Tuesday, July 31, 2012

Duh! Lima Pasangan Mesum Terjaring Sweeping FPI

Ilustrasi
Detik.com - Lebih dari 300 anggota Front Pembela Islam (FPI) melakukan sweeping kesejumlah titik yang disinyalir jadi tempat maksiat dan peredaran miras di Kota Bandung, Sabtu (28/7/2012) malam. Dalam aksi itu, FPI menjaring beberapa pasangan mesum.

"Total kami menemukan lima pasangan mesum di Hotel Arimbi dan hotel di Jalan Bungsu," ujar Ketua Dewan Syuro dan Keamanan Ketertiban FPI Bandung Raya, Soirin Ahmad Abdullah.

Keenam pasangan mesum itu kemudian didata dan digiring polisi. "Selanjutnya kepolisian yang berwenang menindaklanjutinya. Kita hanya membantu polisi memberantas segala bentuk kemaksiatan yang ada," jelasnya.

Menurut Soirin, penindakan jelas merupakan tugas pemerintah dan polisi. Ia mengaku FPI tetap menghargai segala proses hukum yang berlaku. "Kita ikuti prosedur hukum yang ada," tegasnya.

Di sejumlah titik, FPI juga menyuruh sejumlah perempuan berpenampilan seksi untuk pulang. Rata-rata mereka nongkrong di sisi jalan atau di warung. Seperti di Jalan Jamika misalnya, dua perempuan yang sedang duduk di sebuah kios, diminta pulang.

"Punten ya kang," ucap salah seorang di antara mereka. Sambil berjalan pulang, dua perempuan itu diteriaki massa. "Huuuuuuu," teriak massa serempak.

Sementara untuk miras, FPI menyita puluhan botol miras di kawasan Jalan Sudirman dan langsung menyerahkannya ke polisi untuk diamankan. FPI bahkan sempat bersitegang dengan dua pria mabuk di salah satu hotel. Beruntung hal itu tidak berbuntut panjang, dan dua pria langsung digiring polisi.

Pantauan detikbandung, para pedagang di sejumlah titik kaget dengan kedatangan massa yang bergerombol. Mereka tak bisa menolak kedatangan massa yang langsung memeriksa barang yang mereka jual.

Meski tempat jualannya diperiksa, mayoritas pedagang pasrah. "Mangga (silahkan - red) diperiksa," ucap salah seorang pedagang di kawasan Kebon Kawung.

Massa terus bergerak ke sejumlah titik hingga berakhir di Jalan Pasir Koja. Aksi sweeping lokasi yang disinyalir tempat maksiat dan penjualan miras itu dimulai sekitar pukul 22.00 WIB, Sabtu malam, dan berakhir pukul 00.30 WIB, Minggu (29/7/2012).
...more

Rhoma Irama: Kampanye SARA Dibenarkan

Kompas.com - Raja dangdut Rhoma Irama yang juga merupakan tim kampanye pasangan calon gubernur Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli menuturkan, kampanye yang mengusung suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dibenarkan. Hal ini disampaikannya saat memberikan ceramah shalat tarawih di Masjid Al Isra, Tanjung Duren, Jakarta Barat, Minggu, (29/7/2012).

"Di dalam mengampanyekan sesuatu, SARA itu dibenarkan. Sekarang kita sudah hidup di zaman keterbukaan dan demokrasi, masyarakat harus mengetahui siapa calon pemimpin mereka," kata Rhoma Irama.

Rhoma pun menyebutkan nama Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshidiqie atas dasar pembenaran penggunaan isu SARA. "Saya dapat berbicara seperti ini karena memang dibenarkan Ketua Dewan, Jimly Asshidiqie," katanya.

Senada dengan ustaz dan pengurus masjid sebelumnya yang mengajak para jamaah untuk memilih yang seiman, Rhoma Irama juga mengimbau para jamaah untuk memilih pemimpin yang seiman. "Islam itu agama yang sempurna, memilih pemimpin bukan hanya soal politik, melainkan juga ibadah. Pilihlah yang seiman dengan mayoritas masyarakat Jakarta," ujarnya.

Dalam ceramahnya, Fauzi Bowo lebih banyak mengingatkan tentang berkah di bulan Ramadhan. "Di bulan Ramadhan mari saling mempererat habluminannas dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Bulan ini merupakan kesempatan emas melakukan ibadah lebih tekun dan khusyuk agar mendapat bonus Allah," ujar pria yang akrab disapa Foke ini.

