Saturday, May 31, 2014

Anggota TNI AD Pencuri Mobil Beraksi dengan Dua Prajurit Lain

Ilustrasi
Kompas.com - Sersan Satu EF (29), anggota TNI Angkatan Darat yang mencuri mobil Toyota Avanza B 1944 TYC di perumahan Kavling DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Jumat (23/5/2014) dini hari, beraksi dengan dua prajurit TNI AD lainnya.

Informasi yang diperoleh Kompas.com, Sertu EF bekerja sama dengan Kopral Kepala S dan Kopral Kepala Z saat mencuri mobil itu.

Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Duren Sawit Ajun Komisaris Polisi Chalid Thayib yang dikonfirmasi membenarkan hal ini. "Iya. Menurut dia (Sertu EF)," kata Chalid melalui pesan singkatnya, kepada Kompas.com, Jumat siang.

Chalid mengatakan, total pelaku pencurian tersebut berjumlah tiga orang. Namun, dua orang lainnya dapat melarikan diri. "Jadi menurut dia tiga orang. Yang dua lari," ujar Chalid.

Kasus pencurian yang melibatkan oknum TNI AD ini sudah diserahkan kepolisian melalui Denpom Jaya/2 Cijantung, Jakarta Timur untuk ditangani. Sementara Sertu EF yang terluka akibat dikeroyok warga dirawat di Instalasi Gawat Darurat RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Sebelumnya diberitakan, Sertu EF dari kesatuan Ditpalad Cakung, Jakarta Timur ditangkap dan dikeroyok warga setelah tertangkap mencuri mobil pada kawasan perumahan tersebut.

EF yang hendak membawa kabur mobil, diduga tidak mengenal jalan di kompleks sehingga menyasar jalur keluar yang tertutup portal.

Keluarga pemilik mobil yang mengejar lalu mendapati EF dan meneriakinya maling. Warga yang begadang di sekitar portal, lalu menangkap EF dan menyerahkannya ke Mapolsek Duren Sawit, Jakarta Timur.
...more

Sunday, May 25, 2014

Bolos Kerja, Ibu-ibu PNS di Pamekasan Ikut Joget Oplosan

Kompas.com - Ratusan pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, bolos kerja, dan mengikuti lomba joget oplosan yang "laris" di salah satu stasiun TV swasta nasional, Kamis (22/5/2014).

Joget oplosan itu digelar oleh Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) Cabang Pamekasan. Lomba itu digelar di gedung serba guna secara tertutup dan hanya ditonton oleh kalangan tertentu saja.

Dari sekian peserta yang ikut, ada yang memakai aksesori unik seperti pakaian ala Cleopatra, ada yang berseragam dengan kombinasi daun siwalan dan kebanyakan peserta menggunakan seragam batik.

Ani Syafii, Ketua Perwosi Cabang Pamekasan, mengatakan, kegiatan tersebut dalam rangka mengolahragakan masyarakat agar masyarakat bisa hidup sehat. Namun, kemasannya dibuat dalam lomba joget oplosan.

Di Perwosi Jawa Timur juga digelar lomba joget oplosan, dan di Pamekasan juga terdapat kegiatan yang sama dengan Perwosi Jawa Timur. "Ibu-ibu ternyata cukup setuju dan senang dengan lomba tersebut karena memang joget oplosan lagi populer di tengah-tengah masyarakat," ungkap Ani Syafii.

Kegiatan tersebut menuai protes dari kalangan aktivis lembaga swadaya masyarakat. Pasalnya, kegiatan digelar pada hari efektif kerja PNS. Oleh karena itu, peserta mengabaikan tugas-tugasnya sebagai abdi negara.

"Kenapa tidak dilaksanakan pada hari libur saja agar tidak mengganggu tugasnya sebagai PNS," kata I'am Kholil, Ketua Komunitas Parlemen Jalanan dan Mahasiswa (Kopajaa) Pamekasan.

I'am menjelaskan, kegiatan itu juga tidak mencerminkan nilai keagamaan bahwa Kabupaten Pamekasan merupakan daerah yang menganut Gerakan Pembangunan Masyarakat Islami (Gerbang Salam).

