Detik.com - Satpol PP Kota Surabaya bergerak cepat untuk menurunkan reklame HUT RI yang pamer paha. Iklan bergambar wanita berbalut kain merah putih itu dianggap menyalahi estetika.
Showing posts with label Surabaya. Show all posts
Showing posts with label Surabaya. Show all posts
Wednesday, August 16, 2017
Friday, March 10, 2017
Tepergok Mesum di Kamar Pas, Pasangan Ini Diarak Tanpa Celana
Friday, August 26, 2016
Pengamat dan Pemerhati Satwa Singky Soewadji Ditahan Kejari Surabaya
Detik.com - Pengamat dan pemerhati satwa, Singky Soewadji, ditahan Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya. Singky ditahan seiring dengan pelimpahan tahap dua (Tersangka dan barang bukti) dari Polda Jatim ke Kejari Surabaya.
Saturday, February 06, 2016
Panci Bertuliskan Aksara Arab, FPI Lapor Polisi
Kompas.com - Front Pembela Islam (FPI) Jawa Timur melaporkan perusahaan produsen alat dapur di Sidoarjo ke Polda Jatim atas kasus penistaan agama, Rabu (27/1/2016).
Saturday, January 23, 2016
FPI Geruduk Mal, Ini Tuntutan Mereka Soal Atribut Natal
![]() |
Ilustrasi |
Tempo.co - Menjelang Natal dan tahun baru, belasan aktivis Front Pembela Islam (FPI) berkeliling mendatangi mal-mal besar di Surabaya. Mereka mengendarai sepeda motor dan berorasi sebentar di depan mal, dimulai dari Mal Galaxy di kawasan Surabaya Timur. FPI juga mengajak umat Islam tidak mengucapkan, mengikuti, dan menggunakan atribut-atribut Natal dan tahun baru.
Thursday, August 27, 2015
Heboh Pria Bernama Tuhan: MUI Minta KTP-nya Ditarik...
Tempo.co - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur menganjurkan agar orang-orang sekitar menyadarkan Tuhan untuk segera mengganti namanya. Bahkan meminta petugas pencatatan sipil untuk menarik kartu identitas, agar empunya nama itu untuk sementara tak bisa mengakses layanan publik.
"Disadarkanlah untuk menambah namanya. Jadi biar sementara tidak dapat mengakses layanan pemerintah, sampai dia mengganti namanya," tutur Ketua Umum MUI Jawa Timur KH Abdusshomad Bukhori kepada wartawan di Hotel Garden Palace Surabaya, Senin, 24 Agustus 2015. (Lihat Video Ternyata Tuhan Lahir di Banyuwangi)
Menurut Abdusshomad, dalam Islam, penggunaan nama Tuhan diperbolehkan jika sifat-sifat ketuhanan ditambahkan dengan kata hamba. Ia mencontohkan namanya, Abdusshomad, yang merupakan gabungan dari kata abdu (hamba) dengan ash-shomad (tempat bergantung semua makhluk).
“Jadi Tuhan baik, tapi enggak cocok untuk nama. Itu mensyirikkan nama Tuhan, karena Tuhan kan zat yang disembah, tidak sesuai. Penodaan,” kata Abdusshomad.
Tuhan ialah nama seorang tukang kayu asal Dusun Krajan, Desa Kluncing, Kecamatan Licin, Banyuwangi. Pria 42 tahun itu mendadak tersohor setelah kartu tanda pengenalnya diunggah netizen di media sosial Facebook dengan tambahan kalimat yang mengundang tawa sekaligus penasaran: “Teori Januari Christi terbantah...Tuhan ada di Banyuwangi!!”
Ayah dua anak itu merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara dari pasangan Jumhar dan Dawiyah. Ia mengaku tak tahu alasan orang tuanya memberikan nama Tuhan kepadanya.
Postingan itu akhirnya memang ramai di media sosial. Meski begitu suami Husnul Khotimah ini tak tahu persis mengapa baru kali ini namanya menyita perhatian khalayak.
...more
"Disadarkanlah untuk menambah namanya. Jadi biar sementara tidak dapat mengakses layanan pemerintah, sampai dia mengganti namanya," tutur Ketua Umum MUI Jawa Timur KH Abdusshomad Bukhori kepada wartawan di Hotel Garden Palace Surabaya, Senin, 24 Agustus 2015. (Lihat Video Ternyata Tuhan Lahir di Banyuwangi)
Menurut Abdusshomad, dalam Islam, penggunaan nama Tuhan diperbolehkan jika sifat-sifat ketuhanan ditambahkan dengan kata hamba. Ia mencontohkan namanya, Abdusshomad, yang merupakan gabungan dari kata abdu (hamba) dengan ash-shomad (tempat bergantung semua makhluk).
“Jadi Tuhan baik, tapi enggak cocok untuk nama. Itu mensyirikkan nama Tuhan, karena Tuhan kan zat yang disembah, tidak sesuai. Penodaan,” kata Abdusshomad.
Tuhan ialah nama seorang tukang kayu asal Dusun Krajan, Desa Kluncing, Kecamatan Licin, Banyuwangi. Pria 42 tahun itu mendadak tersohor setelah kartu tanda pengenalnya diunggah netizen di media sosial Facebook dengan tambahan kalimat yang mengundang tawa sekaligus penasaran: “Teori Januari Christi terbantah...Tuhan ada di Banyuwangi!!”
Ayah dua anak itu merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara dari pasangan Jumhar dan Dawiyah. Ia mengaku tak tahu alasan orang tuanya memberikan nama Tuhan kepadanya.
Postingan itu akhirnya memang ramai di media sosial. Meski begitu suami Husnul Khotimah ini tak tahu persis mengapa baru kali ini namanya menyita perhatian khalayak.
Tuesday, February 17, 2015
Risma Larang Pelajar Surabaya Rayakan Valentine
![]() |
Tri Rismaharini |
Kompas.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melalui Dinas Pendidikan Kota Surabaya melarang pelajar merayakan Hari Valentine, Sabtu (14/2/2015) besok. Larangan itu disampaikan melalui surat edaran bernomor 421/1121/436.6.4/2015 tertanggal 12 Februari 2015 yang dikirim ke seluruh SMP, SMA dan SMK.
Pihak sekolah diperintahkan mengirim surat kepada semua wali murid agar melarang anaknya merayakan Hari Valentine. Surat edaran tersebut diedarkan karena Dinas Pendidikan Kota Surabaya menilai, perayaan Hari Valentine bertentangan dengan norma sosial dan budaya Indonesia.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Ikhsan mengatakan, larangan perayaan Valentine ialah untuk melindungi pelajar Surabaya agar tidak terjebak dalam budaya asing yang belum tentu sesuai diterapkan di Indonesia.
"Bu Wali (Tri Rismaharini) sangat peduli dengan anak-anak sekolah. Ini intsruksi Bu Risma," katanya, Jumat (13/2/2015).
Pihaknya meminta kepada semua wali murid agar meningkatkan pengawasan kepada anak-anaknya untuk tidak merayakan Hari Valentine.