Dalam akhir paparannya, Foke mengklaim keberhasilannya dalam membuat suasana kondusif selama memimpin Jakarta. "Jakarta ini bukan kota yang sederhana. Saya bersyukur, selama saya memimpin, tidak ada satu pun masyarakat Jakarta yang memaksa mereka berhenti melaksanakan aktivitas," tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Foke memberikan sumbangan kepada anak asuh PKU yang dikelola Muhammadiyah Tanjung Duren dan Masjid Al-Isra, bantuan masjid sebesar Rp 28 juta, Al Quran, alat olahraga, dan lampu hemat energi. Hadir pula Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Fajar Pandjaitan, Wali Kota Jakarta Barat Burhanuddin, dan petinggi harian Poskota.
...more

Saturday, July 28, 2012

Jakarta Bisa Gempa Seperti Padang Jika tak Dipimpin Muslim

Yahoo.com - Calon incumbent Gubernur DKI Fauzi Bowo menghadiri acara buka puasa, bersama alim ulama di Masjid Al-Muttaqin, Jumat (27/7/2012).

Ceramah seorang ustad di masjid tersebut, lagi-lagi menyinggung masalah SARA, jelang Pemilukada DKI putaran kedua.

Masjid Al-Muttaqin di Jalan Sukamulya III RT 08/01, Kemayoran, Jakarta Pusat memang ada dalam agenda Safari Ramadan Fauzi Bowo.

Dalam ceramahnya, Ustad Fahmi Albuqorih mengatakan, Umat Islam harus mencari pemimpin yang beriman, sehingga memiliki rasa takut dosa dan akan melakukan perbuatan adil.

"Umat Islam harus cenderung memilih pemimpin yang seiman. Saya lahir dan besar di Jakarta. Jadi, saya punya beban yang sangat berat melihat orang Islam memilih pemimpin yang bukan dari golongan kita. Saya tidak dipesan untuk omong seperti ini, melainkan karena saya sangat prihatin," ujar Fahmi.

Menurutnya, Jakarta bakal tercerai dan ternoda, bila yang memimpin Jakarta bukan dari golongan Muslim.

Sang ustad menambahkan, tak pantas kaum Muslim mengangkat pemimpin yang bukan dari golongan Muslim sendiri.

"Kalau Jakarta dipimpin non Muslim, maka bisa saja Jakarta seperti Padang, yang dilanda gempa dan banjir bandang seperti saat ini," tuturnya.

"Saya pesan, Anda semua boleh memilih siapa saja, tapi jangan keluar dari kaidah Islam. Karena, perjuangan para habaib dan habib akan ternoda kalau kita memilih orang-orang yang bukan dari golongan kita," paparnya.
...more

FPI Razia Warung Makan di Cianjur

Liputan6.com - Massa Front Pembela Islam atau FPI merazia warung makan yang buka siang hari di Kota Cianjur, Jawa Barat, Rabu (25/7). Dalam aksi kali ini, FPI tidak melihat warga yang tidak berpuasa di warung makan.

Dalam razia ini anggota FPI sempat bersitegang dengan seseorang ketika melintas di depan masjid Ahmadiyah. Namun, polisi cepat melarang saat anggota FPI akan masuk ke dalam masjid.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Timur Pradopo sudah menegaskan ormas dilarang menggelar razia selama Ramadan. Namun, aksi tersebut masih dilakukan oleh sejumlah ormas. Video
...more

Monday, July 23, 2012

FPI Akui Rusak Spanduk Distro yang Dinilai Lambang Setan

Detik.com - Front Pembela Islam (FPI) Kota Bandung mengaku melakukan perusakan spanduk yang dianggap menampilkan lambang setan. Spanduk yang diturunkan paksa itu terpampang di atas toko distro Prapatan Rebel, Jalan Dewi Sartika No 4, Kota Bandung.

"Tadi kita mau demo ke DPRD Bandung. Saat melintas di Jalan Dewi Sartika, melihat ada spanduk lambang setan yang kami anggap juga lambang kafir. Ya langsung kami dudut (tarik)," jelas Ketua Dewan Syuro FPI Kabupaten dan Kota Bandung Soirin Ahmad Abdullah saat ditemui disela-sela unjuk rasa di DPRD Kota Bandung, Rabu (18/7/2012).

FPI menyayangkan munculnya spanduk tersebut hadir di ruang publik. Spanduk bergambar hexagram dan pentagram itu, menurut FPI tidak pantas bercokol di muka umum.

"Bagi kami, gambar spanduk berbau kekafiran itu menantang FPI. Itu 'kan label Yahudi," ucapnya.

