Wednesday, January 23, 2013

Film "Cinta tapi Beda" Kena Protes

Kompas.com - Film Cinta tapi Beda, yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan sudah mulai diputar di gedung-gedung bioskop pada 27 Desember 2012, kena protes. Ketua Bidang Perdagangan DPP KNPI, M Rafik, mengatakan, pada film tersebut ada indikasi pemutarbalikan fakta.

Menurut Rafik, mengacu ke adat Minangkabau, jika seorang Minang berganti keyakinan, orang itu akan dianggap bukan orang Minang lagi. "Karena di Padang, kalau sudah berpindah agama, dianggap sudah bukan orang Padang, sudah diusir," jelasnya pada Jumat (4/1/2013) di Jakarta.

Pada film itu digambarkan, seorang perempuan Minang berpacaran dengan seorang lelaki Jawa. Mereka berbeda keyakinan dan hendak menikah.

Untuk itu, Rafik meminta klarifikasi kepada Komnas HAM terkait pelanggaran pada film tersebut. Rafik juga meminta Hanung, sebagai sutradara, dan pihak-pihak lain yang terkait untuk memberi klarifikasi mengenai film itu.

"Karena ini akan ada pengaruh pendapat terhadap orang-orang Minang dan, juga, berpengaruh secara psikologis terhadap anak muda Minang," tekan Rafik.

Sampai saat ini belum ada tanggapan dari Komnas HAM, pihak pembuat film tersebut, atau pihak-pihak lain yang terkait.
...more

Kasus Kekerasan Berbasis Syariat Meningkat di Aceh

Kompas.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak kekerasan (Kontras) Aceh mencatat, sepanjang tahun 2012, terjadi 50 kasus kekerasan yang terkait dengan penegakan syariat Islam di Aceh. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 yang sebanyak 47 kasus.

Koordinator Kontras Aceh, Destika Gilang Lestari, Kamis (3/1/2013 ), mengungkapkan, bentuk pelanggaran hukum yang muncul dalam penegakan hukum syariat di Aceh di antaranya memandikan warga atau melakukan kekerasan terhadap mereka yang diduga melanggar syariat Islam.

"Bentuknya bermacam-macam, selain dimandikan, ada yang diarak, dipukuli, ditelanjangi, sampai ada yang dinikahkan. Pelaku kekerasan umumnya adalah massa, adapula oleh aparat," kata Gilang.

Dari 50 kasus kekerasan tersebut, sebanyak 23 kasus adalah kekerasan yang terjadi dalam kasus khalwat (berbuat mesum), 11 kekerasan saat terjadi razia oleh polisi syariat atau petugas wilayatul hisbah, 6 kasus penerapan hukuman cambuk, 2 razia oleh warga, 1 kasus pencabulan, dan 1 kasus minuman keras. Kota Langsa dan Banda Aceh mendominasi jumlah kasus kekerasan berbasis penegakan hukum syariah Islam tersebut, yakni masing-masing sebanyak 13 kasus dan 6 kasus.

Kontras Aceh sangat menyayangkan bentuk kekerasan yang muncul ini. Proses penegakan hukum yang seharusnya dimunculkan, tetapi justru penghakiman jalanan yang dikedepankan. "Ke depan, harus disosialisasikan mengenai larangan main hakim sendiri oleh warga yang menangkap pelaku pelanggaran syariat," tutur Gilang.
...more

Tokoh Wanita Aceh Prihatin Banyak Istri Gugat Cerai Suami

Kompas.com - Tokoh ulama perempuan Tgk Nurhayati mengaku miris menyaksikan halaman kantor Mahkamah Syariah yang setiap hari ramai oleh istri yang menggugat cerai suami.

Menurutnya, tingginya gugatan cerai yang dilakukan kaum perempuan terhadap suami karena maraknya isu gender yang tanpa sadar merusak akhlak perempuan sehingga mereka berani bersikap tidak pantas kepada suami.

"Dimulai dengan bertengkar, menjawab suami dengan ketus, yang tanpa sadar menggiring mereka untuk berpisah," sebut perempuan yang akrab disapa Umi ini.

