Thursday, June 30, 2011

FPI: Hiburan Malam Harus Tutup Selama Puasa

Liputan6.com - Front Pembela Islam (FPI) Kabupaten Tangerang, Banten, mengharapkan pengelola tempat hiburan malam untuk menutup usaha selama bulan puasa. "Jika tidak bersedia menutup usaha tempat hiburan malam selama puasa, maka akan kami demo dengan menutup paksa," kata Sekretaris FPI Kabupaten Tangerang, Uwan Suwanda, Senin (27/6).

Menurut dia, bila pengelola tempat hiburan tidak menutup tempat usaha itu, maka dianggap mengganggu umat yang sedang melaksanakan ibadah di bulan suci. Dia mengatakan, banyak laporan warga yang diterima anggota FPI Kabupaten Tangerang terkait keberadaan tempat hiburan yang dianggap meresahkan.

Sejumlah tempat hiburan malam di Kabupaten Tangerang seperti di Curug, Kosambi, Teluknaga, dan Cikupa buka setiap hari mulai pukul 09.00 WIB-pukul 02.00 WIB. Bahkan tempat hiburan di Kosambi yang merupakan berbatasan langsung dengan Jakarta buka hingga pukul 05.00 WIB. Mayoritas tempat hiburan malam itu ditemani wanita berpakaian minim.

Namun begitu, katanya, penutupan itu tentunya dimulai dengan seruan agar pengelola berupaya untuk menutup sendiri usaha mereka atas kesadaran tanpa paksaan. Dia memberi contoh untuk menghargai umat Hindu di Bali saat perayaan Nyepi, maka warga lain dilarang melakukan kegiatan, maka untuk saling menghargai dibutuhkan kesadaran bersama.
...more

Monday, June 20, 2011

Mendiknas: Jika Siami Dipahlawankan, Masyarakat Setempat Sakit Hati

Detik.com - Mencuatnya kabar contek massal di SDN Gadel II/577 Tandes, Surabaya, kini menjadi polemik di kalangan masyarakat. Kasus yang bermula dari masalah akademis berubah menjadi konflik sosial.

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) menyayangkan adanya penggalangan isu seolah-olah benar terjadi contek massal yang akhirnya menyebabkan konflik sosial. "Jangan dibawa konflik pelapor dengan komunitas di situ (Desa Gadel), dengan memposisikan pelapor pahlawan dan mereka (masyarakat) sebagai pesakitan," kata M Nuh saat jumpa pers di kantornya, Jl Sudirman, Jakarta, Rabu (15/6/2011).

M Nuh sudah memastikan tidak ada contek massal di SDN Gadel II. Hal itu dibuktikan dengan pola jawaban murid yang tidak identik sama.

"Nah, artinya kan dengan pola jawaban yang tidak sama maka tidak ada contek massal. Orangtua yang merasa anaknya sudah belajar dan berusaha sendiri kan nggak terima kalau dituduh contek massal," jelasnya.

Menurut mantan Menkominfo ini publik diminta tidak mempolitisasi kasus ini ke arah yang lebih rumit. Publik juga diminta tidak mengadu domba sejumlah pihak.

"Kalau makin tinggi dia (Siami) dijadikan pahlawan semakin sakit mereka (masyarakat)," imbuhnya.

M Nuh mengajak semua pihak melihat kasus ini secara utuh dan proporsional. Apa yang terjadi di SDN Gadel II bukanlah permasalahan sistemik melainkan kasuistis.

"Jangan dibawa ke arah konflik sosial. Dari contek, terus UN, terus sistem pendidikan, terus masalah kejujuran. Bukan berarti di satu sekolah terjadi kecurangan, terus di lain tempat juga begitu. Kan tidak otomatis," terangnya.

M Nuh meminta agar Pemprov dan Dinas Pendidikan Daerah ikut meredakan konflik yang ada di lapangan. Semua pihak harus diposisikan sewajarnya dan proporsional.

"Saya minta kabupaten/kota dan provinsi coba masing-masing ditenangkan tidak usah ditarik pada dunia provokasi, bawa ke ranah akademik. Kembalikan pada solusi akademik. Bu Siami harus kita apresiasi, harus tetap kita hargai, tapi jangan pula dengan hargai ini kita jatuhkan masyarakat ini," ucapnya.