Sobekan spanduk bergambar 'lambang setan' itupun dibawa FPI. Soirin sempat menunjukan sobekan spanduk hitam tersebut. Di dalam gambar tertera rentetan huruf yang melingkar pada mengikuti bentuk lambang dimaksud. Tulisannya, 'Prapatan Rebel Official Death Crew'.

Soirin pun berkomitmen mengawasi tempat-tempat dianggap maksiat yang membandel beroperasi sepanjang bulan puasa. Disinggung aparat berwajib yang melarang kelompok massa beraksi sweeping, Soirin hanya menjawab singkat.

"Kita ini diciptakan Allah. Kita hanya taat aturan Allah," tegasnya.
...more

Friday, July 20, 2012

Gara-gara 2 Linting Ganja, Halimah Dibui 4 Tahun & Denda Rp 800 Juta

Detik.com - Mungkin Nur Halimah (21) tidak menyangka, hanya karena 2 linting ganja dia harus mendekam di penjara selama 4 tahun lamanya. Tidak hanya itu, dia juga didenda membayar uang kepada negara sebesar Rp 800 juta. Nilai yang sangat besar bagi perempuan pengangguran ini.

Hal ini terungkap dalam putusan Pengadilan Negeri (PN) Banyumas, Jawa Tengah, yang dilansir website MA, Kamis (19/7/2012). Halimah tertangkap polisi di perempatan Buntu, Sidamulya, Banyumas, saat dia sedang menunggu pacarnya, Rizky, pada 8 Desember 2011 lalu. "Saat mereka bertemu, polisi langsung datang menghampiri dan menggeledah Halimah," tulis putusan itu.

Saat digeledah ditemukan 2 linting ganja yang dimasukkan dalam bungkus rokok. Warga Rt 1/3, Mergawati, Kroya, Cilacap, ini membeli ganja tersebut seharga Rp 50 ribu dari Bombom.

"Saya disuruh membeli ganja oleh pacar saya. Saya tidak pernah memakai, pacar saya yang menyuruh saya karena (saya) takut ditinggal pacar saya," ujar Halimah dalam pengakuannya.

Setelah diproses hukum, majelis hakim PN Banyumas menjatuhkan hukuman 4 tahun penjara dan denda Rp 800 juta. Putusan yang dijatuhkan oleh majelis hakim Tri Asnuri Herkutanto, Riya Novita dan Yuliana Eny menyatakan jika Halimah tidak mempunyai uang Rp 800 juta maka dapat menggantinya dengan penjara selama 1 tahun.

"Hal yang meringankan karena terdakwa membeli ganja karena disuruh pacarnya, belum pernah dihukum dan berlaku sopan selama persidangan. Hal yang memberatkan karena terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam memberantas narkotika," ujar putusan yang diketok pada 16 Februari 2012 lalu ini.
...more

Bentrokan Ahmadiyah Dipicu Kehadiran Wartawan Asing

Liputan6.com - Kasus bentrokan yang terjadi antara warga dan jemaah Ahmadiyah di Desa Ciampea, Cisalada, Jawa Barat, Jumat (13/7) lalu dipicu kedatangan jurnalis asing. Hal itu dikemukakan Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Polisi Agus Rianto di Jakarta, Senin (16/7).

Menurut Agus, warga Kampung Cisalada marah setelah empat jurnalis tersebut menanyakan acara yang digelar jemaah Ahmadiyah di kampung tersebut. Warga yang mendengar informasi itu langsung geram menyerang dan melempari batu ke arah jemaah Ahmadiyah.

"Adanya peliputan untuk acara Ahmadiyah oleh media asing, tiga orang dari Belanda, dan satu orang dari Inggris. Masyarakat yang mengetahui Ahmadiyah menggelar acara langsung melempari batu sehingga terjadi bentrokan," ujar Agus.

Akibat peristiwa ini, seorang dari masing-masing pihak terluka, yakni Sapta Hadi mengalami luka di bagian kepala dan Endang Suharman luka di bagian kaki.

Agus mengungkapkan, kini kedua belah pihak telah menyepakati perjanjian damai dengan disaksikan aparat keamanan dan perangkat desa setempat. "Dalam kasus ini belum masuk ke arah penganiayaan karena dua pihak yang terlibat bentrokan saling melakukan kekerasan," jelasnya.
...more

Ditolak Daftar Bintara, Ribuan Santri Serang Polisi

Liputan6.com - Batu dan botol menghujani sejumlah personel Polres Sumenep yang berupaya meredam kemarahan ribuan santri dan alumni Pesantren An-Nuqayah, Guluk-guluk, Sumenep, Jawa Timur, di depan Gedung DPRD setempat, Selasa (17/7). Pendemo kesal karena rekan mereka ditolak saat daftar menjadi anggota Bintara.

