Sunday, July 31, 2011

Pacaran Larut Malam, Digerebek Polisi

Liputan6.com - Polisi menggerebek dua mahasiswi dan seorang pria dalam satu kamar di sebuah rumah Kompleks BTN Biru Permai, Bone, Sulawesi Selatan, Ahad (3/7) dinihari. Ketiganya langsung digelandang ke Kantor Kepolisian Sektor Tanater Riattang untuk dimintai keterangan.

Penggerebekan berawal dari laporan warga yang menyebutkan pria bernama Yusriadi sering bertamu hingga larut malam. Bahkan Yusriadi tak jarang menginap. Warga takut, kampung mereka dijadikan praktik mesum. Benar saja, saat digerebek, ketiganya kedapatan sedang berada dalam satu kamar.

Saat diintrogasi, kedua mahsiswi mengaku Yusriadi adalah keluarganya. Namun polisi tidak langsung percaya. Dua mahassiwi itu juga menyangkal melakukan sesuatu. Kedua mahasiswi mengaku Yusraidi sering berkunjung ke rumah karena ada hubungan asmara dengan salah satu di antara mereka. Video
...more

FPI Depok Minta Warga Hormati Bulan Puasa

Liputan6.com - Anggota Front Pembela Islam (FPI) mengelar pawai keliling di Kota Depok, Jawa Barat, Ahad (24/7). FPI menyerukan warga Depok menghormati Bulan Ramadan dengan tidak makan dan minum di jalan. Mereka juga minta agar warung makan tidak buka selama Ramadan.

Organisasi pimpinan Habib Rizieq Syihab itu juga meminta agar tempat hiburan tidak beroperasi selama bulan puasa. Apabila kedapatan buka selama Ramadan, FPI mengancam akan melakukan sweeping dan menutup paksa tempat hiburan tersebut.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Anton Bachrul Alam menyatakan kepolisian daerah di seluruh Indonesia sudah melakukan koordinasi dan rapat dengan semua ormas menjelang bulan puasa.

Namun di lapangan sweeping tetap terjadi. Di Makassar, Sulawesi Selatan, FPI merazia sejumlah tempat penjualan minuman keras beralkohol tinggi di Jalan Gunung Batu Putih dan Jalan Lasinrang. Mereka menilai miras merupakan penyebab meningkatnya angka kriminalitas. Video
...more

Sunday, July 24, 2011

FPI Peringatkan Pedagang Makanan

Liputan6.com - Meski Ramadan masih sekitar dua minggu lagi, namun ratusan anggota Front Pembela Islam (FPI) Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (19/7), mendatangi pedagang makanan dan minuman. Para pedagang diminta tak berjualan secara terbuka saat waktu berpuasa tiba.

Dengan mengenakan pakaian jubah putih khas, anggota FPI mendatangi setiap kios pedagang meminta pedagang memaklumi tuntutan tak berdagang saat puasa. Jika peringatan itu tak diindahkan, mereka mengancam akan melakukan penggusuran serta menutup paksa kios maupun lapak para pedagang.

Selain itu, para anggota FPI juga mendatangi sejumlah tempat hiburan malam. Mereka pun meminta pengusaha tempat hiburan malam tidak beraktivitas selama Ramadan. Jika masih membandel, FPI akan membongkar paksa tempat hiburan tersebut.

FPI beralasan aksi itu merupakan bentuk kepedulian mereka guna menjaga kesucian bulan puasa Ramadan.

Imbauan agar penjaja makanan membuka usaha menjelang dan sesudah waktu berbuka puasa maupun larangan tempat hiburan buka selama Ramadan adalah sah-sah saja. Namun, pihak Markas Besar Polri jauh-jauh hari sudah menegaskan tidak akan menoleransi aksi razia sepihak oleh kelompok atau ormas mana pun. Alasannya, razia dan penindakan adalah kewenangan Polri. Video
...more

Polisi Syariah Razia Busana Muslim

Liputan6.com - Menjelang bulan suci Ramadan, Polisi Syariah atau Wilayatul Hisbah semakin gencar menggelar razia busana muslim dan muslimat di Aceh. Seperti yang dilakukan di lintas jalan provinsi Medan-Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam, belum lama ini.

