Sunday, September 30, 2012

Kecam Innocence of Muslims, Mahasiswa Kendari Coret-coret Resto Siap Saji

Detik.com - Sekitar 100 mahasiswa dari Fakultas Tehnik Universitas Muhammadiyah Kendari, Sulawesi Tenggara, berunjuk rasa memprotes film Innocence of Muslims. Mereka menyegel dan mencoret-coret restoran siap saji yang dianggap simbol AS tersebut.

Mahasiswa mendatangi restoran siap saji di kawasan Wua-wua Kendari, Kamis (27/9/2012). Mereka menilai film buatan sutradara AS itu menghina Nabi Muhammad dan melecehkan ummat Islam.

Saat mencoba masuk restoran, mahasiswa nyaris bentrok dengan polisi. Gagal masuk, massa akhirnya menyegel restoran siap saji yang terletak di Jalan MT. Haryono Kendari tersebut.

Dalam aksinya, demonstran mengecam pemerintah AS karena dinilai telah membiarkan peredaran film tersebut. Massa yang menggunakan kostum serba hitam, menuntut agar pemerintah Amerika memberi sanksi keras pada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan film berdurasi dua jam tersebut.

Perwakilan manajemen restoran tersebut, Rahmat Wahyudi mengatakan, pihaknya terpaksa menutup restorannya untuk menghindari kericuhan. "Hari ini, kami tutup sehari penuh kemungkinan besok kami tutup setengah hari, karena sudah ada juga instruksi dari Jakarta," kata Rahmat.

Kapolres Kendari AKBP Yuyun Yudhantara mengatakan, pihaknya tetap melakukan pengamanan pada setiap aksi-aksi protes film Innocence Of Muslim. "Kami menurunkan 100 personel di lokasi unjuk rasa," terang Yuyun di lokasi unjuk rasa.

Pengamanan yang dilakukan polisi, kata Yuyun, disesuaikan dengan jumlah massa yang akan menggelar aksi unjuk rasa. Selain itu, polisi juga berpatroli untuk menjaga titik-titik keramaian yang diperkirakan menjadi sasaran aksi massa.
...more

Wednesday, September 26, 2012

Gubernur Jateng Nilai Kesenian Jaran Kepang Jelek

Kompas.com - Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo menganggap kesenian jaran kepang atau jathilan adalah kesenian yang buruk.

"Kesenian jaran kepang adalah kesenian yang paling jelek sedunia. Memalukan, wali kota Magelang menampilkan kesenian itu untuk acara seperti ini," ujar Bibit Waluyo dalam sambutannya dalam acara The 14th Merapi and Borobudur Senior's Amateur Golf Tournament Competing The Hamengku Buwono X Cup di Borobudur International Golf and Country Club Kota Magelang, Minggu (9/9/2012) malam.

Dalam acara ini, kesenian kuda kepang dari Kelompok Kesenian Jathilan Kartika Harapan dari Rejowinangun, Kota Magelang. Ketika Bibit mengucapkan hal itu, untuk sesaat forum menjadi hening.
...more

Monday, September 17, 2012

Bergaya Preman, Pria Mengaku Wakil RW Hadang Basuki

Kompas.com - Kampanye calon wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, putaran kedua Pilkada DKI Jakarta, Jumat (14/9/2012), diwarnai insiden. Basuki bersama rombongan dihadang pria yang mengaku sebagai wakil RW setempat. Beruntung, insiden itu tak meluas dan cepat mereda.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, insiden tersebut terjadi di jalan masuk kompleks Perumahan Tanah Bangunan (PTB) Blok J, RT 09 RW 11, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur. Saat itu Basuki tengah berjalan dari kediaman Bapak Muntu menuju permukiman yang berada di belakang kompleks itu.

Saat menyusuri jalan, seorang pria dengan menggunakan motor Honda Scoopy berwarna putih dengan nopol B 3348 TON merangsek masuk ke tengah-tengah rombongan. Bahkan, beberapa pewarta televisi yang tengah mengambil gambar hampir ditabrak pria paruh baya berkepala plontos tersebut.