Massa yang melihat polisi mundur mengalihkan sasaran ke pos penjagaan gedung DPRD. Lantaran terdesak, polisi melepaskan tembakan gas air mata. Massa tercerai namun kemarahan mereka belum reda.

Sejumlah pot-pot penghias median jalan dirusak. Kerusuhan mereda setelah Kapolres Sumenep Ajun Komisaris Besar Polisi Dirin menemui massa dan meminta maaf terkait proses rekrutmen Bintara Polri.

Perwira Polda Jatim Komisaris Besar Abdul Gafur berpendapat proses seleksi anggota polisi sudah ada ketentuan yang baku. Kendati demikian, ia mengingatkan, kesempatan tersebut dibuka bagi semua warga negara.

Sebelumnya, massa sempat mendatangi Mapolres Sumenep. Mereka menuding Kapolres Sumenep tidak memahami ketentuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait pendaftaran calon polisi dari pondok pesantren. Menurut pendemo meski An Nuqayah tidak termasuk lima pesantren di Jawa Timur yang boleh mendaftar, namun rekan mereka mendaftar dengan menggunakan ijazah Madrasah Aliyah, bukan ijazah pesantren. Video
...more

Ormas Islam Sweeping Tempat Hiburan Malam

Ilustrasi
Liputan6.com - Dengan mengendarai sepeda motor dan mobil, ratusan anggota ormas Islam di Surabaya, Jawa Timur, berkonvoi mendatangi sejumlah tempat hiburan malam dan lokalisasi di kota tersebut, Selasa (17/7).

Mereka langsung menemui pengelola tempat hiburan malam itu, dan mendesak agar usaha mereka ditutup selama Ramadan. Desakan itu dipenuhi para pengelola yang menyatakan akan tutup selama satu bulan.

Sweeping kemudian dilanjutkan ke kawasan lokalisasi Dolly untuk menyampaikan desakan yang sama. Selain untuk meningkatkan kekhusyuan dalam menjalankan ibadah puasa, razia juga dilakukan untuk mengingatkan kesepakatan bersama antara pemilik tempat hiburan dengan pemerintah agar menutup usaha selama Ramadan.
...more

Sunday, July 15, 2012

Rapor Hilang, Siswa Kelas 5 di Gowa Sulsel Mengulang dari Kelas 1

Ilustrasi
Detik.com - Seorang siswa SD di kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, terpaksa mengulang dari kelas 1, hanya karena rapornya hilang. Meski malu, ia terpaksa melakoni semuanya.

Muhammad Reynaldi Rasyid (12 tahun) harusnya duduk di kelas 1 SMP. Namun karena rapornya hilang saat naik ke kelas 5 pada tahun 2010 lalu, di SD KIP Bara-Barayya, ia terpaksa mengulang dari kelas 1 di SD Taeng-Taeng, Kel. Tamarunang, Kec. Somba Opu, Kab. Gowa. Putra pasangan Rasyid dan Ani ini pun kini sudah duduk di kelas 3 di sekolah barunya.

Ibu Ani yang ditemui wartawan di rumahnya, kompleks BTN Tamarunang Indah II Blok C18, Kamis (12/7/2012), menyebutkan, pada tahun 2010 lalu, rapor putranya hilang. Saat anaknya memberitahu gurunya di SD KIP Bara-Barayya, sang guru marah dan menuduh Reynaldi sengaja menghilangkannya.

"Mendengar laporan Reynaldi, saya langsung menemui guru tersebut, pihak guru dan sekolah sungguh disayangkan menyuruh anak saya mengulang lagi dari kelas 1," ujar Ani.

Akibat "penzaliman" yang dilakukan pihak sekolah SD KIP Bara-Baraya, akhirnya orangtua Reynaldi memindahkannya di SD Negeri Taeng-Taeng, di Kab. Gowa. Karena tidak berkas data yang diberikan oleh SD KIP Bara-Barayya, Reynaldi pun terpaksa mengulang dari kelas 1. Kini, Reynaldi sudah 2 tahun menjalani pendidikan di sekolah barunya.

Reynaldi pun tidak menampik, dirinya merasa malu harus mengulang dari kelas 1 dan bergaul dengan siswa lainnya, yang harusnya menjadi adik kelasnya. Demi meraih cita-cita, ia tetap semangat melanjutkan pendidikannya.

Pihak SD KIP Bara-Barayya sendiri, memilih menutup diri dan menolak memberi keterangan terkait kasus ini.
...more

Di Bawah Tekanan Ormas, Satpol PP Segel Hotel

Liputan6.com - Di bawah tekanan massa ormas Islam, satuan polisi pamong praja Kabupaten Bogor menyegel Hotel Transit Parung, Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/7).