Masyarakat yang hendak menonton lomba ini diusir oleh panitia, terutama kaum Adam, termasuk juga wartawan yang hendak meliput kegiatan.
...more

Saturday, May 24, 2014

Puluhan Polisi Pukuli Suami Istri di Mapolda

Yudi Lewerissa (29) korban penganiayaan Anggota Sahabara Polda Maluku sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit dr Haulussy Ambon, Selasa (20/5/2014)
Kompas.com - Bukannya mengayomi dan melindungi masyarakat, puluhan anggota Sabhara Polda Maluku malah menganiaya pasangan suami istri, Yudi Lewerissa (29) dan Lenny Keliombar (28), warga Lateri, Kecamatan Baguala, Ambon, hingga babak belur.

Ironisnya, tindakan ini dilakukan di Markas Sabhara, Polda Maluku, di kawasan Tantui, Ambon. Akibat penganiayaan itu, Yudi Lewerissa sempat tak sadarkan diri dan harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Haulussy, Ambon.

Kepada sejumlah wartawan, korban Lenny Keliombar menuturkan, peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (17/5/2014) malam saat dia dan suaminya hendak pulang ke rumahnya di kawasan Lateri.

Saat itu, mobil Toyota Avanza yang dikendarai suaminya bersenggolan dengan sepeda motor yang dikendarai salah satu oknum anggota Sabhara yang diketahui bernama Aipda JP.

"Saat itu, dia langsung mengeluarkan kata kotor kepada kami. Dia juga meludahi saya, tapi kami cuek saja. Namun, setelah mobil kami sampai di Galala, JP lalu menghalangi mobil kami dan langsung memukuli suami saya sehingga terjadi perkelahian antara suami saya dan JP. Namun, saat itu seorang anggota polisi melintas dan menyuruh kami menyelesaikan masalahnya di kantor polisi, dan kami pun ke sana," ungkap Lenny kepada sejumlah wartawan di RSUD dr Haulussy, Ambon, Selasa (20/5/2014) kemarin.

Dia bersama suaminya memutuskan pergi menuju kantor Sabhara karena ingin menyelesaikan persoalan yang menimpa mereka. Namun, sesampainya di sana, keduanya malah diancam dan dianiaya puluhan anggota polisi.

"Saat kita tiba, lampu di kantor semuanya mati, lalu ada yang teriak, 'bunuh mereka'. Saat lampu dinyalakan, saya lihat ada puluhan hingga ratusan polisi tiba-tiba menyerang kami dan langsung memukui dan menendang suami saya berulang kali. Kejadian itu berlangsung kurang lebih satu jam. Saya sendiri sempat berteriak kalau saya anak polisi, tapi saya juga dipukul di bagian mulut," ujarnya.

Tak hanya itu, mobil mereka juga dipukul dan dirusak sejumlah oknum anggota polisi lainnya. Bahkan, sepeda motor yang merupakan milik kakak korban, yang datang beberapa saat setelah kejadian penganiayaan itu terjadi, juga menjadi sasaran kemarahan anggota polisi yang mengamuk.

"Saya menelepon kakak saya yang juga anggota polisi saat dia datang dia langsung berusaha menenangkan situasi. Namun, dia juga diancam dan dikejar anggota Sabhara. Mereka berteriak kenapa takut sama dia, saat dia dikejar sepeda motornya dirusak juga," ungkapnya.

Kepala Bidang Humas Polda Maluku AKBP Hasanudin Mukadar kepada Kompas.com Selasa sore membenarkan adanya insiden itu. Namun, dia enggan membeberkan detail permasalahan yang terjadi.

"Memang ada insiden itu, tapi saya tidak bisa memberikan keterangan. Sebaiknya, Anda langsung saja ke Propam karena itu sudah ditangani Propam Polda Maluku," kilah Hasanudin.
...more

Monday, May 19, 2014

Marah dan Tantang Warga Kalibaru, Oknum TNI AL Dikeroyok hingga Babak Belur

Ilustrasi
Kompas.com - Seorang oknum anggota TNI AL, Kopral Dua EW, dikeroyok warga di Kampung Bambu, Kelurahan Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (15/5/2014) dini hari. Dia dikeroyok setelah marah dan menantang warga di kawasan tersebut.