"Kami juga imbau wali murid karena pengawasan kami terbatas," katanya.
...more
Pihak sekolah diperintahkan mengirim surat kepada semua wali murid agar melarang anaknya merayakan Hari Valentine. Surat edaran tersebut diedarkan karena Dinas Pendidikan Kota Surabaya menilai, perayaan Hari Valentine bertentangan dengan norma sosial dan budaya Indonesia.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Ikhsan mengatakan, larangan perayaan Valentine ialah untuk melindungi pelajar Surabaya agar tidak terjebak dalam budaya asing yang belum tentu sesuai diterapkan di Indonesia.
"Bu Wali (Tri Rismaharini) sangat peduli dengan anak-anak sekolah. Ini intsruksi Bu Risma," katanya, Jumat (13/2/2015).
Pihaknya meminta kepada semua wali murid agar meningkatkan pengawasan kepada anak-anaknya untuk tidak merayakan Hari Valentine.
"Kami juga imbau wali murid karena pengawasan kami terbatas," katanya.
Hari Valentine, Ratusan Pasangan Mesum Terjaring Razia di Surabaya
Kompas.com - Ratusan pasangan mesum, atau bukan suami-istri, terjaring razia dari sejumlah hotel, Sabtu (14/2/2015) sore, atau pada saat perayaan Hari Valentine. Pasangan yang terjaring tidak hanya dari kalangan remaja. Sebagian dari mereka sudah dewasa.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, ratusan pasangan mesum itu diangkut dari hotel menuju markas Satpol PP Surabaya menggunakan truk untuk didata dan diberi pembinaan.
Razia dilakukan petugas gabungan Satpol PP, Linmas, TNI, dan Polri sejak pukul 14.00 WIB, dan sampai saat ini masih berlangsung.
Kedatangan ratusan pasangan yang terjaring razia itu membuat sibuk petugas Satpol PP Surabaya yang mendata. Ruang yang disediakan hampir tidak bisa untuk menampung mereka.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, razia yang digelarnya memang khusus menyambut Hari Valentine.
"Hari Valentine identik dengan remaja yang memadu kasih, tetapi melakukan tindak asusila. Ini yang ingin kita larang," katanya.
Selain merazia pasangan mesum, petugas gabungan juga merazia minimarket yang menjual paket khusus berupa cokelat dan kondom.
...more
Berdasarkan pantauan Kompas.com, ratusan pasangan mesum itu diangkut dari hotel menuju markas Satpol PP Surabaya menggunakan truk untuk didata dan diberi pembinaan.
Razia dilakukan petugas gabungan Satpol PP, Linmas, TNI, dan Polri sejak pukul 14.00 WIB, dan sampai saat ini masih berlangsung.
Kedatangan ratusan pasangan yang terjaring razia itu membuat sibuk petugas Satpol PP Surabaya yang mendata. Ruang yang disediakan hampir tidak bisa untuk menampung mereka.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, razia yang digelarnya memang khusus menyambut Hari Valentine.
"Hari Valentine identik dengan remaja yang memadu kasih, tetapi melakukan tindak asusila. Ini yang ingin kita larang," katanya.
Selain merazia pasangan mesum, petugas gabungan juga merazia minimarket yang menjual paket khusus berupa cokelat dan kondom.
Monday, February 09, 2015
Dituding Ajarkan Aliran Sesat, Sekolah Tinggi di Surabaya Diminta Bubar
Kompas.com - Ratusan warga menggelar aksi protes mendesak penutupan kampus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ali bin Abi Tholib di Jalan Sidotopo Kidul 51 Surabaya, Sabtu (7/2/2015). Mereka menuding, kampus tersebut mengajarkan aliran agama yang sesat.
Selain melakukan orasi, mereka juga membentangkan spanduk ukuran besar yang bertuliskan, "Warga sepakat atas pemberhentian aktivitas STAI Ali bin Abi Tholib". Warga pengunjuk rasa juga memblokade Jalan Sidotopo Kidul. Puluhan polisi pun dikerahkan untuk mengamankan aksi protes.
Aksi warga ini terjadi menyusul beredarnya buletin keluaran kampus setempat yang bernama buletin Al-Iman. Dalam buletin Al-Iman edisi 205 yang sampai ke tangan warga, terdapat artikel yang mengulas tentang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Salah satu artikelnya berjudul "Bolehkah Merayakan Maulid Nabi Muhammad".
Di artikel tersebut, ada redaksi kata-kata yang dianggap menyinggung umat Islam, yakni "Merayakan maulid Nabi Muhammad adalah sarana yang dapat menjerumuskan seorang ke dalam perbuatan kesyirikan karena dalam acara tersebut terdapat pujian yang berlebihan kepada Rasulullah".
"Ini adalah bukti bahwa kampus STAI Ali bin Abi Tholib mengajarkan ajaran yang menyimpang dan sesat. Bagi umat Islam, membaca shalawat dan merayakan maulid Nabi Muhammad sangat dianjurkan," kata korlap aksi, Adras Ridwan.
Hingga laporan ini dikirim, perwakilan pengunjuk rasa dan pihak STAI Ali bin Abi Tholib masih melakukan pertemuan di salah satu ruangan kampus difasilitasi polisi dan koramil setempat.
...more
Selain melakukan orasi, mereka juga membentangkan spanduk ukuran besar yang bertuliskan, "Warga sepakat atas pemberhentian aktivitas STAI Ali bin Abi Tholib". Warga pengunjuk rasa juga memblokade Jalan Sidotopo Kidul. Puluhan polisi pun dikerahkan untuk mengamankan aksi protes.
Aksi warga ini terjadi menyusul beredarnya buletin keluaran kampus setempat yang bernama buletin Al-Iman. Dalam buletin Al-Iman edisi 205 yang sampai ke tangan warga, terdapat artikel yang mengulas tentang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Salah satu artikelnya berjudul "Bolehkah Merayakan Maulid Nabi Muhammad".
Di artikel tersebut, ada redaksi kata-kata yang dianggap menyinggung umat Islam, yakni "Merayakan maulid Nabi Muhammad adalah sarana yang dapat menjerumuskan seorang ke dalam perbuatan kesyirikan karena dalam acara tersebut terdapat pujian yang berlebihan kepada Rasulullah".
"Ini adalah bukti bahwa kampus STAI Ali bin Abi Tholib mengajarkan ajaran yang menyimpang dan sesat. Bagi umat Islam, membaca shalawat dan merayakan maulid Nabi Muhammad sangat dianjurkan," kata korlap aksi, Adras Ridwan.
Hingga laporan ini dikirim, perwakilan pengunjuk rasa dan pihak STAI Ali bin Abi Tholib masih melakukan pertemuan di salah satu ruangan kampus difasilitasi polisi dan koramil setempat.
Saturday, September 06, 2014
Tak Bisa Bayar Uang Seragam, Siswa SMK di Surabaya Pakai Baju SMP
![]() |
Ilustrasi |
Kompas.com - Seorang siswa baru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Surabaya, Jawa Timur, Alfandi terpaksa memakai seragam sekolah menengah pertama (SMP) lantaran orangtuanya tidak bisa membayarkan uang seragam sebesar Rp 1.050.000 yang dibebankan pengelola sekolah.