Hotel itu diduga kerap dijadikan tempat prostitusi terselubung. Sempat terjadi kericuhan ketika perwakilan ormas tidak diperkenankan ikut dalam proses penyegelan.

Tempat yang disegel antara lain ruang karaoke yang kerap dijadikan tempat prostitusi terselubung. Dua bulan lalu hotel ini menjadi tempat pembuatan video porno yang akhirnya digerebek aparat.

Satpol PP Kabupaten Bogor berjanji menutup permanen tempat hiburan malam ini dua pekan setelah proses penyegelan. Penyegelan yang disaksikan ratusan anggota omas Islam ini membuat kemacetan panjang di ruas Jalan Raya Parung. Video
...more

Petugas Satpol PP Razia Hotel Melati

Ilustrasi
Indosiar.com - Menjelang datangnya bulan suci ramadhan, aparat kepolisian dan pemerintah daerah, mulai menggencarkan langkah penertiban, baik terhadap potensi kerawanan sosial maupun penyakit masyarakat. Di Banyuwangi Jawa Timur misalnya, pemerintah setempat mengerahkan petugas Satpol PP, menertibkan tempat-tempat yang dianggap mesum.

Sejumlah petugas Satpol PP pemerintah Kabupaten Banyuwangi, kemarin mendatangi hotel-hotel melati, yang mereka curigai kerap menjadi ajang berbuat mesum. Langkah ini sebagai upaya penertiban masyarakat, menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, yang tinggal beberapa hari lagi. Dari lima hotel yang dirazia, sedikitnya 7 pasangan bukan suami istri terjaring razia.

Di Bogor Jawa Barat, razia menjelang Ramadhan juga dilakukan petugas Satpol PP, dengan menertibkan para pedagang minuman keras, seperti yang mereka lakukan di daerah Paledang Kota Bogor ini. Menurut rencana, penertiban jelang Ramadhan akan terus dilakukan, dan tidak hanya kepada pedagang miras tapi juga sumber penyakit masyarakat lain.
...more

Jelang Ramadan, Polisi Razia Panti Pijat

Liputan6.com - Menjelang datangnya bulan Ramadan, anggota Kepolisian Sektor Ujung Pandang, Makassar, Sulawesi Selatan, merazia panti pijat yang diduga menjadi tempat prostitusi.

Razia dipimpin Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Ujung Pandang Iptu Rohuan Purba. Dia datang bersama anggotanya ke panti pijat Green di Jalan Sungai Sandang, Makassar. Di sana, polisi mengamankan tiga orang pria yang merupakan tamu panti pijat, beserta 13 orang perempuan pemijat.

Razia polisi sengaja digelar sebagai langkah antisipasi dan penghormatan memasuki bulan Ramadan.
...more

Friday, July 06, 2012

Pengusaha Makassar Bangun Gedung Polsekta Tamalate

Kompas.com - Dua pengusaha di Makassar memberikan bantuan Pembangunan Polsekta Tamalate yang terletak di Jl Danau Tanjung Bunga. Kedua pengusaha tersebut, Ricky Tandiawan mewakafkan tanahnya seluas 1.411 meter persegi dan Hj Najmiah Muin mendirikan bangunan Polsekta senilai Rp 1,8 miliar. Pembangunan Polsekta Tamalate yang dibangun sejak beberapa bulan lalu, akhirnya rampung dan diresmikan langsung oleh Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, Inspektur Jendral Polisi Mudji Waluyo, Selasa (03/07/2012).

Peresmian ini dihadiri oleh pejabat jajaran Polda Sulsel, Wakil Walikota Makassar Supomo Guntur, pejabat Badan Pertanahan Nasional, dan Tripika Kecamatan. Menjadi tamu kehormatan dalam peresmian tersebut adalah kedua pengusaha Ricky Tandiawan dan Hj Nadjmiah yang duduk semeja dengan Kapolda Sulsel.

Dalam peresmian itu, Kapolda sangat berterima kasih kepada Ricky Tandiawan dan Hj Najmiah yang telah membangun Polsekta Tamalate. Dimana selama ini, Polsekta Tamalate belum mempunyai markas tetap dan sering berpindah-pidah tempat. Dengan adanya gedung baru Polsekta Tamalate, Mudji berharap pelayanan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di wilayah Kecamatan Tamalate, Makassar lebih ditingkatkan. Sebab, selama ini Kecamatan Tamalate dikenal rawan dengan premanisme dan kriminalitas seperti perampokan, penjambretan dan pecurian serta pembunuhan.