Peristiwa pengeroyokan itu terjadi sekitar pukul 00.30. EW datang ke tempat tersebut ditemani Kibung (46) bersama tiga orang lain. Ia bermaksud mencari seorang gadis pemandu kafe bernama Casey. Namun, setelah datang, Casey tidak berada di lokasi.

"Kemudian EW marah-marah bersama dengan empat orang lainnya dan menantang warga sekitar TKP," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto melalui pesan singkat, Kamis sore.

Karena hal itu, warga mengeroyok EW dan Kibung. Tiga rekan EW melarikan diri. Akibat pengeroyokan, oknum TNI AL yang berdinas di kesatuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) Pondok Dayung ini mengalami luka delapan jahitan di kepala dan luka bacokan di tangan dan pergelangan. EW juga mendapat 5 jahitan di tangan dan 3 jahitan untuk pergelangannya. Adapun Kibung mengalami luka pada wajah sebelah kanan serta pelipis kiri memar dan bengkak.

Polisi menyatakan telah memeriksa dua saksi dan melakukan olah tempat kejadian kasus pengeroyokan itu. Selain itu, koordinasi juga dilakukan dengan TNI AL. "Melakukan koordinasi dengan Polisi Militer AL dan Komandan Paska untuk antisipasi berkembangnya situasi," ujar Rikwanto.

Polisi telah mengamankan sebilah samurai yang dibawa oleh EW. EW yang terluka telah dibawa ke RS Koja untuk menjalani perawatan. Polisi menyatakan tengah mencari pelaku pengeroyokan korban.
...more

Masjid Ahmadiyah Bekasi Kembali Disegel Pemerintah

Kompas.com - Pemerintah Kota Bekasi menyegel Masjid Al-Misbah milik jemaah Ahmadiyah, Jumat (16/5/2014). Tindakan tersebut merupakan realisasi dari kemenangan Pemerintah Kota Bekasi di Pengadilan Tinggi Usaha Negara (PTUN) Bandung.

Penyegelan tersebut dilakukan oleh Polresta Bekasi Kota, Satpol PP, Bagian Hukum Sekretaris Daerah Bekasi, Humas Sekretaris Daerah Bekasi, dan beberapa unsur pemerintahan lain. Aksi itu dilakukan berdasarkan surat perintah Wali Kota Bekasi.

Kegiatan yang tertulis dalam surat itu adalah melaksanakan penggembokan pintu Masjid Al-Misbah, Kecamatan Jatibening Baru, Kelurahan Pondok Gede.

“Dari PTUN Bandung itu kita pihak yang dimenangkan. Karena dalam sidang itu kita yang menang, maka surat perintah penggembokan itu menjadi sah,” ujar Sugianto, petugas bagian hukum Sekretaris Daerah Kota Bekasi, Jumat (16/5/2014).

Menurut Sugianto, penggembokan terhadap Majid Al-Misbah sudah pernah dilakukan sebelumnya. Namun, jemaahnya membongkar gembok tersebut. Sugianto menjelaskan, seharusnya gembok itu masih utuh dan tidak ada aktivitas di masjid tersebut. Pembongkaran itu, jelas Sugianto, merupakan pelanggaran hukum.

“Kami hanya menjalankan perintah dari Wali Kota Bekasi untuk melakukan penggembokan kembali,” ujarnya.

Apabila terjadi pembongkaran gembok kembali setelah penyegelan, Pemerintah Kota Bekasi berencana akan ada upaya hukum kepada pelaku. Namun, Sugianto berharap jemaah Ahmadiyah tidak lagi melakukan pembongkaran kembali.