Kisah Siami bermula dari laporan buah hatinya, Alif, yang cukup cerdas. Saat Ujian Nasional (UN), Alif diminta gurunya untuk memberikan contekan pada teman-temannya. Sesampai di rumah, Alif mengadu kepada ibunya, seorang mantan buruh pabrik sepatu. Siami lalu mengadu ke kepala sekolah dan komite sekolah, namun tidak digubris.

Kasus ini lalu masuk media massa sehingga menarik perhatian Walikota Surabaya. Kepala sekolah dan dua guru SD tersebut mendapat sanksi. Sedangkan warga Gadel marah besar pada Siami dan keluarganya dan menyebutnya sebagai "sok pahlawan" dan "tak punya hati nurani". Warga mendesak Siami minta maaf. Siami memenuhi tuntutan warga.

Namun Mendiknas telah menepis kabar adanya contek massal tersebut. Karena pola jawaban 60 murid SDN Gadel II tidak identik sama.

"Karena pola jawaban tidak identik maka tidak ada contek massal. Karena tidak ada contek massal maka tidak perlu ujian ulang," tutur M Nuh.
...more

Thursday, June 09, 2011

7 Wanita Diduga Istri Kontrak Pria Timteng Ditangkap

Poskota.co.id - Maraknya kawin kontrak di kawasan Puncak Bogor, antara wanita lokal dengan wisatawan Timur Tengah, membuat pihak Kecamatan Cisarua gerah. Langkah pencegahan, pihak kecamatan dibantu kepolisian Sektor Cisarua, Danramil dan tokoh masyarakat dan agama melakukan operasi Rabu (8/6) malam.

Operasi yang melibat ratusan personil gabungan ini, berhasil menjaring tujuh wanita yang diduga menjadi istri sementara pria Timur Tengah. Mereka terjaring saat berada di Vila Tjok di kawasan Tugu Utara Puncak Bogor.

Dari tujuh pelaku kawin kontrak ini, satu diantaranya sedang hamil tiga bulan. Suci 24, warga Cigombong ini mengaku, walau tengah hamil, dirinya terpaksa menjalani dan melayani tamu Arab, karena terbentur masalah ekonomi.

“Ini bukan janin Arab pak Camat. Ini hasil hubungan dengan pacar saya. Saya dikontrak lelaki Arab selama satu minggu dngan bayaran Rp 7 juta. Dari jumlah ini, saya hanya dapat setengahnya, karena dipotong mami,” kata Suci yang mengontrak di Ciburial untuk menghindari kecurigaan keluarganya.

Sementara Imas 32, warga Halim Perdana Kusuma Jakarta menggelak jika dirinya melakukan kawin kontrak dengan pria Timur Tengah. Menurut janda beranak satu ini, dirinya berada di Villa Tjokro Puncak karena memang tugasnya sebagai agency.

“Saya ini agency yang selalu mengantar tamu asal Timur Tengah ke puncak. Mereka kalau mau datang ke Indonesia, selalu telepon saya. Jadi tugas saya sebatas menyediakan tempat penginapan. Tentang ada wanita lalu dilakukan kawin kontrak, saya tidak tahu,” kata Imas membela diri.

Sementara Deviani 22, warga Cibeureum mengatakan, dirinya tidak melakukan kawin kontrak. Diakui, dirinya hanya melayani tamu Arab yang dibayar Rp 700ribu sekali kencan atau Rp 2,5 juta untuk satu hari.

“Biasanya saya nemanin turis Arab sampai satu minggu. Ada juga yag mau bayar hanya kencan sehari. Tergantung gimana pembicaraan awal. Uang hasil transaksi, selalu diambil 40 persen mami,” kata Deviani yang mengaku, ingin berubah dan memiliki suami resmi dengan kembali hidup secara layak.

Camat Cisarua, Drs Teddy Pembang menuturkan, semua yang terjaring didata lalu diberi bimbingan rohani. Mereka juga diminta untuk membuat surat pernyataan, untuk tidak kembali lagi menghuni kawasan puncak guna menjajakn diri.

“Kalau marah, saya sangat marah. Kenapa?, karena kalian telah membuat aib bagi wilayah yang saya pimpin. Kalian semua ini bukan warga saya tapi berasal dari luar Puncak. Jika mengulangi dan tertangkap, akan saya kirim ke panti sosial Pasar Rebo Jakarta Timur,” kata Teddy.
...more

Tak Salat Berjamaah, PNS Kabupaten Rohul Bakal Dikenai Sanksi

Detik.com - Pemkab Rokan Hulu (Rohul) mewajibkan ke seluruh jajaran PNS untuk melaksanakan salat berjamaah. Bagi PNS yang melabrak aturan, akan dikenakan sanski pemotongan dana transportasi.