"Polsek Tamalate selama ini masih berkantor di ruko belum mempunyai kantor resmi sehingga pelayanan kepada masyarakat belum berjalan lancar. Dengan adanya kantor baru ini maka pelayanan kamtibmas di wilayah Tamalate diharapkan dapat kondusif," kata Mudji. Dalam sambutannya, Mudji meminta Ricky Tandiawan dan Hj Najmiah memberikan pernyataan keiklasan soal bantuan pembangunan Polsekta Tamalate serta pemberian sebuah mobil operasional. Ricky dan Najmiah pun mengungkapka keiklasan tanpa ada imbalan dari kepolisian.

"Saya meminta pernyataan keiklasan dari kedua pengusaha itu di depan umum, sebab sebelumnya penerimaan hibah kendaraan di Polda Sulsel mendapat sorotan dari berbagai pihak. Terutama dari Komisi III DPR RI di Jakarta. Makanya, hadir juga Wakil Walikota dan pejabat BPN yang mengurus persuratannya untuk masuk kedalam harta Kepolisian Republik Indonesia (Polri)," kata Mudji.

Wakil Walikota Makassar, Supomo Guntur mengatakan, menerima batuan kepada Polda Sulsel sah-syh saja. Sebab, bantuan tersebut untuk peningkatan pelayanan masyarakat.

"Bantuan yang diberikan kedua pengusaha kepada Polda Sulsel adalah halal. Sebab, harta tersebut tercatat dalam aset Polri yang telah diatur juga dalam perundang-undangan," jelas Supomo.

Sebelumnya, penerimaan bantuan berupa 30 unit motor, 2 unit Cart Tourism Police, Dua Unit Mobil Pengangkut yang diterima oleh Polda Sulsel mendapat sorotan dari berbagai pihak termasuk DPR dan masyarakat. Bantuan ini diterima langsung oleh Kapolda Sulsel, Irjen Pol Mudji Waluyo untuk digunakan dalam peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Bantuan yang diberikan oleh sembilan pengusaha dan satu pemerintah Kabupaten ditengarai terdapat penyimpangan dalam penanganan kasus dan mengganggu netralitas kepolisian dalam penegakan hukum.

Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulsel, Komisaris Besar Polisi Chevy Ahmad Sopari, penerimaan bantuan hibah sudah sesuai peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia dan sudah diatur dalam Nomor:191/PMK.05/2011. Mekanisme bantuan dana hibah tersebut bahkan sudah diatur dalam pasal 15 yaitu tata cara pelaksanaan dan pelaporan serta pendapatan hibah, baik langsung bentuk barang, dan jasa serta dilaksanakan melalui pengesahan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang.
...more

Menolak Diajak Kencan, Anggota Polisi Dikeroyok Banci

Detik.com - Meski perawakannya gemulai, jangan sesekali Anda meremehkan banci. Pasalnya, seorang anggota polisi dari Polsek Gayungan babak belur dikeroyok pria berdandan perempuan ini.

Pengeroyokan ini dirasakan Kanit Reskrim Polsek Gayungan, AKP Sukoco. Ranti alias Muslikin (35) banci Waru ini hendak memeras dan merampas motornya saat anggota polisi menolak diajak kencan pada Minggu (30/6/2012) dini hari kemarin.

Peristiwa menggelitik ini disampaikan Kapolsek Gayungan Kompol M Taufik melalui Kasie Humas Polsek Gayungan Aiptu Sunarto kemarin. Ia mengatakan, kejadian ini berawal saat ada aduan pemerasan yang dilakukan salah satu penghuni bundaran Waru tersebut.

Mendengar informasi itu, AKP Sukoco bersama 3 anggotanya langsung menyamar. Saat tiba, korban yang berpakaian layaknya orang biasa dan memakai rambut palsu, berpura-pura cangkruk ditempat itu. Tujuannya, mencari target operasi (TO) yang sudah diketahui ciri-cirinya.

"Dari pengaduan yang masuk, waktu itu ciri pelaku berpakaian warna kuning dengan rambut di-cat merah. Untuk itulah, Kanit bersama dengan 3 anggota lainnya nyanggong di lokasi," kata Aiptu Sunarto, Senin (2/7/2012).

Namun tak disangka, kedatangan korban ini justru langsung disambut oleh Ranti. Waria asli Pulo Wonokromo ini langsung menawari Sukoco untuk berkencan. Namun Sukoco langsung menolak.