“Ini prosesnya sudah panjang sekali. Sudah ada penyegelan 1, lalu penyegelan 2, kemudian pemagaran, penggembokan, lalu sekarang penggembokan kembali,” ujarnya.
...more

Sunday, May 18, 2014

Gara-gara Ditegur Tak Pakai Helm, Anggota TNI Tusuk Polisi

Ilustrasi
Kompas.com - Kemalangan menimpa Brigadir Hari Jatnika, anggota Satuan Lalu Lintas Polres Garut yang tengah melakukan operasi rutin di Jalan Perintis Kemerdekaan, dekat Bundaran Guntur. Hari terkena tusukan benda tajam setelah rekan polisinya bersitegang dengan seorang anggota TNI Angkatan Laut (AL).

Penusukan terjadi sekitar pukul 09.30. Saat itu, anggota TNI AL yang berinisial Serda DJ mengendarai sepeda motor tanpa mengenakan helm. Melihat DJ yang mondar-mandir dengan knalpot bising, anggota Satlantas Polres Garut, Briptu Bedi, memperingatkan DJ.

Mereka kemudian bersitegang dan mulai beradu argumen. Bahkan, mereka saling dorong hingga akhirnya Bedi pun membenturkan kepalanya yang memakai helm ke kepala DJ. Merasa tak terima, DJ pun mengeluarkan senjata tajam. Namun, yang terkena tusukan justru rekan Bedi, yakni Hari.

Hari mendapat luka tusukan di bagian punggung sebelah kiri, tidak terlalu dalam. Kemudian Hari dibawa ke RSUD dr Slamet Garut, dan dirujuk ke RSAD Guntur Garut. Hari langsung bisa pulang pada siang harinya.

Kapolres Garut AKBP Arif Rachman mengatakan, insiden yang menimpa Hari tersebut terjadi karena kesalahpahaman antara DJ dan Bedi. Tuturnya, kondisi keamanan telah kembali kondusif dan pihaknya melakukan penyelidikan ihwal kejadian tersebut.

"Provos Polres Garut, Denpom III/2 Garut, dan Denpom TNI AL sudah menindaklanjuti hal ini bersama. Prosesnya masih dalam pemeriksaan. Hasil resminya masih kami tunggu," kata Kapolres, Kamis (15/5/2014).

Komandan Denpom III/2 Garut, Letkol CPM Ari Widiyanto, mengatakan telah melakukan interogasi kepada DJ. Beberapa barang bukti pun telah diamankan, di antaranya sepeda motor DJ.

"Untuk lebih lanjutnya, DJ kami serahkan pada Denpom TNI AL. Kami hanya mengamankan DJ sementara untuk selanjutnya diserahkan ke Denpom TNI AL karena yang bersangkutan adalah anggota TNI AL," tuturnya.
...more

Friday, May 16, 2014

Mobil Tabrak Pemotor Lawan Arus, Polisi: Kita Tidak Lihat Siapa yang Salah

AKP Agung Budi Lekson
Detik.com - Peristiwa tertabraknya pemotor yang melawan arus oleh sebuah mobil dalam kecepatan lumayan kencang menuai pertanyaan, siapa yang salah? Pihak kepolisian sendiri tak mau terburu-buru menyatakan si pemotor atau pemobil yang salah.

"Kita tidak lihat siapa yang salah, tapi lihat dulu permasalahannya. Ini musibah," ujar Kanit Laka Lantas Polres Jakarta Timur AKP Agung Budi Leksono kepada detikcom, Selasa (13/5/2014) malam.

Pertanyaan itu muncul dari peristiwa kecelakaan antara Toyota Yaris B 1597 TOA yang melaju 60 Km/jam dan menabrak pemotor Honda Scoopy B 3800 TLS yang melawan arah. Kecelakaan ini sendiri terjadi pada Selasa (13/5) pukul 09.30 WIB.

Pemotor bernama Muhammad itu meninggal. Sementara pengendara mobil bernama Austin diperiksa pihak kepolisian. Mobil yang dikendarai Austin sempat dirusak warga sekitar lokasi kejadian, Jl I Gusti Ngurah Rai, Pondok Kopi, Jakarta Timur.

"Ya itu masyarakat melihat ini sehingga mungkin ada aksi itu. Kalau nanti ada permasalahan lebih lanjut, ya kita lanjutkan," ujar Agung.