"Ini ada apa ini. Sudah ada izinnya belum? Kalau enggak ada izin dari warga setempat, enggak boleh masuk," ujar pria yang mengenakan kaus oblong berwarna putih dan berkalung mengkilat itu.

Ucapan pria yang mengaku bernama H Abdul Rojak itu pun langsung ditanggapi oleh Basuki.

"Mohon maaf Bapak, ini kan sudah kampanye pilkada putaran kedua, dalam peraturan kegiatan saya ini sudah dijamin undang-undang," ujar Basuki.

Seakan tak terima dengan penjelasan Basuki, pria yang juga mengaku wakil RW 10, Kampung Sumur, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, itu pun terus menentang penjelasan Basuki. Perdebatan alot di antara keduanya pun kembali terjadi.

Sementara warga yang sebelumnya berjabat tangan dan berfoto tampak terkejut dengan insiden tersebut.

"Sudah ada izinnya belum? Saya yang punya wilayah sini. Kalau mau masuk, kulo nuwun dululah sama warga setempat," lanjut Abdul.

"Bapak enggak bisa bilang begitu juga, kita di sini sudah bilang kelurahan, kalau aspirasi bapak ini termasuk mewakili warga setempat juga atau tidak?" tanya Basuki.

"Kalau cuma sampai kelurahan, enggak cukup. Sama warga setempat juga, dong," lanjutnya ngotot.

Perseteruan antara Abdul Rojak dan Basuki beserta rombongan pun mereda begitu wakil RW tersebut disarankan untuk melapor kepada pihak kepolisian jika tak menerima kedatangan Basuki. Dengan bergegas, Basuki dan rombongan pun melanjutkan perjalanannya ke RW 11 untuk berdialog dengan warga setempat.

Pada kampanye hari pertama putaran kedua Pilada DKI Jakarta kali ini, Basuki dijadwalkan menjalani kampanye terpisah dengan Jokowi. Basuki berkampanye di Duren Sawit, Gandaria Utara, Kebayoran Baru, Food Court Pasar Festival, dan diakhiri dengan debat pilgub di Grand Melia. Sementara Jokowi berkampanye di Pejagalan, Pasar Manggis, Menteng Dalam, dan lainnya.
...more

Foke Ancam Cabut KTP Orang Betawi Yang Tidak Pilih Betawi

Friday, September 07, 2012

Pelajari Logo Palang Merah, Anggota DPR ke Eropa

Liputan6.com - Sebanyak 20 orang anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI melakukan studi banding ke dua negara Eropa, Denmark dan Turki, guna mencari rujukan dalam menentukan logo Palang Merah di Indonesia.

"Ke sana untuk pemilihan lambang Palang Merah karena perdebatan di Baleg tidak selesai-selesai. Ada yang minta lambang Bulan Sabit Merah dan Red Cross, makanya kita mengecek ke negara asal lambang tersebut," kata Ketua Baleg DPR RI Ignatius Mulyono di Jakarta, Rabu (5/9).

Ia menjelaskan, beberapa anggota fraksi di Baleg DPR RI menginginkan agar Indonesia menggunakan lambang Bulan Sabit Merah sementara Fraksi Partai Demokrat lebih memilih lambang Palang Merah yang banyak digunakan di kancah internasional.

Menurut dia, kunjungan dua tim DPR RI yang masing-masing beranggotakan 10 orang itu ke Turki dan Denmark dilakukan sejak 3 September 2012 dan berlangsung selama lima hari.

Namun politisi Partai Demokrat itu mengaku tidak mengetahui sumber anggaran untuk kunjungan studi banding tersebut. "Masalah anggaran itu urusan Sekretariat Jenderal DPR dan Sekretariat Baleg. Pimpinan tidak menandatangani," katanya.

Menurut data yang diperoleh Koordinator Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparasi Anggaran (FITRA), Uchok Sky Khadafi, studi banding tersebut menelan biaya Rp 1,2 miliar. Ia menuturkan, anggaran kunjungan anggota Baleg DPR RI ke Denmark mencapai sekitar Rp 666 juta dan alokasi anggaran ke Turki sampai Rp 636 juta.

