Saturday, December 03, 2011

Proteksi Tayangan TV yang Tidak Islami

Kompas.com - Anggota DPRD dari Partai Bulan Bintang (PBB), Suli Faris, mengatakan, Indonesia perlu meniru proteksi budaya tidak Islami seperti yang dilakukan Pemerintah Arab Saudi.

"Di sana itu, tayangan televisi yang tidak sesuai dengan budaya Islam tidak bisa diakses oleh masyarakat luas, tidak seperti di Indonesia," kata Suli Faris, Rabu (30/11/2011).

Suli mengemukakan hal itu untuk menceritakan pengalamannya saat menunaikan ibadah haji pada musim haji tahun ini.

Suli menjelaskan, saluran televisi yang digunakan Pemerintah Arab Saudi sebenarnya sama dengan saluran yang ada di Indonesia, hanya pada saluran tertentu tidak bisa diakses, terutama televisi yang dinilai bertentangan dengan budaya Islam.

"Kalau di sini kan tidak. Semua chanel bisa diakses oleh masyarakat umum, kendatipun itu tidak sesuai dengan budaya Islam dan budaya lokal yang ada di masyarakat," ucap Suli Faris, menjelaskan.

Oleh karenanya, sambung Suli Faris, dalam hal proteksi budaya yang sesuai dengan nilai-nilai ke-Islam-an ini, Pemerintah Indonesia perlu meniru kebijakan Pemerintah Arab Saudi.

"Saya kira hal-hal yang semacam itu kan bisa juga diterapkan di Indonesia, karena ini kan menyangkut kebijakan lokal pemerintah setempat," ujarnya.

Anggota DPRD ini merupakan satu dari 800 lebih jemaah haji asal kota ini yang menunaikan ibadah haji pada musim haji tahun ini.

Ia berangkat menunaikan ibadah ke Tanah Suci, Mekkah, bersama istrinya Hj Sri Rahayu Ningsih.

Selain perlunya proteksi budaya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam, hal lain yang juga perlu ditiru dari Pemerintah Arab Saudi, menurut Suli Faris, ialah tentang penanganan kebersihan lingkungan.

Di negara yang menjadi ikon pusat peradaban Islam di Timur Tengah tersebut, menurut Suli Faris, kebersihannya benar-benar terjaga, tidak seperti di Indonesia.

No comments:

Post a Comment