Dalam razia ini, puluhan wanita yang memakai busana ketat dan tidak sesuai dengan syariat Islam terjaring razia oleh Wilayatul Hisbah Provinsi Aceh. Sebagian besar yang terjaring petugas memakai celana jin ketat dan menampakkan lekuk tubuh.

Menurut Kepala Seksi Penerangan Wilayatul Hisbah Aceh Yamsudin, razia ini untuk menyambut datangnya bulan puasa dan bagian dari penerapan qanun atau peraturan daerah tentang syiar Islam. Selain wanita, petugas juga merazia laki-laki yang dinilai berpakaian tidak pantas.

Selain melakukan razia busana, rencananya Wilayatul Hisbah juga akan menggelar razia di salon dan hotel-hotel yang disinyalir kerap terjadi pelanggaran syariat. Video
...more

Sunday, July 17, 2011

Ditolak Sekolah Lagi, Yoga-Yogi Menangis

Kompas.com - Dua bocah kembar siswa SDN Sitirejo 04, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Yoga Prakoso dan Yogi Prakoso, menangis saat berlangsung mediasi di sekolah tersebut, Rabu (13/7/2011). Trauma keduanya bertambah. Yoga-Yogi mendapat cemoohan dari wali murid lain yang turut hadir dalam mediasi tersebut. Para wali murid menolak Yoga-Yogi kembali bersekolah di SDN Sitirejo 04.

Mediasi dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Suwandi, Kepala Sekolah SDN Sitirejo 04 Imam Sodiqin, pihak komite sekolah, dan ibu Yoga-Yogi, Lilis Setyowati yang didampingi Bupati Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kabupaten Malang Zuhdy Achmadi.

"Pokoknya saya enggak mau kalau Yoga dan Yogi sekolah di sini lagi," teriak Nursiah, seorang wali murid di halaman SD tersebut.

Perkataan Nursiah itu sempat membuat wartawan memburunya untuk diwawancara. Namun, perempuan itu memilih pergi dan meninggalkan sekolah. Kata-kata Nursiah itu memancing emosi wali murid lainnya untuk turut menolak keberadaan Yoga-Yogi untuk bersekolah lagi di SDN Sitirejo 04. Melihat respons para wali murid, Lilis tak bisa memutuskan apakah dua anaknya itu akan disekolahkan lagi di SDN Sitirejo 04.

"Saya enggak mau lagi sekolah di sini," ucap Yoga sembari mengusap air matanya dan memeluk ibunya.

Seusai mediasi, Lilis mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan kedua anaknya akan kembali disekolahkan di SDN Sitirejo 04. "Kami masih kalut mas. Saya tak ingin kejiwaan kedua anak saya terganggu. Kami akan sabar dulu, takut psikis anak saya jadi terganggu. Untuk sementara waktu biar anak saya di rumah dulu demi kebaikan dan masa depan anak saya," kata Lilis.

Sementara itu, Suwandi dan Imam Sodiqin telah menjamin Yoga-Yogi bisa bersekolah lagi.

"Yoga dan Yogi juga akan diperlakukan sama dengan siswa lainnya. Hanya saja, karena banyak mendapatkan tekanan, justru ada beban moril pada diri Yoga dan Yogi. Keduanya akan tetap diterima sekolah di sini," kata Suwandi.

Pihak sekolah, menurut Suwandi, sudah meminta maaf kepada orangtua Yoga-Yogi atas kebijakan yang telah dikeluarkannya. "Kepala Sekolah sudah minta maaf ke ibu Yoga-Yogi. Keduanya sudah bisa sekolah lagi. Itu hasil dari mediasi," katanya.

Kasus ini berawal dari adanya surat dari pihak sekolah yang meminta agar Yoga-Yogi dipindahkan ke sekolah lain setelah orangtuanya melayangkan kritik atas manajemen dan pola pengajaran di SDN Sitorejo 04. Orangtua Yoga-Yogi lantas mengirimkan surat kepada Bupati Malang atas tindakan sekolah. Kasus ini kemudian mendapatkan respons dari pemerintah dan dinas terkait.
...more

Kirim Surat Aduan ke Bupati, Dua Bocah SD Dikeluarkan Sekolah

Detik.com - Seorang wali murid SDN IV Sitirejo Malang, Lilis Setyowati (39) harus menghadapi masalah besar setelah dirinya menulis surat keluhan atas kebijakan sekolah yang dianggap memberatkan wali murid.