Dengan anggaran sebesar itu, setiap anggota dewan yang ikut studi banding ke Denmark bakal menghabiskan sekitar Rp 62 juta untuk ongkos pesawat kelas eksekutif dan biaya harian sekitar Rp 4 juta.
Sementara, seorang anggota DPR RI yang ikut studi banding ke Turki akan menghabiskan anggaran sekitar Rp59 juta untuk ongkos pesawat kelas eksekutif dan biaya harian sekitar Rp 3 juta.

Uchok menilai tindakan anggota Baleg DPR RI tersebut tidak masuk akal. "Masa mau menentukan lambang Palang Merah saja harus berkunjung ke dua negara," kata dia.
...more

Nachrowi Anggap Kemacetan Sebagai Berkah

Liputan6.com - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Nachrowi Ramli, berharap agar warga DKI Jakarta bisa berfikir positif atas berbagai permasalahan yang terjadi di Ibu Kota, salah satunya kemacetan. Ia pun berharap agar setiap permasalahan di Jakarta tak hanya selalu dilihat dari sisi negatif. Apalagi jika hal itu dikait-kaitkan untuk menjatuhkan pihak lain dalam Pilkada DKI Jakarta.

"Siapa yang tidak tahu masalah kemacetan di Jakarta? Kemacetan kalau dilihat dari sisi negatif memang buruk karena misalnya kemacetan menyebabkan biaya ekonomi menjadi lebih tinggi dan lain-lainnya. Tapi kalau mau jujur, dan kita berpikiran positif, kemacetan justru bisa diartikan berkah untuk warga Jakarta," kata Nachrowi kepada wartawan di Jakarta, Senin (3/9).

Dirinya pun mencontohkan bagaimana sebaiknya memandang kemacetan dari sisi positif. Banyak faktor yang menjadi penyebab kemacetan, salah satunya ialah pertambahan jumlah jalan yang tidak sebanding dengan pertambahan kendaraan bermotor.

"Nah aspek positif yang pertama dari kemacetan ialah semakin banyaknya warga Jakarta yang memiliki kehidupan yang baik sehingga mampu memiliki kendaraan bermotor. Itu artinya juga kondisi ekonomi, politik, keamanan dan lain-lainnya baik. Kan tidak mungkin penjualan kendaraan bermotor terutama yang baru terus meningkat kalau situasinya tidak baik. Sisi ini yang selama ini tidak pernah dilihat masyarakat," tambahnya.
...more

Thursday, September 06, 2012

Kerusuhan Syiah Sampang Direncanakan Jauh Hari

Tempo.co.id - Serangan atas muslim Syiah di Desa Karanggayam, Kecamatan Omben, Sampang, Madura, diduga direncanakan. Ini terlihat dari sejumlah indikasi yang ditemukan setelah kejadian Ahad lalu yang menewaskan satu orang serta mengakibatkan tiga orang kritis dan puluhan lainnya terluka.

Tim pencari fakta bentukan pengurus Nahdlatul Ulama Sampang dan pengurus wilayah NU Jawa Timur menemukan serpihan bom rakitan yang diduga ditanam di lokasi sebelum serangan. Wakil Ketua PCNU Sampang, H. Nuruddin, di Surabaya Senin, 27 Agustus 2012 mengatakan temuan ini didapat setelah timnya melakukan penelusuran dan meminta informasi kepada penduduk.

Dari sejumlah saksi yang diwawancarai Tempo, sebagian penyerang diperkirakan berasal dari kecamatan yang berbeda.

Anggota Komisi Hukum DPR, Eva Kusuma Sundari, juga menyatakan tiga hari sebelum kejadian sudah beredar kabar tentang serbuan itu. "Ada SMS yang menyatakan akan ada serangan," katanya kepada Tempo kemarin.

Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan sesaat sebelum peristiwa, Kepala Polsek dan Komandan Koramil Omben berada di sekitar lokasi. “Tapi jumlah massa besar, jadi polisi tak bisa berbuat banyak," katanya.
...more

Kapolri: Paling Gampang, Relokasi Syiah dari Sampang

Kompas.com - Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo menilai, mudah untuk menyelesaikan konflik di Sampang, Madura, Jawa Timur. Menurut Timur, solusi agar kejadian serupa tidak kembali terulang yakni merelokasi kelompok Syiah dari Desa Karang Gayam.

"Kalau semua masyarakat yang sudah tidak ada komunikasi dengan sekitarnya dan itu akan menimbulkan masalah-masalah seterusnya seperti itu, yang paling gampang pindah," kata Kapolri saat rapat kerja dengan Komisi III DPR di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (3/9/2012).

Hal itu dikatakan Timur menyikapi pernyataan anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Gerindra Martin Hutabarat. Berdasarkan hasil kunjungan kerja ke Sampang, kata Martin, warga Syiah yang mengungsi di gelanggang olahraga di Sampang tidak bersedia direlokasi.

"Orangtua kami, nenek kami sudah lahir di sana. Bupati (Noer Tjahja) ngotot harus relokasi. Ini akan jadi persoalan lagi," kata Martin.

Menurut Timur, ada pihak yang tidak ingin masalah di Sampang selesai dengan tetap bertahan di desa tersebut. Timur meminta anggota Dewan untuk mencari tahu apakah benar warga tidak ingin direlokasi. Jika tidak benar, Timur meminta dicari tahu siapa pihak yang menginginkan hal itu.

Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan Ahmad Basarah meminta agar Kapolri maupun jajaran pemerintah lainnya mempertimbangkan ulang solusi relokasi warga Syiah dari Sampang. Pasalnya, jika solusi itu direalisasikan, maka akan jadi preseden untuk mengusir kelompok tertentu di daerah lain.

"Jangan sampai setiap ada konflik di masyarakat dengan latar belakang perbedaan agama, keyakinan, kelompok minoritas harus terusir hanya karena perbedaan keyakinan. Kita sependapat tidak boleh tiap warga negara terusir dari tempat tinggal yang sah hanya karena beda keyakinan. Relokasi perlu direnungkan agar tidak dijadikan model oleh siapapun yang ingin bangsa kita terpecah-pecah," kata Basarah.

Hal senada disampaikan Ketua Komisi III DPR I Gede Pasek Suardika. Menurut dia, jika kelompok Syiah tidak ingin direlokasi, pemerintah harus mengakomodasi mereka. Namun, kata dia, untuk sementara warga sebaiknya dipindahkan dari gelanggang olahraga ke tempat yang lebih layak.

Setelah proses rehabilitasi tempat tinggal selesai, kata Pasek, kepolisian wajib menjaga keamanan mereka.

"Mestinya markas Brimob ditempatkan disitu," ucap politisi Partai Demokrat itu.
...more

Siswa Muslim Tingkat SD di Bandung Wajib Bisa Baca Tulis Alquran

Detik.com - Berantas buta baca tulis Alquran di kalangan siswa SD di Bandung, Pansus VII DPRD Bandung kini tengah menggodok rancangan peraturan daerah (Raperda) pendidikan Diniyyah Takmiliyah. Mulai 2013, siswa SD mulai kelas 2 hingga kelas 5 yang muslim wajib mengikuti pendidikan Diniyyah Takmiliyah.

"Saat ini jam pelajaran agama di tingkat SD masih kurang, sehingga mereka nanti akan diberikan pendidikan wajib diniyyah takmiliyyah di luar jam sekolah," ujar Ketua Pansus VII DPRD Bandung Katmadja (Partai Demokrat), saat dihubungi detikbandung melalui telepon, Sabtu (1/9/2012).

Menurutnya berdasarkan informasi dari departemen agama, kini banyak siswa SD hingga SMA yang masih buta huruf Alquran. "Saat ini orangtua kurang memperhatikan pelajaran agama anak. Mereka lebih memilih mengikutsertakan anaknya bimbel pelajaran Matematika atau IPA, daripada bimbel baca tulis Alquran," ujar Katmadja.