Anggota DPRD Surabaya Baktiono, Senin (1/9/2014) mengatakan, pihaknya mendapatkan pengaduan dari wali murid bernama Ahmad Alfandi yang mengaku kesulitan membayar biaya seragam sekolah anaknya.
"Ia telah menyerahkan surat keterangan tidak mampu, tapi sekolah tetap mengharuskan diri membayar biaya seragam yang nilainya Rp 1.050.000," katanya.
Merasa dinilai terlalu berat, Alfandi memutuskan hingga saat ini masih tetap memakai seragam SMP-nya karena belum bisa membayar.
Hal sama juga dialami siswi SMK 4 Kranggan, Surabaya jurusan akuntansi, Salsabila. Orangtua Salsabila, Sudirman melapor ke DPRD karena sebagai keluarga tidak mampu, masih diwajibkan membayar uang seragam senilai Rp 650.000.
Sudirman mengatakan telah berusaha menemui staf koperasi sekolah untuk memohon diberikan seragam untuk putrinya dengan cara mencicil. Permintaannya dikabulkan dengan catatan mengangsur per bulan hingga selesai.
Baktiono yang juga mantan ketua komisi D DPRD Surabaya ini mengatakan Dinas Pendidikan Surabaya telah melakukan kesalahan fatal karena masih terdapat keluhan soal penarikan biaya dari siswa keluarga tidak mampu karena sudah masuk anggaran APBD.
"Hal ini mestinya tidak boleh terjadi, tentu saja kami sangat menyayangkan hal ini," katanya.
Tentu saja kejadian ini, kata dia, sangat bertentangan dengan program Pemkot Surabaya terkait jalur mitra warga yang konon membebaskan dari segala biaya sekolah dan berhak mendapatkan fasilitas yang sama seperti siswa lainnya, karena program ini memang diperuntukkan siswa dari keluarga tidak mampu.
"Jangan hanya gembar-gembor soal program mitra warga tetapi implementasinya tidak ada. Saya memang mencurigai guru-guru di sekolah belum melakukan survei terkait siswa tidak mampu. Namun hal ini tetap menjadi tanggung jawab kepala Dinas Pendidikan Surabaya sebagi pelaksana regulasi kebijakan," katanya.
...more
Anggota DPRD Surabaya Baktiono, Senin (1/9/2014) mengatakan, pihaknya mendapatkan pengaduan dari wali murid bernama Ahmad Alfandi yang mengaku kesulitan membayar biaya seragam sekolah anaknya.
"Ia telah menyerahkan surat keterangan tidak mampu, tapi sekolah tetap mengharuskan diri membayar biaya seragam yang nilainya Rp 1.050.000," katanya.
Merasa dinilai terlalu berat, Alfandi memutuskan hingga saat ini masih tetap memakai seragam SMP-nya karena belum bisa membayar.
Hal sama juga dialami siswi SMK 4 Kranggan, Surabaya jurusan akuntansi, Salsabila. Orangtua Salsabila, Sudirman melapor ke DPRD karena sebagai keluarga tidak mampu, masih diwajibkan membayar uang seragam senilai Rp 650.000.
Sudirman mengatakan telah berusaha menemui staf koperasi sekolah untuk memohon diberikan seragam untuk putrinya dengan cara mencicil. Permintaannya dikabulkan dengan catatan mengangsur per bulan hingga selesai.
Baktiono yang juga mantan ketua komisi D DPRD Surabaya ini mengatakan Dinas Pendidikan Surabaya telah melakukan kesalahan fatal karena masih terdapat keluhan soal penarikan biaya dari siswa keluarga tidak mampu karena sudah masuk anggaran APBD.
"Hal ini mestinya tidak boleh terjadi, tentu saja kami sangat menyayangkan hal ini," katanya.
Tentu saja kejadian ini, kata dia, sangat bertentangan dengan program Pemkot Surabaya terkait jalur mitra warga yang konon membebaskan dari segala biaya sekolah dan berhak mendapatkan fasilitas yang sama seperti siswa lainnya, karena program ini memang diperuntukkan siswa dari keluarga tidak mampu.
"Jangan hanya gembar-gembor soal program mitra warga tetapi implementasinya tidak ada. Saya memang mencurigai guru-guru di sekolah belum melakukan survei terkait siswa tidak mampu. Namun hal ini tetap menjadi tanggung jawab kepala Dinas Pendidikan Surabaya sebagi pelaksana regulasi kebijakan," katanya.
Tuesday, February 18, 2014
Jadi Ajang "Kumpul Kebo", Perayaan Valentine Dikecam
Kompas.com - Puluhan massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Surabaya menggelar aksi unjuk rasa mengecam perayaan hari kasih sayang atau "Valentine" setiap 14 Februari, Selasa (11/2/2014). Bagi mereka, perayaan Valentine seperti melegalkan kemaksiatan, karena saat itu justru banyak terjadi aksi "kumpul kebo" yang haram dilakukan menurut agama Islam.
Koordinator aksi, Muhammad Fajar mengatakan, aksi tersebut juga merupakan seruan bagi semua kaum muslimin, khususnya para pemuda dan pemudi untuk tidak merayakan Valentine.
"Lembaga hotline pendidikan Surabaya mencatat, aksi kumpul kebo yang berujung hamil di luar nikah, justru dilakukan saat malam valentine," ungkapnya.
Kepada masyarakat umum, HTI mengimbau agar masyarakat untuk mengarahkan anak-anaknya agar menjauhi semua bentuk kemunkaran. "Para pendidik juga diimbau untuk mengarahkan anak didiknya agar menjauhi semua bentuk kemaksiatan," tambah Muhammad Fajar.
Menurutnya, perayaan Valentine adalah buah pendidikan sekuler yang selanjutnya menghasilkan individu-individu berpola pikir liberal dalam pergaulan pergaulan dengan lawan jenis. Selain itu, kata Fajar, perayaan tersebut juga melahirkan pelajar yang bergaya hidup materialis dan hedonis, serta mengagungkan kebebasan.
Aksi tolak Valentine berlangsung damai dengan kawalan ketat polisi. Hujan deras yang mengguyur Surabaya tidak menyulutkan aksi unjuk rasa massa HTI.
...more
Koordinator aksi, Muhammad Fajar mengatakan, aksi tersebut juga merupakan seruan bagi semua kaum muslimin, khususnya para pemuda dan pemudi untuk tidak merayakan Valentine.
"Lembaga hotline pendidikan Surabaya mencatat, aksi kumpul kebo yang berujung hamil di luar nikah, justru dilakukan saat malam valentine," ungkapnya.
Kepada masyarakat umum, HTI mengimbau agar masyarakat untuk mengarahkan anak-anaknya agar menjauhi semua bentuk kemunkaran. "Para pendidik juga diimbau untuk mengarahkan anak didiknya agar menjauhi semua bentuk kemaksiatan," tambah Muhammad Fajar.