Padahal, lanjut Nurhayati, sesuai sabda Rasulullah, setiap perbuatan yang dilakukan seorang istri pada suaminya itu adalah ibadah yang luar biasa.

"Akan tetapi, sekarang kata 'ibadah' itu diganti dengan peran istri yang dibahasakan gender untuk lebih berani berbuat, termasuk kepada suami," tambahnya lagi.

Kondisi ini turut dipengaruhi dangkalnya ilmu agama yang diserap perempuan. Apalagi jika faktor gugatan si istri bermuara dari ekonomi rumah tangga yang tak berujung membaik. Sikap sabar dan selalu menunjukkan kasih sayang perlu diperlihatkan istri, bukan malah sebaliknya.

"Untuk itu, perlunya pemahaman ilmu agama yang cukup bagi perempuan agar tidak buru-buru bercerai ketika sudah tak merasa bahagia," sebutnya.
...more

Tuesday, January 22, 2013

Haram, Di Aceh Perayaan Tahun Baru dengan Tiup Terompet Dilarang

Faisal Ali
Detik.com - Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Provinsi Aceh melarang masyarakat Aceh untuk merayakan kegiatan hura-hara pada malam pergantian tahun karena dikategorikan haram. Warga diminta mengadakan acara zikir dan doa.

"Jangan rayakan pergantian tahun dengan hura-hura seperti bakar mercon, tiup terompet, dansa, serta tindakan yang melanggar syariat Islam. Penyambutan itu haram dilakukan oleh warga Aceh," kata Wakil Ketua MPU Aceh, Tengku H Faisal Ali pada detikcom, Senin (30/12).

Faisal, mengimbau umat Islam agar tidak menyambut Tahun Baru 2013 dengan pesta pora, apalagi meniup terompet, membakar lilin, atau duduk berbaur pria dan wanita non muhrim, sebab semua itu merupakan perbuatan setan dan tergolong maksiat.

Ia berharap agar Pemerintah bersama aparatnya harus mengawasi secara ketat. "Agar perayaan tahun baru tidak memunculkan hal-hal yang negatif," ujarnya.

Informasi yang dihimpun detikcom, Pemerintah Kota Banda Aceh sejak minggu malam sudah mensosialisasikan larangan bagi para pedagang di ibukota provinsi Aceh untuk tidak menjual terompet dan kembang api yang biasanya identik dengan perayaan malam tahun baru. Warga kota juga dilarang meniup terompet dan membakar kembang api.

Sementara itu, untuk kelancaran dan ketertiban dalam menyambut malam pergantian Tahun baru, sejumlah ruas jalan seperti Persimpangan Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh mulai pukul 22.00- 02.00 WIB dini hari nanti ditutup.

Sedikitnya 800 petugas gabungan dari Polda Aceh, Polresta, Pomdam IM, Prajurit TNI, Dinas Perhubungan dan Satpol PP diturunkan untuk mengatur jalur-jalur yang masuk car free night (malam bebas kendaraan) dikhususkan bagi pejalan kaki yang telah memarkirkan kendaraannya di titik-titik yang sudah ditentukan.

Adapun jalur yang tetap dibuka bagi pengendara bermotor, yakni arah Darussalam berbelok ke kanan memasuki Jalan Syiah Kuala dan Jalan Pocut Baren (Jambo Tape) serta ke Jalan T Hasan Dek, hingga Simpang Surabaya. Selanjutnya Jalan Chik Ditiro , Jalan Chik Pante Kulu (depan Masjid Raya Baiturrahman), Jalan Muhammad Jam, Jalan KHA Dahlan, dan Jalan Tepi Kali Krueng Aceh.

Sedang Pemerintah kota Lhokseumawe juga mengimbau warganya untuk tidak merayakan malam pergantian tahun baru dengan meniup terompet, melakukan yang melanggar syariat islam serta dilarang keras menyalakan kembang api khususnya di dekat tempat ibadah seperti masjid, meunasah yang menganggu suasana doa dan zikir warga.
...more

Polisi Ini Marahi Pengemudi Mobil, Patahkan Spion & Terjang Traffic Light

Detik.com - Seorang polisi berpakaian dinas dan mengenakan baret tiba-tiba turun dari mobilnya. Dia menghampiri pengemudi Honda City B 8543 CK dan marah-marah.