Karena itu dewan berinisiatif membuat perda yang mengatur kewajiban siswa SD untuk bisa baca tulis Alquran. "Anak yang wajib mengikuti pendidikan diniyyah takmiliyah ini mulai dari siswa kelas 2 hingga 5," katanya.

Namun, jelasnya, bukan berarti si anak harus mengikuti pendidikan Diniyyah Takmiliyah selama empat tahun. "Jika memang dalam satu bulan dia sudah bisa, dia bisa berhenti. Dia akan mendapatkan sertifikat kelulusan nantinya," katanya.

Pendidikan Diniyah Takmiliyah diselenggarakan oleh organisasi atau lembaga masyarakat. "Jadi lembaga itu yang nantinya mengeluarkan setifikat. Tentunya lembaga itu harus mendapat izin dari kementerian agama," ujar Katmadja.
...more

SBY Ingatkan Anak yang Tertidur Saat Pidato Hari Anak Nasional

Detik.com - Namanya juga anak-anak, tentu ada-ada saja kenakalannya. Tidak terkecuali 'nakal' dengan tertidur di saat Presiden SBY menyampaikan sambutannya dalam peringatan Hari Anak Nasional.

Seperti kejadian yang sebelum-sebelumnya, Presiden SBY pun menegur audience yang tertidur di acara yang digelar di Teater IMAX Keong Emas, TMII, Jakarta, Rabu (29/8/2012). Sembari 'mogok' melanjutkan sambutan hingga yang tertidur tersebut berhasil dibangunkan.

"Tolong bangunkan yang tertidur, itu ada satu dua orang yang tidur," celetuk Presiden SBY.

Sekitar tiga menit SBY menghentikan sambutannya untuk memberikan kesempatan kepada anak yang tertidur itu bangun. Setelah itu dia pun melanjutkan sambutan.

Di dalam sambutannya, Presiden SBY menekankan anak-anak saat ini adalah calon pemimpin bangsa di masa mendatang. Tantangannya di masa mendatang yang sudah sangat global akan jauh berbeda dibandingkan yang para orang tua alami.

Terkait itu orang tua juga harus menyesuaikan diri dalam metode mendidik anak. Meski di satu sisi ada baiknya, namun tak mungkin lagi anak-anak dididik dengan pola pikir model lama dan mengabaikan budaya baru yang berkembang di sekitarnya.

"Tidak kita sadari, saat ini orang tua sering dihinggapi oleh yang disebut culture shock dan future shock. Banyak orang tua anggap anak-anaknya berpikir, bergaul yang menyimpang. Pandangan itu sampai batas tertentu barangkali benar, tetapi pada sisi lain, bisa jadi masalah," papar SBY.

"Dalam kaitan itu, orang tua tidak lagi tepat sekedar mengatakan: “Jangan ini...! dan "Jangan itu...! kepada anaknya. Komunikasi dan empati dapat mencegah kesenjangan pemikiran antara orang tua dan anak," sambung kakek satu orang cucu ini.

Puncak peringatan Hari Anak Nasional di TMII, dihadiri 500-an anak dari Jabodetabek. Sebagian besar anak usia SD-SMP itu sudah berada di lokasi acara sejak pukul 08.00 WIB.
...more

Kronologi Kekerasan yang Dialami Warga Syiah di Sampang

Detik.com - Kekerasan dialami warga Syiah di Sampang, Madura. Satu warga Syiah meninggal dunia akibat bentrokan yang terjadi dengan kelompok lain pada Minggu (26/8) itu. Warga Syiah yang kalah jumlah diserang dengan batu dan senjata tajam.

Berdasarkan siaran pers yang dikirimkan Kontras Surabaya pada Senin (27/8/2012), keributan dipicu oleh kedatangan puluhan pria warga non syiah yang mengancam warga Syiah untuk tidak meninggalkan desa.

Berikut kronologi kekerasan di Sampang pada Minggu (26/8):

- Pukul 06.30 WIB

Sejumlah anak-anak warga Syiah dengan didampingi orang tuanya akan pergi keluar desa mereka dengan tujuan ke beberapa tempat. Di antara mereka ada yang akan bersilaturahim ke keluarga yang ada di luar Omben, dan beberapa yang lain akan berangkat ke luar kota untuk masuk sekolah dan pesantren mengingat libur lebaran sudah usai.