Surat pengaduan itu berujung dua putranya Yoga Prakoso dan Yogi Prakoso telah naik ke kelas II tidak bisa bersekolah di tempat itu lagi.

Setelah pihak sekolah mengeluarkan surat meminta kedua dipindahkan, surat pemberhentian ditandan tangani Kepala Sekolah SDN IV Sitirejo Imam Sodiqin, Komite Sekolah, Purwadi dan Koordinator Paguyuban, Netty Erianti ini diberikan kepada putra kembar Lilis saat pertama kali masuk sekolah usai libur panjang tadi siang.

Lilis menceritakan kala itu para wali murid mengeluhkan tingginya biaya pendidikan di lembaga sekolah itu serta pengembangan mutu pendidikan. Meski mereka telah membayar dana untuk menunjang prestasi anak didik.

Seperti biaya les privat. Setiap siswa harus mengeluarkan uang sebesar Rp 20 ribu. Termasuk segala bentuk kegiatan di sekolah yang dinilai kurang baik.

Para wali murid kemudian sepakat menulis sebuah pengaduan yang ditujukan kepada Bupati Malang Rendra Kresna. Waktu mengadu, Lilis tak seorang diri melainkan bersama 39 wali murid lainnya. Namun sial Lilis kemudian menjadi sasaran oleh pihak sekolah terkait surat aduan tersebut.

"Semua yang sebelumnya tanda tangan malah memaki saya, karena dianggap menjadi provokator hingga terbit surat pengaduan itu," kata Lilis saat mendatangi Pendopo Kabupaten Malang Jalan KH Agus Salim, Senin (11/7/2011).

Bukan hanya itu pihak sekolah juga mengancam akan membawa kasus ini ke jalur hukum. "Saya diancam kepala sekolah akan dilaporkan dan didenda Rp 500 juta karena membuat surat pengaduan itu," beber istri dari Taufan Efendi.
...more

Seorang Tewas Akibat Bom di Pesantren Bima, Polisi Tetap Tak Boleh Masuk

Detik.com - Polisi masih belum bisa melakukan olah tempat kejadian perkara terkait dugaan ledakan bom rakitan di sebuah ruangan Pondok Pesantren Umar Bin Khattab, Desa Sanolo, Kecamatan Sila, Kabupaten Bima, NTB. Padahal, ledakan ini telah menewaskan satu orang.

Ledakan terjadi Senin (11/7) pukul 15.30 Wita kemarin. "Ledakan itu diduga berasal dari bom rakitan. Ledakannya sangat besar dan asapnya tebal," kata Kepala Urusan Penerangan Umum Polda NTB AKP R Sudjoko Aman, di Mataram, Selasa (12/7/2011) siang.

Djoko - panggilan Sudjoko - menjelaskan, bom telah menewaskan satu orang bernama Firdaus, yang diidentifikasi sebagai bendahara di Ponpes itu. Jenazah Firdaus diambil langsung oleh pihak keluarga ke dalam ponpes.

"Jenazahnya telah diambil pihak keluarga. Korban berasal dari Kabupaten Dompu," ujar Djoko.

Menurut Djoko, bom meledak di sebuah ruangan dalam kompleks Ponpes. "Jadi bukan di halaman, tapi dalam ruangan," kata Djoko.

Polda NTB telah menerjunkan satu peleton Brimob, didukung Densus 88 Anti Teror dan Tim Gegana. Namun sayang, sudah hampir 24 jam menunggu, mereka tetap tidak diperbolehkan masuk ke dalam pesantren itu. Mereka dihadang para santri.

"Sejak kemarin hingga sekarang, polisi belum bisa melakukan olah TKP karena dihadang santri ponpes. Santri bersenjatakan pedang. Polisi tertahan di 150 meter dari area pesantren," kata Djoko.

