam aksinya, aktivis Pelajar Muslim Indonesia ini membakar poster dan memanjat pagar sebagai protes diadakannya kegiatan pembahasan dengan tema komunis.


Aksi Pelajar Muslim Indonesia dilakukan sebagai bentuk protes atas diadakannya acara dengan tema Indonesia and The World in 1965. Para pelajar menilai acara hanya melukai hati rakyat Indonesia apalagi Partai Komunis Indonesia (PKI) telah dianggap sebagai pelaku kejahatan hak asasi manusia.

Protes pelajar ini mendapat pengawalan ketat polisi. Pengunjuk rasa mengancam mengerahkan pelajar dalam jumlah besar jika acara bertema komunis masih diadakan di Gothe Institute. Dalam aksinya, mereka membawa poster penolakan komunis. Seorang pelajar memanjat pagar sambil mengibarkan bendera. Video
...more

HMI Bubarkan Kontes Waria di Jambi

Liputan6.com - Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI cabang Jambi, Ahad (16/1) malam, membubarkan paksa acara kontes pemilihan Miss Waria Jambi 2011 yang digelar di Mall WTC Jambi. Tak ada perlawanan saat pembubaran itu berlangsung. Sejumlah peserta kontes malah berusaha menyelamatkan diri disela-sela penonton.


Mahasiswa menilai kegiatan ini tidak ada manfaatnya sehingga harus dibubarkan. Menanggapi tuntutan mahasiswa, pantia kontes akhirnya menerima dan membubarkan kegiatan yang telah dirancang sebulan lalu itu. Video
...more

FPI-Polisi Bubarkan Pertemuan Lintas Agama

Liputan6.com - Pertemuan lintas agama yang digelar di Hotel Inna Simpang Surabaya, Jawa Timur, dibubarkan sekelompok orang yang mengaku anggota Front Pembela Islam (FPI) serta pihak kepolisian, Kamis (13/1) siang. Pertemuan yang digagas oleh Setara Institut dibubarkan karena tidak punya izin.


Sempat terjadi perdebatan antara polisi dengan FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) mengingat tempat pertemuan tertutup dan berlokasi hanya berjarak puluhan meter dari Gedung Grahadi, tempat berkantornya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama dua hari.

"Keberatan utamanya di sini adalah adanya Ahmadiyah kemudian unsur gay kemudian unsur liberalisme. Kami tak mempermasalahkan semua agama yang diundang yang dilindungi negara. Tapi Ahmadiyah itu sudah menistakan agama Islam," kata Ketua Laskar Pembela Islam Sasmito.

Sementara itu terkait kunjungan Presiden di Surabaya, seharusnya yang mengantongi izin adalah unjuk rasa. Pertemuan di tempat tertutup tak perlu izin. "Pihak kepolisian tunduk pada kelompok tertentu. Kebebasan berkumpul adalah hak setiap warga negara. Kita berkumpul bukan untuk makar atau menyerang negara," kata Wakil Ketua Setara Institut Bonar Tigor Naipospos.

Panitia menyesalkan pembubaran pertemuan yang membahas perlindungan kaum minoritas atas tak adanya jaminan keselamatan dari pemerintah. "Kami mencari sebuah solusi ingin mendapatkan pendapat-pendapat dari banyak pihak apa yang sesungguhnya terjadi. Kami menyayangkan dan mengkritik tindakan kepolisian yang berlebihan," katanya.
...more

Monday, January 10, 2011

Warga Dayak Protes Saksi Kasus Ariel

Liputan6.com - Ratusan warga Dayak di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (8/1), berunjuk rasa di bundaran Tugu Digulis dan gedung DPRD setempat memprotes pernyataan Profesor Thamrin Amal Tomagola saat bersaksi dalam kasus video porno Ariel "Peterpan". Aksi tersebut dikoordinir Dewan Adat Dayak Kalbar dan diikuti sejumlah tokoh Dayak, di antaranya Adrianus Asia Sidot, Yakobus Kumis, dan mahasiswa dari PMKRI Kalbar.

Aksi tersebut diawali dengan berkumpulnya massa di Rumah Betang Jalan Sutoyo yang kemudian berlanjut ke Tugu Digulis Universitas Tanjungpura di Jalan Ahmad Yani dan ke Gedung DPRD Kalbar yang berjarak sekitar 500 meter dengan berjalan kaki. Dalam aksi di Tugu Digulis, massa membawa simbol-simbol seperti bendera dan menggunakan pakaian adat khas Dayak.

Saat berada di gedung DPRD, seorang mahasiswa dari PMKRI, Lidya, menyatakan bahwa mereka menginginkan Profesor Thamrin Amal Tomagola dihukum adat. Salah satu ketua Majelis Adat Dayak Nasional Yakobus Kumis menyatakan, Thamrin layak dihukum adat paling tidak hukum akibat cakap mulut dan pelecehan terhadap masyarakat Dayak.

Sebelumnya, Profesor Thamrin Amal Tomagola, seperti yang dikutip Kompas.com mengatakan bahwa video porno dengan pemeran mirip Ariel tidak meresahkan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat Indonesia menganggap hal itu biasa. Thamrin mencontohkan masyarakat yang tidak resah terhadap video tersebut adalah masyarakat suku Dayak, sejumlah masyarakat Bali, Mentawai, dan masyarakat Papua.

Dia mengatakan, "Dari hasil penelitian saya di Dayak itu, bersenggama tanpa diikat oleh perkawinan bagi sejumlah masyarakat sana sudah dianggap biasa. Malah hal itu dianggap sebagai pembelajaran seks." Video
...more

Thursday, January 06, 2011

Sedang Mesum Dalam Kos, Sejoli Digerebek Warga

Liputan6.com - WARGA menggerebek sepasang sejoli yang sedang berbuat mesum dalam kos, Jalan Meranti Satu, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (5/1) malam.


Pasangan Rusli dan Fatma yang bekerja di salah satu mal di kawasan Panakkukang langsung digelandang ke kantor polisi. Sepasang kekasih ini menutup wajahnya saat dibawa oleh polisi.

Syukur, salah satu saksi yang juga sebagai ketua rukun warga setempat mengakui jika kedua pasangan tidak sah ini digerebek warga sebelum diserahkan ke polisi.

Sebab diduga telah melakukan perbuatan tidak senonoh atau perbuatan mesum. Warga terpaksa menggerebek karena ingin membersihkan lingkungannya dari perbuatan maksiat. Video
...more