Merasa tak berhasil merayu, si bencong lantas meminta uang cas sebagai penglaris senilai Rp 20 ribu. Namun, saweran ini pun lagi-lagi ditolak Sukoco.

Penolakan yang terakhir ini rupanya semakin membuat geram tersangka. Dengan mengeluarkan gunting, tersangka memaksa korban untuk bermain atau menyerahkan uangnya.

Merasa terancam, Kanit Reskrim ini pun melarikan diri mencari tempat yang aman.

"Tapi tersangka tetap mengejar petugas yang saat itu memakai pakaian preman. Hingga kemudian tersangka memutuskan kembali dan bermaksud menguasai motor yang ditinggalkan korban," jelasnya.

Saat tahu si banci mengincar motornya, AKP Sukoco otomatis putar balik dan berusaha mempertahankan motor yang dibawanya. Namun, tindakan Sukoco mendapat perlawanan tersangka.

Mengetahui atasannya berkelahi, tiga anggota polisi lainnya pun berupaya ikut menangkap tersangka. Hingga akhirnya tersangka tidak berkutik dan menyerah.

"Saat dilakukan penggeledahan di dalam tas tersangka ditemukan satu gunting dengan panjang 25 cm. Selain itu barang bukti motor dengan nopol W 3709 XY milik anggota juga ikut kita amankan," paparnya.

Akibat kejadian ini, AKP Sukoco menderita luka lebam ditangan dan kakinya. "Cuma luka lebam biasa saja," celetuk AKP Sukoco.

Sementara Ranti alias Musliki mengaku menyesal atas perbuatannya. Ia bertutur, tidak mengetahui bahwa 'mangsanya' tersebut merupakan polisi yang sedang menyamar.

"Saya benar-benar tidak tahu (kalau korban sasaran adalah anggota polisi). Memang lagi apesnya saya," kata Ranti alias Musliki.
...more

Massa FPI Rusak Mapolsek Ciawi

Liputan6.com - Markas Kepolisian Sektor Ciawi di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Ahad (1/7) dini hari, menjadi sasaran kemarahan ratusan orang anggota Front Pembela Islam atau FPI. Kaca kantor pun rusak dilempar batu.

Aksi ini diduga terkait kemarahan massa FPI di mana tiga anggotanya dianiaya saat menghentikan acara dangdutan di tempat hiburan malam oleh anggota BBC dan Libra. Bahkan berkembang isu anggota mereka juga dianiaya anggota polisi. Alhasil Mapolsek Ciawi yang bersebelahan dengan tempat hiburan menjadi sasaran.

"Ini karena FPI yang menghendaki dihentikanya dangdutan, namun tidak dilakukan sehingga mereka bergerak," tutur Ade Hasim, tokoh masyarakat setempat. Ia juga menyebutkan massa yang datang dari berbagai pesantren.

Usai kejadian itu, jajaran Kepolisian Resor Kota Tasikmalaya mendatangkan anggota Dalmas bersenjata lengkap. Mereka langsung ditempatkan di sekitar kantor polsek untuk mengantisipasi kejadian serupa.

Tak cukup merusak kantor polisi. Massa menggunakan seepda motor juga merusak kantor sekretariat Karang Taruna Ciawi. Mereka menghancurkan kantor menggunakan bambu serta batu. Anggota-anggota FPI juga merusak tempat hiburan malam di mana panggung hiburan dihancurkan. Video
...more

Sunday, July 01, 2012

Pengamat: Pemidanaan Suami yang Paksa Istri Bercinta Sulit Dibuktikan

Mudzakkir
Detik.com - Peluang suami dipidana karena memaksa istri berhubungan badan dinilai terlalu mengagung-agungkan perempuan. Hal ini menanggapi hasil disertasi hakim yustisi Mahkamah Agung (MA) Andi Akram yang menyatakan UU Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT) dapat memidana atas kasus itu.

"Prinsipnya memang bisa suami dipidana karena memaksa tersebut. Ini kan seperti hubungan yang tidak dikehendaki," kata ahli hukum pidan Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, Dr Mudzakkir saat berbincang dengan detikcom, Jumat (29/8/2012).

Tetapi aturan ini akan terkendala pada proses pembuktian. Bagaimana membuktikan di depan majelis hakim telah terjadi pemerkosaan oleh suami sendiri. "Kesulitannya memang di pembuktian," ucap Mudzakir

Pasal-pasal dalam UU PKDRT terlalu luas mengatur kekerasan. Sehingga semua bentuk kekerasan dapat dipidana, termasuk memaksa istri berhubungan badan. "Semua masalah diselesaikan dengan pidana. Apa-apa dipidana," papar Mudzakir.