Peristiwa seperti ini tidak terjadi untuk pertama kalinya di Jakarta. Sehingga pihak kepolisian berkali-kali menghimbau pengendara motor untuk tidak melawan arus lalu lintas karena membahayakan diri sendiri dan orang lain.

"Kami menyarankan agar jangan ada lagi. Keluarga pengendara mobil juga kami himbau berkomunikasi dengan keluarga korban untuk serta mensantuni karena pemotor ini meninggal dunia. Ini kan musibah, jadi tolong bantu meringankan keluarga korban," tutup Agung.
...more

Friday, May 09, 2014

Berzina Lalu Diperkosa 8 Orang, Wanita Ini Akan Dicambuk Polisi Syariah

Ilustrasi
Kompas.com - Malang nasib perempuan asal Aceh ini. Bagaimana tidak, ia diperkosa beramai-ramai setelah tertangkap basah tidur bersama seorang pria beristri.

Setelah itu, ia diserahkan kepada polisi syariah. Sesuai hukum Islam yang diterapkan di Aceh, perempuan ini akan dihukum cambuk.

Peristiwa itu terjadi pada pekan lalu. Awalnya, sebanyak delapan pria menggerebek kediaman seorang perempuan berusia 25 tahun di Langsa, Aceh Timur, karena ketahuan tidur dengan seorang pria yang telah beristri.

Tak hanya menggerebek rumah itu, kedelapan pria itu juga memerkosa si janda dan memukuli pria yang tidur dengan perempuan tersebut.

Selanjutnya, kedelapan pria itu menyiram kedua orang tersebut dengan air selokan, lalu menggelandang keduanya ke kantor polisi syariah setempat.

Kepala Kantor Hukum Syariah Langsa Ibrahim Latif mengatakan, perempuan itu dan selingkuhannya akan dijatuhi hukuman cambuk sembilan kali di hadapan publik akibat perbuatan mereka.

"Kami akan mencambuk keduanya karena melanggar syariah, khususnya berbuat zina," kata Ibrahim.

Ibrahim menambahkan, kedelapan orang yang memerkosa perempuan itu juga akan dijatuhi hukuman sesuai dengan perbuatan mereka.

Sejauh ini, polisi sudah menahan tiga tersangka pemerkosaan, termasuk seorang anak berusia 13 tahun. Sementara itu, lima orang lainnya masih buron.

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam diizinkan menggunakan hukum syariah Islam sebagai upaya untuk memberi provinsi itu otonomi lebih besar demi mengakhiri separatisme yang sudah berlangsung puluhan tahun.
...more

Tuesday, May 06, 2014

Perjuangkan Izin Pembangunan Gereja, Pemerintah Bekasi Didemo FUI

Kompas.com - Forum Umat Islam (FUI) Bekasi berunjuk rasa di halaman Kantor Wali Kota Bekasi. Mereka menuntut Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi tidak banding terkait putusan PTUN mengenai izin pembangunan gereja St Stanislaus Kotska.

"Nyata-nyatanya kami sudah menang di pengadilan. Nyatanya izin pembangunan itu sudah dicabut, tetapi mereka malah melakukan banding. Pemerintah Bekasi seolah meremehkan kami dengan mengkhianati hasil putusan pengadilan," ujar Ketua FUI Bekasi Mujahid Salahudin, pada Senin (5/5/2014).

Mujahid mengatakan, warga merasa pembangunan gereja itu tidak mendapatkan izin dari warga sekitar. Akan tetapi, Pemerintah Bekasi justru memberikan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada gereja tersebut. Warga pun menuntut perihal tersebut ke pengadilan.

Berdasarkan hasil PTUN Bandung, Pemerintah Kota Bekasi dinyatakan kalah tuntutan. Izin pembangunan pun dicabut. Akan tetapi, Pemerintah Bekasi melakukan banding. Hal itulah yang memicu kemarahan warga yang akhirnya melalukan aksi demo ke Pemkot Bekasi bersama FUI.

Saat ini, mereka masih melakukan aksinya di luar pagar kantor Wali Kota Bekasi. Mereka meminta 10 perwakilannya untuk dapat masuk dan berdiskusi dengan pihak pemerintah.