Pekan lalu, Saaban Abdurrahman (18), santri pesantren Umar Bin Khattab, ditahan Polda NTB. Saaban telah membunuh seorang polisi karena dianggap kafir dan pantas dibunuh. Saban dibawa ke Mataram dengan pengawalan ketat.
...more

Wuih, Pedagang Obat Kuat Laris Manis Selama Muktamar

Detik.com - Muktamar VII Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang digelar di Hotel Panghegar, Kota Bandung, membawa berkah bagi puluhan pedagang di seputaran luar hotel. Selama tiga hari dari 4 Juli hingga 6 Juli ini, ragam dagangan dipajang di trotoar. Produk obat kuat pria, rupanya manjadi salah satu yang diburu.

"Obat kejantanan pria ini laris manis," ujar salah seorang penjual obat kuat, Adira Bahar (52), saat berbincang dengan detikcom, Rabu (6/7/2011).

Obat dalam kemasan botol berisi minyak hasil olahan bahan alami ini dijual dalam dua macam. Botol ukuran 25 mili dibanderol Rp 125 ribu, kalau ukuran 15 mili dilego Rp 75 ribu. "Ini sudah harga diskon, kalau harga aslinya bisa Rp 300 ribu," terang Adira.

Pria kelahiran Bengkulu yang berdomisili di Jakarta ini mengaku selama tiga hari muktamar sudah seratusan lebih botol terjual. Produk itu diberi cap Ajaibul Zait.

Siapa saja pembelinya? "Mayoritas yang beli itu kader, muktamirin dan penggembira PPP. Mereka datang sambil beratribut PPP," ujar pria yang membuka lapak mulai pukul 09.00 WIB hingga 19.00 WIB.

Meski berada di area publik dan lalu lalang kendaraan, kata Adira, tidak menyurutkan orang-orang menilik botol yang konon berkhasiat memperkokoh keperkasaan pria. Ia berkisah, wajar bila konsumen kurang percaya diri kala menjalani transaksi.

"Banyaknya yang beli terang-terangan. Termasuk para kader PPP itu. Paling yang sembunyi-sembunyi itu kalau dia bawa keluarga atau istri serta anaknya," paparnya sembari menambahkan penjaja obat kuat di lokasi tersebut hanya dua pedagang.

Omzet Berlipat

Rabu ini (6/7/2011), hari terakhir Adira berjualan obat kuat serta obat penambah bulu. Tiga hari berjualan, omzet yang didapat berlipat-lipat.

"Kalau omzet di Jakarta jualan sehari 500 ribu rupiah, kalau jualan tiga hari di sini setara dengan hasil seminggu jualan. Gede hasilnya. Tiga hari di sini lebih 100 botol obat kuat dan 100 botol obat penambah bulu," ungkap pria berpostur ceking ini.

Adira merupakan pedagang musiman lintas provinsi. Kala ada kegiatan berskala nasional, ia tidak ketinggalan menyambangi. Pergi lewat jalur udara, laut, dan darat tidak menjadi halangan guna meraup rupiah.

Di luar area hotel tempat berlangsungnya Muktamar VII PPP, puluhan pedagan memenuhi trotoar. Penjualnya beraneka macam, ada yang menawarkan atribut PPP seperti tas, pakaian, emblem, dan pin. Serta penjual dompet, makanan, aksesori serta lainnya. Hampir semua pedagan di tempat ini mayoritas dari luar Kota Bandung.
...more

Sunday, July 03, 2011

Ratusan Ulama Tolak Pembangunan RS Siloam

Liputan6.com - Ratusan ulama dan mahasiswa berdemonstrasi di Kantor Gubernur Sumatera Selatan, Kamis (30/6). Mereka menolak rencana pembangunan Rumah Sakit Siloam di Kota Palembang. Para pengunjuk rasa menganggap pembangunan RS Siloam mengemban misi Kristenisasi.

Aktivitas pembangunan di area konstruksi masih tetap berlangsung padahal delapan fraksi di DPRD Sumsel menolaknya. Massa lalu menyegel lokasi pembangunan rumah sakit Siloam.

Para demonstran berharap pemerintah provinsi Sumsel mau mendengarkan suara DPRD yang merupakan suara rakyat. Sejumlah pejabat kantor Gubernur Sumsel sempat menemui para demonstran. Namun, Gubernur Sumsel Alex Noerdin tidak berada di tempat.

Massa berjanji akan kembali melakukan aksi serupa untuk menemui langsung Gubernur Alex Noerdin demi mendesak penghentian pembangunan RS Siloam. Video
...more