Demikian disampaikan Kelapa Humas Pemkab Rohul, Yusmar kepada detikcom, Rabu (08/6/2011). Menurutnya kebijakan pelaksanaan salat berjamaah ini sudah dimulai sejak Bupati Rohul, Achmad dilantik untuk yang kedua kalinya. Salat berjamaah itu diwajibkan saat Juhur dan Ashar yang berpusat di Masjid Agung Islamic Centre di Kota Pasir Pangaraian Ibukota Rohul.

"Ada 26 satuan kerja di lingkup Pemkab Rohul dengan jumlah pegawai sekitar 2.100 orang. Seluruhnya wajib mengikuti aturan yang ada. Sedangkan satu dinas yakni Perhubungan tidak melaksanakan salat berjamaah di tempat yang sama, karena jarak kantornya sangat jauh. Namun mereka berjamaah di masjid di lingkungan kantor sendiri," kata Yusmas.

Penerapan ini sudah berjalan sejak Mei lalu. Awalnya, para PNS diabsensi dari masing-masing satuan kerja. Namun belakangan diketahui, ada PNS yang tidak salat, namun menitipkan tanda tangan pada rekan-rekannya.

Yusmar menjelaskan, dengan temuan adanya titipan tanda tangan tersebut, kini sejak Juni diberlakukan dengan sistem sidik jari digital. Ada 10 alat sidik jari digital yang kini terpasang di pintu masuk masjid tersebut.

"Kini dengan adanya alat tersebut, sehingga PNS tidak dapat lagi berbohong. Mereka wajib melakukan sidik jari sesaat akan melaksanakan salat berjamaah juhur dan ashar," kata Yusmar.

Dia menjelaskan, bagi PNS yang tidak melaksanakan salat berjamaah, maka Pemkab Rohul dengan tegas memberikan sanksi berupa pemotongan dana tunjangan transportasi yang diberikan pada seluruh PNS. Tunjangan transportasi itu bervariasi tergantung golongan dan jabatan.

"Di lingkup Pemkab Rohul, minimal setiap PNS menerima tunjangan transportasi Rp 1 juta rupiah. Tunjangan ini yang akan dipotong bila PNS dalam sebulan 3 kali tidak mengikuti salat berjamaah. Namun gaji pokok tidak dipotong, mereka tetap menerima gaji pokonya selaku PNS," kata Yusmar.

Penerapan aturan ini, untuk membina mental para PNS dan mewujudkan Rohul sebagai daerah yang dijuluki Negeri Seribu Suluk. Karena itulah, PNS harus dapat mengikuti aturan yang ada.

"Pro dan kontra memang ada dalam masalah ini. Namun kami melihatnya, salat merupakan kewajiban bagi umat Islam. Kalaupun ada kritikan yang membangun atas kebjikan ini, akan kami jadikan masukan," kata Yusmar.
...more

Hormat Bendera Dinilai Musyrik

Liputan6.com - Sekolah Dasar Al Albani Matesih dan Sekolah Menengah Pertama Al Irsyat Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, tidak mewajibakan para siswanya untuk hormat kepada merah putih. Pihak sekolah menyatakan tak pernah melarang atau mengajarkan para siswanya untuk menghormat pada bendera merah putih.

Sebagian siswa serta guru menolak hormat pada bendera merah putih karena keyakinan pribadi masing-masing dan pihak sekolah tidak dapat mencampurinya. "Sebagian kaum muslimin ada yang berpendapat hormat bendera itu tidak haram, sebagian dari kaum muslimin beranggapan tidak boleh," kata Heru Ichwanuddin, Kepala SD It Albani, Senin (6/6).

Sementara Sutadi, Kepala SMP Al Irsyad, menyatakan tidak hormat bendera karena bagian dari keyakinan sebagai muslim. "Kalau kami hormat bendera berarti telah bertentangan dengan keyakinan kami, yaitu telah melakukan suatu kemusyirikan kepada Allah SWT," ucapnya.

Sikap kedua sekolah yang menolak hormat pada bendera merah putih dengan dalih keyakinan ini amat disayangkan Kepala Kantor Kementerian Agama Karanganyar Juhdi Amin. Pihaknya menilai kedua sekolah tersebut mengadopsi Timur Tengah dan tindakan itu salah. Untuk itu, pihaknya akan mengundang kedua pihak sekolah tersebut untuk duduk bersama membahas permasalahan ini. Video
...more