Menurutnya, perayaan Valentine adalah buah pendidikan sekuler yang selanjutnya menghasilkan individu-individu berpola pikir liberal dalam pergaulan pergaulan dengan lawan jenis. Selain itu, kata Fajar, perayaan tersebut juga melahirkan pelajar yang bergaya hidup materialis dan hedonis, serta mengagungkan kebebasan.
Aksi tolak Valentine berlangsung damai dengan kawalan ketat polisi. Hujan deras yang mengguyur Surabaya tidak menyulutkan aksi unjuk rasa massa HTI.
Monday, February 10, 2014
Diancam Bubar Paksa, Bedah Buku "Tan Malaka" Gagal Digelar
Kompas.com - Acara bedah buku Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia jilid IV oleh elemen kelompok pemuda, yang sedianya digelar pada Jumat (7/2/2014) malam ini di Surabaya, batal dilaksanakan. Polisi tidak memberikan izin karena alasan keamanan.
Menurut Koordinator Divisi Monitoring dan Dokumentasi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya, Fatkhul Khoir, acara bedah buku tersebut malam ini seharusnya digelar di Perpustakaan C2O di Jalan Dr Cipto, Surabaya, dengan mendatangkan penulis buku asal Belanda, Harry A Poeze.
"Izin ditolak oleh polisi karena alasan keamanan, polisi khawatir ada pembubaran paksa oleh kelompok tertentu," katanya.
Dia menyesalkan kebijakan polisi yang tidak menurunkan izin penyelenggaraan karena, menurut dia, polisi hanya bertugas mengamankan dan tidak perlu takut dengan ancaman kelompok fundamental.
"Ini preseden buruk bagi negara yang mengaku mengedepankan prinsip-prinsip demokrasi," tambahnya.
Tidak hanya itu, kata Fatkhul, sejumlah anggota panitia juga memperoleh ancaman untuk tidak menggelar kegiatan tersebut sehingga rencana untuk menggelar konferensi pers atas pembatalan itu juga gagal dilaksanakan.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi acara, puluhan anggota panitia penyelenggara bergerombol di depan pintu rumah lokasi acara. Di bagian lain, puluhan kelompok beratribut baju dan kopiah putih juga terlihat berkerumun di dekat lokasi acara. Sejumlah polisi disiagakan di lokasi tersebut.
...more
Menurut Koordinator Divisi Monitoring dan Dokumentasi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya, Fatkhul Khoir, acara bedah buku tersebut malam ini seharusnya digelar di Perpustakaan C2O di Jalan Dr Cipto, Surabaya, dengan mendatangkan penulis buku asal Belanda, Harry A Poeze.
"Izin ditolak oleh polisi karena alasan keamanan, polisi khawatir ada pembubaran paksa oleh kelompok tertentu," katanya.
Dia menyesalkan kebijakan polisi yang tidak menurunkan izin penyelenggaraan karena, menurut dia, polisi hanya bertugas mengamankan dan tidak perlu takut dengan ancaman kelompok fundamental.
"Ini preseden buruk bagi negara yang mengaku mengedepankan prinsip-prinsip demokrasi," tambahnya.
Tidak hanya itu, kata Fatkhul, sejumlah anggota panitia juga memperoleh ancaman untuk tidak menggelar kegiatan tersebut sehingga rencana untuk menggelar konferensi pers atas pembatalan itu juga gagal dilaksanakan.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi acara, puluhan anggota panitia penyelenggara bergerombol di depan pintu rumah lokasi acara. Di bagian lain, puluhan kelompok beratribut baju dan kopiah putih juga terlihat berkerumun di dekat lokasi acara. Sejumlah polisi disiagakan di lokasi tersebut.
Saturday, November 30, 2013
Penderita Tumor Ngamuk, Dokter di RSU Soetomo Bersorak Huuu..
![]() |
Ilustrasi |
Detik.comm - Aksi mogok yang dilakukan ratusan dokter di RSU dr Soetomo mengakibatkan puluhan pasien rawat jalan terlantar. Salah satu dari mereka bahkan ada yang mengamuk.
Pasien yang diketahui bernama Uly Agus, merupakan penderita tumor. Hari ini, rencananya ia akan melakukan kontrol rutin. Kemarahan Uly Agus tak terbendung saat usahanya untuk berobat ke RSU dr Soetomo, Rabu (27/11/2013) pagi, gagal.
Uly yang jauh-jauh datang dari Mojokerto ini kecewa lantaran dokter yang harusnya ia temui tidak ada di tempat kerjanya. Tak lama, ia pun langsung mendatangi ratusan dokter yang saat itu melakukan tafakur dan doa bersama di halaman gedung poliklinik RSU dr Soetomo.
Melihat ada pasien yang tadinya marah-marah di depan loket poliklinik, serempak karyawan dan dokter yang saat itu akan melaksanakan doa bersama pun menyorakinya, "Huuuuu," teriak mereka.
"Saya yang sakit tadi dilayani di situ setelah itu ke gedung sebelah ternyata di sana kosong tidak ada orang bisa di cek kesana. Sekarang nggak dilayani, walaupun saya rawat jalan tapi saya sakit tumor," ungkapnya dengan nada kesal.
Akhirnya oleh polisi, pasien dipaksa masuk ke dalam. Dan oleh dokter langsung didorong-dorong ke ruang poli untuk diperiksa.
Pantauan detikcom, pasien rawat jalan lainnya pun mengaku hanya bisa pasrah dengan aksi para dokter hari ini.
"Mulai jam 06.00 WIB mau nganter ibu foto rontgen. Di polinya ini belum dilayani katanya di sana ada demo, ya kita sadari dan pasrah-lah," ungkap Sutrani yang datang dari Sidoarjo.
...more
Pasien yang diketahui bernama Uly Agus, merupakan penderita tumor. Hari ini, rencananya ia akan melakukan kontrol rutin. Kemarahan Uly Agus tak terbendung saat usahanya untuk berobat ke RSU dr Soetomo, Rabu (27/11/2013) pagi, gagal.
Uly yang jauh-jauh datang dari Mojokerto ini kecewa lantaran dokter yang harusnya ia temui tidak ada di tempat kerjanya. Tak lama, ia pun langsung mendatangi ratusan dokter yang saat itu melakukan tafakur dan doa bersama di halaman gedung poliklinik RSU dr Soetomo.
Melihat ada pasien yang tadinya marah-marah di depan loket poliklinik, serempak karyawan dan dokter yang saat itu akan melaksanakan doa bersama pun menyorakinya, "Huuuuu," teriak mereka.
"Saya yang sakit tadi dilayani di situ setelah itu ke gedung sebelah ternyata di sana kosong tidak ada orang bisa di cek kesana. Sekarang nggak dilayani, walaupun saya rawat jalan tapi saya sakit tumor," ungkapnya dengan nada kesal.
Akhirnya oleh polisi, pasien dipaksa masuk ke dalam. Dan oleh dokter langsung didorong-dorong ke ruang poli untuk diperiksa.
Pantauan detikcom, pasien rawat jalan lainnya pun mengaku hanya bisa pasrah dengan aksi para dokter hari ini.
