Thursday, September 24, 2009

MUI Tolak Miyabi Main Film di Indonesia

Rencana mendatangkan bintang film porno asal Jepang, Maria Ozawa alias Miyabi, untuk bermain film di Indonesia mendapat penolakan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Tampilnya Miyabi dinilai akan merusak citra Indonesia di mata negara lain.

"Sebaiknya janganlah menggunakan bintang porno itu. Walaupun filmnya tidak porno tapi kan bintangnya porno. Kecuali kalau sudah berhenti jadi bintang porno," kata Ketua MUI Ma'ruf Amin saat dihubungi detikcom, Jumat (18/9/2009).

Menurut Ma'ruf, meski film yang akan dibintangi Miyabi itu bukan film porno, tapi citra di masyarakat sudah terbentuk bahwa Miyabi adalah bintang porno. Masyarakat akan punya kesan kurang baik terhadap film tersebut.

Selain itu, tampilnya Miyabi dalam film Indonesia berjudul 'Menculik Miyabi' itu juga berpotensi mencemarkan nama Indonesia di mata negara lain. "Bisa saja Indonesia dapat kesan buruk karena mengimpor bintang porno. Kayak kurang bintang dalam negeri saja," ucapnya.

...more

Sunday, September 13, 2009

Diduga Sesat, Pondok Pengajian Dibakar Massa


Diduga menjadi tempat penyebaran ajaran sesat, sebuah pondok pengajian di Desa Sekong, Pandeglang, Banten, pada Selasa (8/9) malam dibakar ratusan warga. Warga juga merusak rumah pemimpin pondok yang dinilai sesat karena mengajarkan serta melakukan pernikahan gaib dengan seorang janda dan kedua putrinya.
Menurut Sekretaris Desa Sekong, Jufran, pembakaran bangunan yang merangkap musala terjadi selepas salat tarawih. Warga kesal dan resah dengan aktivitas pengajian pimpinan Ustad Sahrudin. Kepada para santrinya yang mayoritas berasal dari Jakarta, Ustad Sahrudin mengajarkan pernikahan gaib, yakni pernikahan yang tidak memerlukan saksi, wali nikah, ataupun penghulu.

Pernikahan gaib sudah dianggap sah hanya dengan kehadiran mempelai laki-laki dan perempuan. Ustad Sahrudin sendiri termasuk yang melakukan praktik perkawinan gaib dengan mengawini seorang janda beranak dua dan sekaligus menikahi kedua anak tirinya tersebut. Dari janda tersebut, Ustad Sahrudin memiliki satu orang anak, sedangkan dari kedua putri tirinya memperoleh tiga anak.
Selain membakar habis bangunan pondok pengajian, massa juga merusak rumah Ustad Sahrudin yang terletak tidak jauh dari pondok. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Sebab sebelum amuk massa terjadi, Ustad Sahrudin dan sejumlah pengurus pondok sedang pergi ke luar kota.
Menurut informasi, Ustad Sahrudin sejak Rabu pagi mulai menjalani pemeriksaan di Mapolres Pandeglang. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saat ini puluhan polisi masih disiagakan di lokasi amuk massa. Video
...more

Wednesday, September 09, 2009

Indonesia Tolak Bantuan Negara Sahabat


Pemimpin negara sahabat terketuk hatinya untuk membantu korban gempa 7,3 skala richter yang mengguncang Pulau Jawa. Namun sejauh ini pemerintah memutuskan belum akan menerima bantuan tersebut.
"Ya memang ada tawaran dari negara sahabat. Tapi tadi oleh kepala BNPB dikatakan untuk tanggap darurat sampai pada titik ini untuk sementara kita bisa tangani," kata Jubir Kepresidenan, Andi Mallarangeng (Partai Demokrat), di Cipanas, Jawa Barat, Kamis (3/9/2009) malam.

Andi mengatakan, Presiden SBY malam ini bermalam di Istana Cipanas sambil menunggu laporan dari Tasikmalaya. Jika berdasarkan laporan Presiden perlu ke Tasik, maka Presiden akan berangkat ke sana Jumat (4/9/2009).
"Kita tunggu laporannya besok tentang situasi terakhir dari sana. Kita lihat situasinya besok bagaimana, apakah semua sudah bisa teratasi dengan baik," ucap Andi.
"Kalau kita lihat tadi, kerusakannya di lokasi tidak meluas, hanya di satu titik saja, tapi korban jiwa banyak. Di Tasik kerusakannya lebih banyak, tapi korban jiwa lebih sedikit," imbuhnya.
...more

Tolak Taksi Berargometer, Ratusan Sopir Angkot Samarinda Mogok

Ratusan sopir angkutan kota berbagai trayek di Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), mogok beroperasi. Mereka menolak pengoperasian taksi berargometer di dalam kota karena akan mengurangi pendapatan.