"Kami meminta 10 perwakilan kami untuk dapat masuk ke gedung ini. Untuk melakukan musyawarah dan menyampaikan aspirasi kami kepada Wali Kota ataupun Wakil Wali Kota," ujar Mujahid.

Pantauan Kompas.com, massa FUI melakukan aksi dengan menempelkan selebaran kertas bergambar Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi. Di foto yang disebarkan tersebut tertulis bermacam-macam tulisan seperti "Pengkhianat", "Munafik", dan "Manusia Tak Punya Hati" di tengah-tengah foto Rahmat Effendi. Selebaran tersebut ditempel di dinding dan pagar kantor Wali Kota.

Thursday, May 01, 2014

Ini Asal Mula Dandim Kolaka Berani Mendemo Pangdam Wirabuana

Letkol Yohanis Krisnajaya Syaiban & Mayjen M Nizam
Detik.com - Meski jabatannya hanya Letkol, tetapi Yohanis Krisnajaya Syaiban selaku Dandim 1412/Kolaka berani mendemo atasannya, Mayjen M Nizam, selaku Pangdam Wirabuana. Caranya? Krisnajaya menjadi dalang demo warga terkait penambangan liar.

Kasus dilatarbelakangi persaingan beberapa perusahaan pertambangan nikel di Kolaka. Pada 31 Desember 2011, Pangdam VII/Wirabuana membuat surat perintah tentang Tim Pelaksana Pemantau Perkembangan Situasi wilayah Korem 143/HO. Dalam surat perintah itu ditunjuk 4 anggota TNI yang bertugas, salah satunya Kapten M Asri. Namun dalam pelaksanaannya, keempat orang itu dipekerjakan sebagai pengaman di PT TRK.

Setelah itu, Mayjen M Nisam menelepon Kaprn M Asri yang menyatakan jika butuh orang bisa meminta bantuan ke Dandim setempat. Atas hal ini, Kapten Asri lalu meminta bantuan ke Letkol Krisnajaya dan meminta bantuan personel 3 orang. Dalam operasionalnya, PT TRK memberikan dana pengamanan Rp 15 juta kepada ketujuh anggota tersebut.

Namun dalam pelaksanaan pertambangan di lapangan, terjadi perseteruan PT TRK dengan PT NGM hingga terjadi penutupan jalan yang menjadi akses PT TRK ke pelabuhan untuk membawa logam nikel. Atas hal ini terjadilah perselisihan serius.

Dalam perseteruan ini, Letkol Krisnajaya merapat ke PN NGM dan memerintahkan anggotanya untuk tidak menjadi tenaga pengaman PT TRK. Atas hal ini, Dirut PT TRK melaporkan ke Mayjen M Nazim sehingga Pangdam pun menegur Letkol Krisnajaya. Atas hal itulah, Letkol Krisnajaya mulai menyimpan dendam dan merencanakan melawan atasannya.

"Saya akan melawan ini," kata Letkol Krisnajaya seperti ditirukan Kapten M Asri.

Hal ini disampaikan saksi Kapten Asri dalam persidangan sebagaimana dilansir website Mahkamah Agung (MA), Senin (28/4/2014).

Lantas disusunlah demo bayaran. Ratusan warga dari dua desa yang ada di Kolaka, Sulawesi Tenggara, melakukan aksi demonstrasi di depan kantor Kodim 1412 Kolaka pada 7 Januari 2013. Para demonstran yang berasal dari Desa Huko-huko dan Pesohua menginginkan agar pihak TNI dari Kodam VII/Wirabuana segera berhenti menaungi aktivitas tambang tersebut.

Namun aksi ini tercium dan Letkol Krisnajaya pun dijatuhi hukuman 230 hari oleh Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya. Namun hingga persidangan selesai, Letkol Krisnajaya menolak dan membantah menjadi dalang demo tersebut.

"Saya tidak pernah memanggil Koptu Haryuslim Syam ke rumah jabatan Dandim dan tidak pernah memberikan uang kepada Koptu Haryuslim untuk digunakan sebagai dana akomodasi unjuk rasa di depan kantor Makodim 1412/Kolaka," ujar Letkol Krisnajaya membela diri.
...more