"Mulai jam 06.00 WIB mau nganter ibu foto rontgen. Di polinya ini belum dilayani katanya di sana ada demo, ya kita sadari dan pasrah-lah," ungkap Sutrani yang datang dari Sidoarjo.
Tuesday, October 01, 2013
Pakai Foto Ibu Ani Tanpa Izin, Seorang Pengusaha Dijebloskan Penjara
Detik.com - Seorang pengusaha asal Jakarta dijebloskan ke penjara. Pasalnya, Steven Rusli alias Miki memajang foto ibu negara Ani Yudhoyono yang bukan haknya serta mencatut nama museum D'Topeng ke dalam brosur kegiatannya.
"Klien kami melaporkannya ke Polda Jatim, karena klien kami mendapatkan teguran dari orang setneg (sekretaris negara) terkait ada foto dan nama ibu negara dalam brosur. Padahal klien kami tidak pernah menyebarkan brosur tersebut," ujar M Arifin, kuasa hukum pelapor Reno Halsamer kepada wartawan, Minggu (29/9/2013).
Dari informasi yang dihimpun, tersangka Miki (Direktur Utama PT Karya Bersama Abadi, Badung, Bali) mengedarkan brosur di acara pameran properti di Galaxy Mal beberapa waktu lalu di Surabaya.
Di brosur D'Topeng, terdapat foto dan komentar ibu negara Ani Yudhoyono. Bahkan ada pejabat negara lainnya. Foto tersebut merupakan dokumen dari D'Topeng. Namun, Reno Halsamer warga Mulyorejo Surabaya, pengelola Museum D'Topeng di Badung Bali ini mengaku tidak pernah menerbitkan dan mengedarkan brosur yang ada foto dan komentar ibu negara dan pejabt lainnya di acara pameran properti tersebut.
Karena ada kejanggalan dan dugaan pelanggaran tindak pidana hak cipta, Reno melaporkannya ke Polda Jatim pada 7 Januari 2013 dengan bukti laporan bernopol LP/01/2013/sus/Jatim. Laporan tersebut terkait dugaan tindak pidana membuat, memperbanyak, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil tindak pidana hak cipta berupa brosur dengan seni lukis D'Topeng yang digandakan tanpa izin dan persetujuan dari pemegang hak cipta.
Arifin menambahkan, foto dan catatan Ani Yudhoyono adalah benar dan diambil saat acara KTT Asean Summit 17-19 Oktober 2011. Tapi saat ditampilkan di brosur, pelaku tidak mengajukan izin ke klien kami selaku pengelola museum D'Topeng. "Foto itu direpro oleh pelaku tanpa sepengetahuan D'Topeng," tegasnya.
Laporan tersebut ditindaklanjuti penyidik Subdit Ekonomi Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jatim. Selain menetapkan terlapor Steven Rusli alias Miki sebagai tersangka, polisi juga memeriksa pihak Galaxy Mal selaku pihak yang lokasinya digunakan acara penyebaran brosur tersebut.
Bahkan, kasus tersebut sudah dilimpahkan tahap II ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur pada Kamis (26/9/2013) lalu. Tersangka dan barang bukti sudah diserahkan ke kejaksaan dan tersangka Miki langsung dijebloskan ke Rutan Klas I Surabaya di Medaeng, Waru, Sidoarjo.
Sementara Kasubdit Ekonomi Ditreskrimsus Polda Jatim AKBP Josep Gunawan membenarkan kasus tersebut sudah dilimpahkan ke kejaksaan. "Tersangka dan barang buktinya semuanya sudah kita limpahkan ke kejaksaan," terangnya.
...more
"Klien kami melaporkannya ke Polda Jatim, karena klien kami mendapatkan teguran dari orang setneg (sekretaris negara) terkait ada foto dan nama ibu negara dalam brosur. Padahal klien kami tidak pernah menyebarkan brosur tersebut," ujar M Arifin, kuasa hukum pelapor Reno Halsamer kepada wartawan, Minggu (29/9/2013).
Dari informasi yang dihimpun, tersangka Miki (Direktur Utama PT Karya Bersama Abadi, Badung, Bali) mengedarkan brosur di acara pameran properti di Galaxy Mal beberapa waktu lalu di Surabaya.
Di brosur D'Topeng, terdapat foto dan komentar ibu negara Ani Yudhoyono. Bahkan ada pejabat negara lainnya. Foto tersebut merupakan dokumen dari D'Topeng. Namun, Reno Halsamer warga Mulyorejo Surabaya, pengelola Museum D'Topeng di Badung Bali ini mengaku tidak pernah menerbitkan dan mengedarkan brosur yang ada foto dan komentar ibu negara dan pejabt lainnya di acara pameran properti tersebut.
Karena ada kejanggalan dan dugaan pelanggaran tindak pidana hak cipta, Reno melaporkannya ke Polda Jatim pada 7 Januari 2013 dengan bukti laporan bernopol LP/01/2013/sus/Jatim. Laporan tersebut terkait dugaan tindak pidana membuat, memperbanyak, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil tindak pidana hak cipta berupa brosur dengan seni lukis D'Topeng yang digandakan tanpa izin dan persetujuan dari pemegang hak cipta.
Arifin menambahkan, foto dan catatan Ani Yudhoyono adalah benar dan diambil saat acara KTT Asean Summit 17-19 Oktober 2011. Tapi saat ditampilkan di brosur, pelaku tidak mengajukan izin ke klien kami selaku pengelola museum D'Topeng. "Foto itu direpro oleh pelaku tanpa sepengetahuan D'Topeng," tegasnya.
Laporan tersebut ditindaklanjuti penyidik Subdit Ekonomi Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jatim. Selain menetapkan terlapor Steven Rusli alias Miki sebagai tersangka, polisi juga memeriksa pihak Galaxy Mal selaku pihak yang lokasinya digunakan acara penyebaran brosur tersebut.
Bahkan, kasus tersebut sudah dilimpahkan tahap II ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur pada Kamis (26/9/2013) lalu. Tersangka dan barang bukti sudah diserahkan ke kejaksaan dan tersangka Miki langsung dijebloskan ke Rutan Klas I Surabaya di Medaeng, Waru, Sidoarjo.
Sementara Kasubdit Ekonomi Ditreskrimsus Polda Jatim AKBP Josep Gunawan membenarkan kasus tersebut sudah dilimpahkan ke kejaksaan. "Tersangka dan barang buktinya semuanya sudah kita limpahkan ke kejaksaan," terangnya.
Friday, September 13, 2013
Cegah "Golput", KPU Jatim Usul Pemilih Diberi Uang
![]() |
Andry Dewanto Ahmad |
Kompas.com - Rendahnya partisipasi masyarakat pada Pemilihan Gubernur Jawa Timur dari periode ke periode, membuat KPU Jawa Timur perlu mencari terobosan baru. Salah satunya adalah dengan memberikan uang kepada setiap warga yang memiliki hak pilih untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Ketua KPU Jawa Timur, Andry Dewanto Ahmad mengatakan, ada alasan bagi masyarakat yang enggan datang ke TPS karena tidak adanya uang sebagai kompensasi dari calon gubernur atas pekerjaan yang ditinggalkannya. Akibatnya, banyak masyarakat memilih tetap bekerja meskipun tanpa ada tekanan dari majikannya.