Ratusan sopir angkot itu memakirkan kendaraan mereka di halaman parkir GOR Segiri Samarinda, Jl Kusuma Bangsa, sejak pukul 10.00 Wita, Selasa (1/9/2009). Sebagian dari mereka mendatangi Balai Kota Samarinda yang tidak jauh berada dari lapangan tersebut.

"Kami tolak argometer sampai kapan pun," kata Syahrin, salah seorang sopir angkot trayek G1 kepada detikcom.

Menyikap aksi unjuk rasa ini, Wakil Wali Kota Samarinda Syaharie Ja'ang kemudian melakukan pertemuan dengan DPC Organda Kota Samarinda dan perwakilan sopir angkot.

Aksi mogok para sopir angkot ini membuat banyak calon penumpang terlantar. Pantauan detikcom, ratusan calon penumpang terlihat berjalan kaki di berbagai ruas jalan. Di Jl Basuki Rahmad dan Jl Kusuma Bangsa yang merupakan kawasan perkantoran, terlihat para PNS berjalan kaki.

"Aneh juga. Sebenarnya pangsa pasar argometer itu kan berbeda dengan angkot. Kalau demo gini bikin susah," ujar seorang PNS Pemkot Samarinda, Gunadi, kepada detikcom.

Nasib serupa dialami Irwandi. Pelajar SMA Al Khairiyah ini harus pulang ke rumahnya dengan berjalan kaki. Padahal jarak antara rumahnya dengan sekolah lumayan jauh, sekitar sekitar 3 km. "Puasa-puasa demo, bikin susah," keluh Irwandi.

Setelah perundingan di Balai Kota menemui jalan buntu,ratusan sopir angkot bergeser menggruduk rumah Walikota Samarinda Achmad Amins di Jl Letjend S Parman. Di sini mereka juga berniat menyampaikan tuntutan yang sama.

Sekadar di ketahui, selama ini tidak ada taksi berargometer yang beroperasi di dalam kota Samarinda. Kalau pun ada taksi, angkutan tersebut hanya mengangkut penumpang dengan tujuan keluar kota. Karena itu, para sopir ini menentang rencana beroperasinya taksi di dalam kota. Para sopir itu khawatir, kehadiran taksi akan mengurangi pendapatan mereka.

...more

Tuesday, September 01, 2009

Program Nasi Murah Buka Puasa di GKJ Solo Dihentikan Polisi


Poltabes Surakarta meminta kepada pengurus Gereja Kristen Jawa (GKJ) Manahan di Kota Solo untuk menghentikan program penjualan paket buka seharga Rp 500. Alasannya demi menjaga kondusivitas karena ada sejumlah elemen masyarakat yang tidak setuju dengan kegiatan tersebut.
Hasil pertemuan antara pengurus GKJ Manahan dengan Kasat Intelkam Poltabes Surakarta, Jumat (28/8/2009), adalah menghentikan program yang telah berjalan selama 13 tahun setiap bulan Ramadan tersebut. Pihak gereja diwakili Pendeta Ratna Ratih, J Soeprapto (mantan Wakil Walikota Surakarta) dan Tumiriyanto (aktivis LSM di Solo).


"Kemarin pihak Poltabes Surakarta sudah datang menemui kami meminta program itu dihentikan. Alasannya pihak kepolisian menerima banyak masukan dan desakan dari sejumlah kalangan yang menyatakan ketidaksetujuan terhadap acara yang telah kami lakukan selama 13 tahun terakhir tersebut," ujar Pendeta Ratih.
Dalam pertemuan hari ini di Poltabes Surakarta, lanjutnya, pihaknya menyatakan program tersebut akan dihentikan sesuai keinginan polisi. Jumat sore ini kami masih mengadakannya sebagai hari terakhir karena nasi berikut lauk-pauknya sudah terlanjur matang.
Jumat petang memang acara penjualan paket hidangan buka tersebut tetap diadakan. Bahkan acara tidak lagi diadakan di dalam gedung gereja seperti biasanya, melainkan diadakan di depan gereja yaitu di jalur lambat Jalan MT Haryono.
Seperti hari-hari sebelumnya, setiap pembeli yang datang harus membayar Rp 500 untuk mendapatkan minuman pembuka, teh, nasi dan lauk. Menu petang ini adalah masakan khas Solo, yaitu timlo. Panitia menyediakan 500 porsi, langsung ludes.
Kapada seluruh hadirin, Pendeta Ratna Ratih mengumumkan bahwa hari ini adalah hari terakhir program nasi murah itu diadakan. Kepada hadirin, dia juga menyatakan bahwa program tersebut terpaksa dihentikan karena mendapat teguran dari pihak kepolisian.
Kepada wartawan, dengan bergurau Pendeta Ratih menyatakan ini adalah perjamuan terakhir. Selanjutnya dengan mimik serius dia mengatakan akan mengupayakan bentuk-bentuk lain untuk mengungkapkan rasa kerukunan beragama dan santunan kemanusiaan bagi warga tidak mampu.
...more