Ketika rombongan anak-anak warga Syiah dan orang tuanya yang berjumlah sekitar 20 orang ini akan menaiki dua buah mobil yang mereka sewa, puluhan lelaki dewasa dari warga non Syiah dengan membawa senjata tajam mendatangi mereka dan melarang mereka meninggalkan desa.

Bahkan mobil yang akan mereka tumpangi diancam akan dibakar. Dan selanjutnya, layaknya 'tawanan perang' rombongan anak-anak warga Syiah digiring kembali ke desa dan dipaksa pulang ke rumah masing-masing. Saat itulah, orang tua dari anak-anak warga syiah berusaha melawan tindakan sekumpulan warga yang mengancam mereka. Akhirnya seluruh anak-anak warga Syiah beserta orang tuanya kembali ke rumah mereka masing-masing.

- Pukul 08.00 WIB

Puluhan warga non Syiah yang mengancam akan menyerang warga Syiah telah bertambah menjadi ratusan orang. Dan tersiar kabar bahwa mereka akan menyerang dan membakar semua rumah warga syiah dan bagi yang melawan akan dibunuh. Dan serangan akan dimulai dari rumah Ustadz Tajul Muluk, yang saat itu ditempati oleh ibu, istri, dan 5 orang anak-anaknya.

Rumah Tajul Muluk sesungguhnya telah dibakar massa anti Syiah pada akhir Desember 2011, dan saat ini tersisa bangunan seluas 4x5 meter dan ditempati oleh ibu, istri dan anak-anaknya.
Sedangkan Tajul sendiri saat ini sedang berada di LP Sampang. Dia menjalani hukuman dua tahun penjara yang diputuskan oleh PN Sampang dengan dakwaan penodaan agama.

- Pukul 09.30 WIB

Sekitar 20 orang lelaki dewasa dari warga Syiah berkumpul di rumah Ustadz Tajul bersiap untuk melindungi perempuan dan anak-anak yang tinggal di rumah itu dari serangan warga non Syiah.

- Pukul 10.30 WIB

Warga non Syiah yang berjumlah lebih dari 500 orang, sebagian besar adalah lelaki dewasa yang bersenjatakan aneka macam senjata tajam, batu dan bom ikan (bahan peledak yang biasa digunakan nelayan untuk menangkap ikan di laut) bergerak mengepung rumah Ustad Tajul. Tidak berselang lama terjadilah perang mulut di antara mereka yang dilanjutkan dengan saling lempar batu.

Saat kondisi sedang memanas, salah satu warga Syiah, Moch Chosim (50), yang biasa dipanggil Pak Hamama berusah menenangkan massa. Lelaki tua ini maju ke tengah-tengah massa non Syiah yang akan menyerang mereka.

Nahas bagi Chosim, maksud baiknya justru memicu amarah massa. Sedikitnya 6 orang lelaki dewasa dengan senjata celurit, pedang dan pentungan mengeroyoknya. Tubuhnya bersimbah darah, perutnya
terburai dan meninggal di tempat.

Melihat Chosim dikeroyok, Tohir (45 th) adiknya berusaha melerai dan melindungi sang kakak. Akibatnya, Tohir mengalami luka berat di bagian punggung dan sekujur tubuhnya akibat sabetan pedang, celurit dan lemparan batu. Untunglah nyawa Tohir masih terselamatkan.

Massa semakin beringas. Ratusan massa beramai-ramai melempari rumah Tajul dengan batu. Semua orang yang berada dalm rumah itu terkena lemparan batu. Ibu Tajul Muluk, Ummah (55), jatuh pingsan karena kepalanya terkena lemparan batu. Anak-anak menjerit, sebagian di antaranya pingsan.