"Warga perlu diberi kompensasi uang. Namun pemberian uang kepada warga itu harus dilembagakan melalui KPU, PPK hingga KPPS, agar bisa diatur dengan baik," kata Andry, Rabu (4/9/2013).
Pemberian uang itu, kata Andry, disesuaikan dengan tingkat inflasi daerahnya masing-masing. Hal ini perlu diusulkan ke DPR selaku pembuat kebijakan agar setiap suksesi mendapatkan anggaran. Kalau di Pamekasan misalkan upah buruh sehari Rp 50.000, maka KPU wajib mengganti uang akibat dari pekerjaan yang ditinggalkannya demi datang ke TPS.
Hal itu, kata mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini, tidak akan mengurangi jual beli suara dalam Pilgub, tetapi bisa mendongkrak partisipasi masyarakat. Sebab, jika logikanya adalah ketamakan, maka semua uang akan tetap diambil oleh warga.
Atau terang Andry, pemerintah bisa membuat kebijakan seperti di Australia dengan mewajibkan warganya dalam setiap momentum suksesi. Dengan demikian, warga yang tidak datang memberikan hak pilihnya bisa diberikan sanksi.
"Namun yang sangat memungkinkan adalah menerapkan opsi yang kedua, yakni mewajibkan warga negara dalam setiap suksesi sehingga tidak perlu banyak anggaran yang dikeluarkan dalam setiap momentum suksesi," tandasnya.
...more
Ketua KPU Jawa Timur, Andry Dewanto Ahmad mengatakan, ada alasan bagi masyarakat yang enggan datang ke TPS karena tidak adanya uang sebagai kompensasi dari calon gubernur atas pekerjaan yang ditinggalkannya. Akibatnya, banyak masyarakat memilih tetap bekerja meskipun tanpa ada tekanan dari majikannya.
"Warga perlu diberi kompensasi uang. Namun pemberian uang kepada warga itu harus dilembagakan melalui KPU, PPK hingga KPPS, agar bisa diatur dengan baik," kata Andry, Rabu (4/9/2013).
Pemberian uang itu, kata Andry, disesuaikan dengan tingkat inflasi daerahnya masing-masing. Hal ini perlu diusulkan ke DPR selaku pembuat kebijakan agar setiap suksesi mendapatkan anggaran. Kalau di Pamekasan misalkan upah buruh sehari Rp 50.000, maka KPU wajib mengganti uang akibat dari pekerjaan yang ditinggalkannya demi datang ke TPS.
Hal itu, kata mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini, tidak akan mengurangi jual beli suara dalam Pilgub, tetapi bisa mendongkrak partisipasi masyarakat. Sebab, jika logikanya adalah ketamakan, maka semua uang akan tetap diambil oleh warga.
Atau terang Andry, pemerintah bisa membuat kebijakan seperti di Australia dengan mewajibkan warganya dalam setiap momentum suksesi. Dengan demikian, warga yang tidak datang memberikan hak pilihnya bisa diberikan sanksi.
"Namun yang sangat memungkinkan adalah menerapkan opsi yang kedua, yakni mewajibkan warga negara dalam setiap suksesi sehingga tidak perlu banyak anggaran yang dikeluarkan dalam setiap momentum suksesi," tandasnya.
Monday, July 01, 2013
Muslimah HTI Tolak Miss World 2013 di Bali
Kompas.com - Kaum muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD Jawa Timur menolak kontes kecantikan Miss World 2013 digelar di Indonesia, tepatnya di Bali, September mendatang. Jika kontes itu tetap digelar, maka Indonesia dinilai mendukung upaya sistematis untuk melegitimasi pelecehan terhadap martabat perempuan.
"Lewat ajang ini perempuan dikatakan maju ketika mengekspos dirinya yang disebut dengan brain, body, dan behaviour. Padahal kecerdasan dan tingkah laku mustahil dilihat dalam waktu yang singkat,” ujar Koordinator Lajnah Khusus Mubalighoh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, DPD Jatim, Azifah Al Hikmah, di Surabaya, Minggu (30/6/2013).
Pihaknya memandang, ada kepentingan bisnis di balik kontes Miss World. Ketika kecantikan diakui, maka si pemenang bisa menjadi alat untuk memasarkan produk-produk tertentu. “Ini upaya eksploitasi perempuan atas nama kecantikan, bukan mengangkat harkat/martabat, karena itu acara ini tidak boleh digelar,” tegasnya.
Azifah khawatir, jika digelar di Indonesia maka Indonesia akan menjadi kiblat liberalisme budaya. Karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia maka secara tidak langsung Indonesia menjadi representatif kaum Muslim di dunia. Oleh karena itu, apa pun yang Indonesia lakukan akan selalu dikaitkan dengan Islam.
Kontes kecantikan yang akan menghadirkan 137 kontestan perempuan dari seluruh dunia itu sebelumnya juga diprotes kalangan Majelis Ulama Indonesia. Sementara penyelenggara lokal sudah menegaskan akan melarang kontestan memakai bikini untuk menghormati budaya lokal.
...more
"Lewat ajang ini perempuan dikatakan maju ketika mengekspos dirinya yang disebut dengan brain, body, dan behaviour. Padahal kecerdasan dan tingkah laku mustahil dilihat dalam waktu yang singkat,” ujar Koordinator Lajnah Khusus Mubalighoh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, DPD Jatim, Azifah Al Hikmah, di Surabaya, Minggu (30/6/2013).
Pihaknya memandang, ada kepentingan bisnis di balik kontes Miss World. Ketika kecantikan diakui, maka si pemenang bisa menjadi alat untuk memasarkan produk-produk tertentu. “Ini upaya eksploitasi perempuan atas nama kecantikan, bukan mengangkat harkat/martabat, karena itu acara ini tidak boleh digelar,” tegasnya.
Azifah khawatir, jika digelar di Indonesia maka Indonesia akan menjadi kiblat liberalisme budaya. Karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia maka secara tidak langsung Indonesia menjadi representatif kaum Muslim di dunia. Oleh karena itu, apa pun yang Indonesia lakukan akan selalu dikaitkan dengan Islam.
Kontes kecantikan yang akan menghadirkan 137 kontestan perempuan dari seluruh dunia itu sebelumnya juga diprotes kalangan Majelis Ulama Indonesia. Sementara penyelenggara lokal sudah menegaskan akan melarang kontestan memakai bikini untuk menghormati budaya lokal.
Saturday, December 01, 2012
Mahasiswa Surabaya: Boikot Produk Israel!
Kompas.com - Aksi protes atas serangan Zionis Israel terhadap warga Palestina di Gaza terus bergulir. Di Surabaya, mahasiswa menyerukan masyarakat Indonesia untuk memboikot produk Isreal serta mendesak PBB memutus keanggotaan Israel karena dinilai telah melakukan pelanggaran HAM.