Bagi Mudzakir, UU ini hanya menekankan hak-hak perempuan tanpa pemberian penekanan kewajiban istri. Sehingga banyak orang cerai karena UU ini. Padahal UU dibuat untuk mengharmoniskan dan melanggengkan hubungan rumah tangga.

"UU ini terlalu mengagung-agungkan wanita. UU ini malah membuat rumah tangga gampang menjadi hancur," ujarnya.

Seperti diketahui, Andi Akram dalam disertasi doktor yang diuji di UIN Sunan Gunung Jati, Bandung, menyatakan UU PKDRT membuka peluang suami dimejahijaukan karena memaksa istri berhubungan badan.

"Berpegangan dengan ketentuan itu, seorang istri bisa saja menolak setiap ajakan suami untuk berhubungan dengan alasan macam-macam atau tidak sesuai hukum agama. Jika suami memaksa istri dan istri tak berkenan, maka seorang istri berdasarkan UU ini bisa mengajukan suaminya ke meja hijau," terang Andi.
...more

Kontras: Komunitas Syiah di Sampang Terus Diancam

Kompas.com - Koordinator Kontras wilayah Jawa Timur, Andi Irfan, mengungkapkan, pengikut Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur, tidak dapat melakukan aktivitas normal akibat banyaknya ancaman pada mereka. Bahkan, pimpinan Syiah, Tajul Muluk, masih ditahan oleh kepolisian karena desakan umat agama mayoritas (muslim Sunni) tanpa didasari landasan hukum yang jelas.

"Saat ini 24 kepala keluarga Syiah tidak dapat menjalankan kegiatan sebagaimana yang orang normal lakukan, karena banyak ancaman dengan nada kekerasan ditujukan pada mereka. Polisi di Sampang dalam hal ini tidak bertindak apa-apa, ada pembiaran yang justru dilakukan oleh aparat penegak hukum yang seharusnya menjamin keamanan masyarakat," ujar Andi di Jakarta, Jumat (29/6/2012).

Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, kekerasan yang terjadi di Sampang akibat kepolisian merespon dengan lambat aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh oknum umat Islam Sunni mayoritas yang berseberangan dengan Syiah. Aksi kekerasan tersebut karena adanya fatwa MUI Sampang, bahwa Syiah sesat dan menyesatkan.

Ia mengatakan, fatwa MUI Sampang tersebut justru semakin melegalkan tindak kekerasan, baik secara lisan maupun perbuatan yang ditujukan pada kalangan pemeluk Islam Syiah di Sampang. Hal tersebut diperparah dengan kehadiran polisi yang tidak tegas, sehingga aksi kekerasan bukan malah mereda, tetapi malah semakin berbuntut panjang.

Hingga saat ini, Kontras menilai, tidak ada jaminan oleh negara (polri), bahwa umat Syiah dilindungi dari segala ancaman pelanggaran HAM. Peran kepolisian Sampang pun hingga hari ini terus dipertanyakan oleh Kontras, mengingat polisi hanya mementingkan rangsangan dari kelompok muslim Sunni yang mayoritas, yaitu dengan cara menuruti semua harapan mereka.

Ia juga mengatakan, polisi dalam hal ini dinilai telah mengabaikan pasal 29 UUD 1945 tentang kebebasan beragama dan sila kesatu Pancasila mengenai Ketuhanam Yang Maha Esa.

"Kelompok Islam garis Syiah bukanlah golongan atheis sehingga polisi, bagaimanapun juga keadaannya, harus bisa melindungi dan memediasi perdamaian sekaligus menindak tegas pelaku kekerasan, meskipun mengalami keterbatasan personel seperti yang diutarakan oleh Kapolres Sampang," ujarnya.

"Komitmen kepolisian dalam batas reformasi Polri masih dalam batas retorika. Buktinya, di Sampang sampai hari ini polisi masih mementingkan dan membela desakan kaum mayoritas tanpa didasari oleh penyelidikan terlebih dahulu," tambahnya.

Seperti pernah diberitakan, peristiwa bentrokan Sampang terjadi di pengujung Desember lalu (29/12/2012). Peristiwa itu mengakibatkan rumah, sekolah, dan masjid komunitas Syiah dibakar oleh muslim Sunni. Meskipun kejadian tersebut sudah lewat enam bulan, namun hingga saat ini muslim Syiah belum sepenuhnya mendapatkan perlindungan yang pasti oleh negara.

Kontras menilai, kepolisian seharusnya dapat menjamin setiap warga negara untuk mendapatkan keamanan yang layak dan kebebasan beribadah, serta beragama sebagaimana diatur oleh konstitusi.
...more