Setelah puas ngomel-ngomel, dia kemudian kembali ke mobil Honda Jazz F 73 NG warna biru yang ia tumpangi. Namun, sebelum masuk ke mobilnya, polisi itu bertindak yang mengejutkan sejumlah pengendara lainnya: mematahkan spion Honda City.

Peristiwa yang membuat geleng-geleng kepala ini terjadi di perempatan Kedung Halang, Kota Bogor sekitar pukul 15.00 WIB, Sabtu (29/12/2012). Kejadiannya begitu cepat sekitar 30 detik, saat lampu traffic light berwarna merah.

Seorang pengendara bernama Noko melihat jelas kejadian ini. Dia juga mengabadikannya dengan kamera ponselnya. Foto-foto peristiwa itu pun dikirimkan ke detikcom.

Saat kejadian, gerimis sedang turun dan membasahi jalan. Namun, air gerimis rupanya tak bisa mendinginkan emosi polisi berusia muda dan berbadan tegap berpakaian dinas dengan sangkur di pinggangnya itu.

Entah ada masalah apa antara pak polisi dengan si pengemudi Honda City itu. Saat itu, keduanya datang dari arah Warung Jambu menuju tol Bogor Outer Ring Road.

Pengemudi Honda City datang lebih dahulu dan memposisikan mobilnya di sebelah kanan, karena akan menuju tol. Sedangkan pak polisi yang tampak mengejar pengemudi Honda City itu memberhentikan mobil Honda Jazznya di samping kiri mobil Honda City.

"Begitu mobil berhenti, pak polisi langsung membuka pintu mobilnya dan keluar. Dia kemudian turun dan menuju arah pengemudi Honda City. Dia tampak marah-marah kepada pengemudi Honda City warna silver itu lewat jendela mobil," kata Noko.

Kejadian ini tentu membuat terkejut para pengendara mobil lain yang antre di perempatan itu. Setelah beberapa detik marah-marah, polisi itu kemudian kembali ke mobilnya. Namun, sebelum sampai di mobil Jazz-nya, polisi itu mematahkan spion Honda City yang ada di sebelah kiri. Klak! Spion itu pun tampak lepas dari pokoknya.

Polisi itu kemudian masuk ke dalam mobilnya dan langsung tancap gas. Dia menerobos lampu merah dan memutar balik ke arah Warung Jambu lagi. Duh! Padahal, jelas-jelas di perempatan itu ada tanda dilarang putar balik.

Siapakah sang polisi itu? Tidak diketahui identitasnya. Yang jelas, si pengemudi Honda City yang dimarahi polisi itu tampak pasrah dan melanjutkan perjalanannya menuju Tol JORR setelah lampu traffic light berwarna hijau.

Update:
Pelaku bernama Briptu Jhony
...more

Friday, December 28, 2012

Pasien Kritis, Ruang ICU Malah Dipakai "Shooting"

Kompas.com - Ruang ICU RSIA Harapan Kita yang seharusnya steril digunakan sebagai tempat shooting sinetron "Love in Paris" yang tayang di SCTV. Ruangan shooting tersebut bercampur dengan tempat perawatan medis anak yang sakit serius sehingga mengganggu kenyamanan pasien.

Kurnianto Ahmad Syaiful (47), orangtua Ayu Tria (9), pasien RSIA Harapan Kita, penderita leukemia sejak usia dua tahun, mengungkapkan agak terganggu dengan shooting tersebut. Ayu masuk rumah sakit karena diare yang cukup serius sehingga diharuskan masuk ke ruangan ICU rumah sakit.