Desakan itu disampaikan puluhan mahasiswa asal Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jatim saat menggelar aksi di depan Gedung Negara Grahadi, Kamis (22/11/2012). Dalam aksinya, selain membentangkan poster berisi kecaman, mahasiswa juga membakar bendera Israel.
Salah satu koordinator aksi, Arif, dalam orasinya mengatakan, Israel telah melakukan pelanggaran HAM berat karena melakukan penyerangan terhadap warga yang tidak berdosa di kawasan Gaza, Palestina. ''Ini sudah masuk pelanggaran HAM berat, PBB harus tegas mengeluarkan Israel dari keanggotaannya,'' tutur Arif.
Indonesia sebagai negara yang dinilai cukup berpengaruh diminta mampu menyerukan kepada negara-negara khususnya yang tergabung dalam OKI untuk mengembargo Israel. ''Kami juga menyerukan kepada semua warga negara Indonesia juga memboikot semua produk Israel yang beredar di Indonesia,'' ujarnya.
Hingga Minggu (18/11/2012), lebih dari 90 kali negara Israel menyerang Gaza. Tercatat, sekitar 140 warga sipil tewas, lebih dari 300 warga terluka. Korban tewas di antaranya anak-anak dan ibu-ibu. Korban kemungkinan akan terus bertambah lagi jika serangan terus berlanjut.
...more
Desakan itu disampaikan puluhan mahasiswa asal Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jatim saat menggelar aksi di depan Gedung Negara Grahadi, Kamis (22/11/2012). Dalam aksinya, selain membentangkan poster berisi kecaman, mahasiswa juga membakar bendera Israel.
Salah satu koordinator aksi, Arif, dalam orasinya mengatakan, Israel telah melakukan pelanggaran HAM berat karena melakukan penyerangan terhadap warga yang tidak berdosa di kawasan Gaza, Palestina. ''Ini sudah masuk pelanggaran HAM berat, PBB harus tegas mengeluarkan Israel dari keanggotaannya,'' tutur Arif.
Indonesia sebagai negara yang dinilai cukup berpengaruh diminta mampu menyerukan kepada negara-negara khususnya yang tergabung dalam OKI untuk mengembargo Israel. ''Kami juga menyerukan kepada semua warga negara Indonesia juga memboikot semua produk Israel yang beredar di Indonesia,'' ujarnya.
Hingga Minggu (18/11/2012), lebih dari 90 kali negara Israel menyerang Gaza. Tercatat, sekitar 140 warga sipil tewas, lebih dari 300 warga terluka. Korban tewas di antaranya anak-anak dan ibu-ibu. Korban kemungkinan akan terus bertambah lagi jika serangan terus berlanjut.
Tuesday, August 07, 2012
Polisi 'Diam' Saat Imigran Gelap Kabur, Polisi: Mereka Bukan Pelaku Kejahatan
Detik.com - Dalam peristiwa kaburnya para imigran dini hari tadi, polisi seakan-akan tak berdaya. Penegak hukum berbaju coklat itu seakan membiarkan saja para imigran itu dengan mudahnya dan leluasa bisa kabur.
"Kami tak bisa berbuat lebih karena mereka bukan tahanan atau pelaku kejahatan," kata AKBP Soelistyo saat dihubungi detiksurabaya.com, Senin (30/7/2012).
Kasi Gakkum Polair Polda Jatim itu mengatakan, karena bukan tahanan atau pelaku kejahatan, pihaknya tak bisa mengkasari para imigran gelap tersebut. Polisi juga tak bisa mengekang mereka dengan borgol. Polisi hanya melakukan pengawalan saja ke tempat mereka berada.
"Pada saat mereka enggan naik ke bus dan memilih berjalan kaki, kami tak bisa memaksa mereka," tambah Soelistyono.
Jika perlakuan kasar atau intimidasi dilakukan, maka polisi akan menjadi pihak yang disalahkan. "Kalau kami kasar, bisa 'mati' kami," tukas Soelistyono.
Situasi mungkin berubah jika para imigran itu terlebih dahulu berbuat kasar seperti menyerang petugas atau merusak bangunan. Jika hal itu terjadi, polisi berhak melakukan tindakan yang diperlukan.
"Saat itu kan para imigran sempat mengancam akan memecahkan kaca mako, jika itu terjadi maka itu sudah menjadi tindakan pidana. Kami bisa menindaknya. Untungnya itu tidak terjadi," tandas Soelistyono.
...more
"Kami tak bisa berbuat lebih karena mereka bukan tahanan atau pelaku kejahatan," kata AKBP Soelistyo saat dihubungi detiksurabaya.com, Senin (30/7/2012).
Kasi Gakkum Polair Polda Jatim itu mengatakan, karena bukan tahanan atau pelaku kejahatan, pihaknya tak bisa mengkasari para imigran gelap tersebut. Polisi juga tak bisa mengekang mereka dengan borgol. Polisi hanya melakukan pengawalan saja ke tempat mereka berada.
"Pada saat mereka enggan naik ke bus dan memilih berjalan kaki, kami tak bisa memaksa mereka," tambah Soelistyono.
Jika perlakuan kasar atau intimidasi dilakukan, maka polisi akan menjadi pihak yang disalahkan. "Kalau kami kasar, bisa 'mati' kami," tukas Soelistyono.
Situasi mungkin berubah jika para imigran itu terlebih dahulu berbuat kasar seperti menyerang petugas atau merusak bangunan. Jika hal itu terjadi, polisi berhak melakukan tindakan yang diperlukan.
"Saat itu kan para imigran sempat mengancam akan memecahkan kaca mako, jika itu terjadi maka itu sudah menjadi tindakan pidana. Kami bisa menindaknya. Untungnya itu tidak terjadi," tandas Soelistyono.
Friday, July 20, 2012
Ormas Islam Sweeping Tempat Hiburan Malam
![]() |
Ilustrasi |
Liputan6.com - Dengan mengendarai sepeda motor dan mobil, ratusan anggota ormas Islam di Surabaya, Jawa Timur, berkonvoi mendatangi sejumlah tempat hiburan malam dan lokalisasi di kota tersebut, Selasa (17/7).
Mereka langsung menemui pengelola tempat hiburan malam itu, dan mendesak agar usaha mereka ditutup selama Ramadan. Desakan itu dipenuhi para pengelola yang menyatakan akan tutup selama satu bulan.
Sweeping kemudian dilanjutkan ke kawasan lokalisasi Dolly untuk menyampaikan desakan yang sama. Selain untuk meningkatkan kekhusyuan dalam menjalankan ibadah puasa, razia juga dilakukan untuk mengingatkan kesepakatan bersama antara pemilik tempat hiburan dengan pemerintah agar menutup usaha selama Ramadan.
...more
Mereka langsung menemui pengelola tempat hiburan malam itu, dan mendesak agar usaha mereka ditutup selama Ramadan. Desakan itu dipenuhi para pengelola yang menyatakan akan tutup selama satu bulan.
Sweeping kemudian dilanjutkan ke kawasan lokalisasi Dolly untuk menyampaikan desakan yang sama. Selain untuk meningkatkan kekhusyuan dalam menjalankan ibadah puasa, razia juga dilakukan untuk mengingatkan kesepakatan bersama antara pemilik tempat hiburan dengan pemerintah agar menutup usaha selama Ramadan.