Selain Ummah, 3 orang yang lain juga mengalami luka serius akibat terkena lemparan batu, yaitu Matsiri (50), Abdul Wafi (50), dan Tohir (45 th). Akhirnya keluarga Ustad Tajul dan warga Syiah yang terkepung itu tidak lagi melawan dan membawa kerabat mereka yang luka-luka dan meninggal ke gedung SD Karang Gayam yang berjarak beberapa ratus meter dari rumah itu. Massa penyerang membiarkan mereka menyelamatkan diri. Selanjutnya massa membakar rumah Ustad Tajul hingga habis.

- Pukul 11.30 WIB

Setelah massa non Syiah membakar rumah yang didiami istri, ibu dan anak-anak Ustad Tajul, massa mulai bergerak membakar satu demi satu rumah warga Syiah. Tidak ada polisi di lokasi, padahal sudah sejak pagi diberitahu.

- Pukul 12.00 WIB

Puluhan petugas polisi datang ke lokasi dan memberikan pertolongan kepada sejumlah warga Syiah yang terluka. Akan tetapi jumlah polisi sangat tidak memadai untuk mencegah dan melarang massa melakukan pembakaran rumah-rumah warga Syiah.

- Pukul 18.00 WIB

Jumlah rumah yang dibakar berjumlah setidaknya 60 unit bangunan dari sekitar 35 rumah milik warga Syiah. Aparat kepolisian tidak berdaya mencegah hal ini terjadi.

- Pukul 18.30 WIB

Sejumlah warga Syiah dievakuasi oleh pihak kepolisian di Gedung Olah Raga Sampang. Sedang ratusan warga Syiah yang lain berlari bersembunyi ke hutan dan persawahan yang berada di sekitar rumah mereka.

Total korban yang telah dievakuasi adalah 155 orang, dan masih ada sekitar 300-400-an orang korban yang belum dievakuasi. 1 Orang tewas Muhammad Khosim (50) dan 1 luka berat, Tohir (45), sempat dikabarkan meninggal tapi masih menjalani perawatan di RSUD Sampang.
...more

Marzuki Alie: Pilih Pemimpin yang Seiman

Kompas.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie (Partai Demokrat) menyerukan kepada warga Jakarta untuk memilih pemimpin yang seiman dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua nanti. Menurutnya, memilih pemimpin yang seiman adalah ajaran agama dan merupakan syarat pertama dalam mempertimbangkan pilihan atas pemimpin.

"Jakarta ini kan mayoritas Islam. Jadi ya sesuai aturan agama saja. Harus pilih yang seiman. Ada persyaratan dalam Islam untuk memilih pemimpin. Itu merupakan paket yang harus diikuti oleh umat Islam," kata Marzuki saat acara halal bi halal bersama dengan Nachrowi Ramli, calon wakil gubernur DKI Jakarta pasangan calon petahana Fauzi Bowo, dan Fatayat Nahdlatul Ulama di Hotel Twin Plaza, Jakarta, Minggu (26/8/2012).

Marzuki berpendapat, pandangannya ini bukanlah bermaksud menyinggung isu SARA. "Di dalam ajaran Islam jelas tercantum dan diatur mengenai tata cara memilih pemimpin. Jadi, sebagai muslim yang baik ya harus ditaati," kata dia.

Kendati demikian, ia mengatakan, dalam tatanan hidup bermasyarakat, Islam tetap mengajarkan untuk saling menghargai dan hidup berdampingan dengan yang berbeda keyakinan. Namun dalam soal memilih pemimpin, tegas dia, adalah keharusan untuk memilih yang seiman.

"Untuk memilih pemimpin, masyarakat memang diberi ruang untuk demokrasi, tapi ada aturan dari agama yang harus diikuti. Karena dalam menjalani kehidupan kita juga mengharap ridho Allah," tandasnya.

Selanjutnya, kriteria kedua adalah calon pemimpin yang tidak meremehkan agama Islam. Sementara yang ketiga adalah memilih pemimpin yang memang ahlinya. "Jadi persyaratan pertama dulu dipenuhi baru masuk kedua dan ketiga. Syarat ketiga ya pilih yang ahli. Tapi kalau kriteria pertama enggak terpenuhi ya coret aja, enggak usah masuk ke kedua atau bahkan ketiga," ujar Marzuki.
...more