"Semalam anak saya ngedrop jam setengah enam, kemudian saya bawa ke RSIA Harapan Kita sampai habis Maghrib mau Isya. Sampai RS langsung ditangani di UGD. Setelah dicek, ada pembuluh darah pecah. Dokternya nyaranin ke ICU. Sampai ICU agak sedikit kurang nyaman karena dalam ruangan di pakai shooting," kata Kurnianto kepada wartawan pada Kamis (27/12/2012).

Di dalam ruangan tersebut, kata dia, penjenguk harus menggunakan pakaian steril, sedangkan kru film masuk-keluar ruangan tanpa menggunakan pakaian steril.

Sekitar pukul 01.30 WIB, di luar ruangan, masih ada persiapan shooting, dari ruang UGD yang berada di lantai 1 sampai ke ruang pintu masuk ICU dan dipasang lampu sorot.

Kru film juga berlalu lalang di ruang Wijaya Kusuma sehingga pasien terganggu. Bahkan, penunggu pasien dialihkan ke pintu samping ruangan.

Kurnianto mengungkapkan, pukul 01.30, dia dipanggil dokter dan mengatakan anaknya sudah koma. Jantung di monitor sempat berhenti sampai pukul 02.30, kemudian dokter minta maaf karena tidak bisa menyelamatkan nyawa anak bungsunya tersebut.

"Waktu itu kru-kru film sudah pada tidur. Jam empat juga masih pada tidur, tetapi alat-alatnya belum dirapihin," kata Kurnianto.

Kala itu, ungkap Kurnianto, shooting film mengganggu kenyamanan istirahat pasien dan menyebabkan sulitnya akses masuk ruang ICU. Pasien pun tidak diberi tahu terlebih dahulu bahwa ruangan akan digunakan sebagai tempat shooting saat itu.

"Saya enggak dikasih tahu ataupun ada pemberitahuan terlebih dahulu kalau ada shooting," katanya.

Saat ini, Ayu Tria (9) telah dimakamkan di TPU Prumpung, Jakarta Timur.
...more

Polresta Bekasi Sesali Insiden Filadelfia

Kompas.com - Kepala Kepolisian Resor Bekasi Ajun Komisaris Besar Isnaini Ujianto menyesalkan insiden bentrokan warga Desa Jejalen Jaya dengan jemaat Gereja Huria Kristen Batak Protestan Filadelfia pada malam Natal, Senin (24/12/2012).

"Sebenarnya, kejadian tersebut dapat dihindari jika jemaat Filadelfia tidak memaksakan diri tetap beribadah di lokasi pembangunan gereja yang sudah disegel oleh pemerintah," ujarnya saat meninjau lokasi kejadian di Kecamatan Tambun Utara, Selasa (25/12/2012).

Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Bekasi sudah menyegel lokasi pembangunan Gereja HKBP Filadelfia Tambun Utara karena tidak mengantongi izin mendirikan bangunan (IMB).

"Pemda bahkan sudah menyiapkan tempat pengganti di gedung PGRI Tambun Selatan dan bangunan sekolah di Perumahan Graya Prima sebagai lokasi ibadah jemaat Filadelfia," katanya.

Meski sudah disiapkan tempat pengganti, kata dia, para jemaat tetap memaksakan diri untuk beribadah di lokasi pembangunan gereja yang berada di Kampung Jalen, RT 01 RW 09 Desa Jejalen Jaya, Tambun Utara, dengan alasan kebebasan memeluk agama.

Akibatnya, warga yang sejak dari awal menolak pembangunan gereja tersebut melakukan perlawanan, dan bahkan sempat terjadi bentrokan yang mengakibatkan penganiayaan salah satu warga.

"Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, aparat terpaksa mengevakuasi jemaat ke Polsek Tambun," katanya.

Isnaini menambahkan, sebagian besar jemaat gereja HKBP Filadelfia bukan merupakan warga Kabupaten Bekasi, tapi justru banyak dari luar daerah, seperti Jakarta dan Kota Bekasi.

"Sebelumya juga sudah ada kesepakatan antara warga dan jemaat HKBP Filadelfia, 30 Maret 2012. Isi kesepakatannya adalah jemaat HKBP tidak lagi menggunakan tempat yang disegel," kata Isnaini.
...more