Friday, July 06, 2012
Menolak Diajak Kencan, Anggota Polisi Dikeroyok Banci
Detik.com - Meski perawakannya gemulai, jangan sesekali Anda meremehkan banci. Pasalnya, seorang anggota polisi dari Polsek Gayungan babak belur dikeroyok pria berdandan perempuan ini.
Pengeroyokan ini dirasakan Kanit Reskrim Polsek Gayungan, AKP Sukoco. Ranti alias Muslikin (35) banci Waru ini hendak memeras dan merampas motornya saat anggota polisi menolak diajak kencan pada Minggu (30/6/2012) dini hari kemarin.
Peristiwa menggelitik ini disampaikan Kapolsek Gayungan Kompol M Taufik melalui Kasie Humas Polsek Gayungan Aiptu Sunarto kemarin. Ia mengatakan, kejadian ini berawal saat ada aduan pemerasan yang dilakukan salah satu penghuni bundaran Waru tersebut.
Mendengar informasi itu, AKP Sukoco bersama 3 anggotanya langsung menyamar. Saat tiba, korban yang berpakaian layaknya orang biasa dan memakai rambut palsu, berpura-pura cangkruk ditempat itu. Tujuannya, mencari target operasi (TO) yang sudah diketahui ciri-cirinya.
"Dari pengaduan yang masuk, waktu itu ciri pelaku berpakaian warna kuning dengan rambut di-cat merah. Untuk itulah, Kanit bersama dengan 3 anggota lainnya nyanggong di lokasi," kata Aiptu Sunarto, Senin (2/7/2012).
Namun tak disangka, kedatangan korban ini justru langsung disambut oleh Ranti. Waria asli Pulo Wonokromo ini langsung menawari Sukoco untuk berkencan. Namun Sukoco langsung menolak.
Merasa tak berhasil merayu, si bencong lantas meminta uang cas sebagai penglaris senilai Rp 20 ribu. Namun, saweran ini pun lagi-lagi ditolak Sukoco.
Penolakan yang terakhir ini rupanya semakin membuat geram tersangka. Dengan mengeluarkan gunting, tersangka memaksa korban untuk bermain atau menyerahkan uangnya.
Merasa terancam, Kanit Reskrim ini pun melarikan diri mencari tempat yang aman.
"Tapi tersangka tetap mengejar petugas yang saat itu memakai pakaian preman. Hingga kemudian tersangka memutuskan kembali dan bermaksud menguasai motor yang ditinggalkan korban," jelasnya.
Saat tahu si banci mengincar motornya, AKP Sukoco otomatis putar balik dan berusaha mempertahankan motor yang dibawanya. Namun, tindakan Sukoco mendapat perlawanan tersangka.
Mengetahui atasannya berkelahi, tiga anggota polisi lainnya pun berupaya ikut menangkap tersangka. Hingga akhirnya tersangka tidak berkutik dan menyerah.
"Saat dilakukan penggeledahan di dalam tas tersangka ditemukan satu gunting dengan panjang 25 cm. Selain itu barang bukti motor dengan nopol W 3709 XY milik anggota juga ikut kita amankan," paparnya.
Akibat kejadian ini, AKP Sukoco menderita luka lebam ditangan dan kakinya. "Cuma luka lebam biasa saja," celetuk AKP Sukoco.
Sementara Ranti alias Musliki mengaku menyesal atas perbuatannya. Ia bertutur, tidak mengetahui bahwa 'mangsanya' tersebut merupakan polisi yang sedang menyamar.
"Saya benar-benar tidak tahu (kalau korban sasaran adalah anggota polisi). Memang lagi apesnya saya," kata Ranti alias Musliki.
...more
Pengeroyokan ini dirasakan Kanit Reskrim Polsek Gayungan, AKP Sukoco. Ranti alias Muslikin (35) banci Waru ini hendak memeras dan merampas motornya saat anggota polisi menolak diajak kencan pada Minggu (30/6/2012) dini hari kemarin.
Peristiwa menggelitik ini disampaikan Kapolsek Gayungan Kompol M Taufik melalui Kasie Humas Polsek Gayungan Aiptu Sunarto kemarin. Ia mengatakan, kejadian ini berawal saat ada aduan pemerasan yang dilakukan salah satu penghuni bundaran Waru tersebut.
Mendengar informasi itu, AKP Sukoco bersama 3 anggotanya langsung menyamar. Saat tiba, korban yang berpakaian layaknya orang biasa dan memakai rambut palsu, berpura-pura cangkruk ditempat itu. Tujuannya, mencari target operasi (TO) yang sudah diketahui ciri-cirinya.
"Dari pengaduan yang masuk, waktu itu ciri pelaku berpakaian warna kuning dengan rambut di-cat merah. Untuk itulah, Kanit bersama dengan 3 anggota lainnya nyanggong di lokasi," kata Aiptu Sunarto, Senin (2/7/2012).
Namun tak disangka, kedatangan korban ini justru langsung disambut oleh Ranti. Waria asli Pulo Wonokromo ini langsung menawari Sukoco untuk berkencan. Namun Sukoco langsung menolak.
Merasa tak berhasil merayu, si bencong lantas meminta uang cas sebagai penglaris senilai Rp 20 ribu. Namun, saweran ini pun lagi-lagi ditolak Sukoco.
Penolakan yang terakhir ini rupanya semakin membuat geram tersangka. Dengan mengeluarkan gunting, tersangka memaksa korban untuk bermain atau menyerahkan uangnya.
Merasa terancam, Kanit Reskrim ini pun melarikan diri mencari tempat yang aman.
"Tapi tersangka tetap mengejar petugas yang saat itu memakai pakaian preman. Hingga kemudian tersangka memutuskan kembali dan bermaksud menguasai motor yang ditinggalkan korban," jelasnya.
Saat tahu si banci mengincar motornya, AKP Sukoco otomatis putar balik dan berusaha mempertahankan motor yang dibawanya. Namun, tindakan Sukoco mendapat perlawanan tersangka.
Mengetahui atasannya berkelahi, tiga anggota polisi lainnya pun berupaya ikut menangkap tersangka. Hingga akhirnya tersangka tidak berkutik dan menyerah.
"Saat dilakukan penggeledahan di dalam tas tersangka ditemukan satu gunting dengan panjang 25 cm. Selain itu barang bukti motor dengan nopol W 3709 XY milik anggota juga ikut kita amankan," paparnya.
Akibat kejadian ini, AKP Sukoco menderita luka lebam ditangan dan kakinya. "Cuma luka lebam biasa saja," celetuk AKP Sukoco.
Sementara Ranti alias Musliki mengaku menyesal atas perbuatannya. Ia bertutur, tidak mengetahui bahwa 'mangsanya' tersebut merupakan polisi yang sedang menyamar.
"Saya benar-benar tidak tahu (kalau korban sasaran adalah anggota polisi). Memang lagi apesnya saya," kata Ranti alias Musliki.
Subscribe to:
Posts (Atom)