Showing posts with label Sidoarjo. Show all posts
Showing posts with label Sidoarjo. Show all posts

Sunday, February 22, 2015

Bentuk manusia sempurna, Monumen Jayandaru Sidoarjo dianggap berhala

Merdeka.com - Sejumlah Ormas Islam memprotes pendirian Monumen Jayandaru di Alun-alun Sidoarjo, Jawa Timur. Sebab, monumen berbentuk patung manusia 'sempurna' itu, dianggap melanggar nilai-nilai Islam dan kultur masyarakat setempat.

Monumen Jayandaru, merupakan patung karya perupa Wayan Winten. Monumen berbentuk sembilan patung manusia setinggi 25 meter ini dibangun, untuk menggambarkan aktivitas masyarakat Sidoarjo yang mayoritas petani dan petambak.

Pembangunan Monumen Jayandaru sendiri, diprakarsai oleh perusahaan pakan ternak PT Sekar Laut Sidoarjo dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR). Namun, karena bentuknya menyerupai manusia sempurna, kalangan Ormas Islam di Sidoarjo memprotesnya dan mendesak agar sembilan patung manusia di Alun-alun Sidoarjo itu segera dibongkar dan diganti dengan bentuk lain.

Dikonfirmasi terkait protes ini, Sekretaris GP Ansor Sidoarjo, Rizza Ali Faizin membenarkannya. Menurut Rizza, Sidoarjo sebagai salah satu kota santri di Jawa Timur, tidak sepakat dengan pembangunan patung manusia dengan bentuk sempurna, karena diharamkan dalam Islam.

"Jika tidak segera dibongkar, kami akan segel patung tersebut hari ini juga. Sudah lebih dari sebulan, mereka (pembangun patung) berjanji merubah bentuk Patung Jayandaru tersebut, tapi belum dilaksanakan," terang Rizza kepada wartawan, Jumat (20/2).

Dia juga menegaskan, pembahasan Patung Jayandaru, sebenarnya sudah tuntas di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sidoarjo. "Termasuk kalangan pesantren juga menyatakan dengan tegas menolak berdirinya replika manusia secara sempurna tersebut," akunya.

Kenapa ditolak? "Sesuai ajaran Islam, patung manusia secara sempurna itu diharamkan dan dianggap sebagai berhala. Ini yang tidak kami sepakati, karena Sidoarjo adalah kota santri," jawabnya.

Rizza juga mengaku, kalau beberapa Ormas Islam di Sidoarjo sudah menggelar pertemuan dengan pihak perusahaan dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Sidoarjo. Pada pertemuan itu, sudah disepakati untuk mengubah bentuk monumen.

"Batas waktu yang disepakati waktu itu tanggal 19 Febuari. Namun, hingga batas waktu yang ditentukan, belum ada tindakan nyata dari Pemkab Sidoarjo dan pihak perusahaan," ungkapnya.

Dikatakan Rizza, beberapa Ormas Islam di Sidoarjo yang tidak sepakat adanya Monumen Jayandaru dan mendesak Pemkab Sidoarjo dan pihak pembangun adalah, MUI, Nahdlatul Umala (NU) dan Ansornya, Muhammadiyah, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), serta beberapa Ormas Islam lainnya.

"Jika tidak segera dibongkar, kami berencana menggelar aksi untuk menyegel dan mendesak pemerintah setempat segera melakukan pembongkaran Monumen Jayandaru tersebut," pungkasnya.
...more

Tuesday, November 05, 2013

Tempat Majlis Tafsir di Sidoarjo Kembali Diserbu Warga

Detik.com - Ratusan warga Desa Siwalan Panji Kecamatan Buduran, Sidoarjo, kembali menyerbu Majlis Tafsir Al-Quran (MTA) di Jalan Raya Lingkar Timur Km 2-3, Sabtu (26/10/2013) sore.

Pasalnya, warga geram keberadaan tempat tersebut yang mengajarkan tafsir dan Al Quran secara tidak lazim dan menyimpang dalam kaidah agama. Salah satu ajarannya yakni makan daging anjing dihalalkan.

Padahal jamaah MTA sudah diperingatkan, namun mereka tetap menggelar pengajian tiap hari Sabtu dan Minggu. Aktivitas jamaah itu dibubarkan paksa dan sebagian dipukuli warga. Bahkan jamaah yang baru tiba di pengajian diusir warga.

"Kemarahan warga sudah tidak bisa dibendung lagi. Karena, resah dengan keberadaan tempat MTA," kata Bahrul Ulum, salah seorang tokoh masyarakat Desa Siwalan Panji kepada detikcom di lokasi kejadian, Sabtu (26/10/2013).

"Jamaah MTA itu mengajarkan kalau makan daging anjing itu halal. Sedangkan tahlil itu haram. Hal itulah yang membuat warga marah dan terpaksa mengusir semua jamaah MTA," tegas dia.

Secara terpisah, Agus Supriyanto salah satu jamaah MTA saat dikonfirmasi wartawan tidak bisa banyak memberikan keterangan. Agus sendiri mengalami luka di bagian mata dan mulutnya banyak mengeluarkan darah karena dipukuli warga.

Sementara terkait penyerangan tersebut, sejumlah petugas dari TNI, polisi dan Satpol PP diturunkan untuk mengamankan situasi.

"Kita sudah memberikan pengamanan. Tapi, emosi warga tidak bisa dikendalikan. Karena, warga mengetahui dan melihat kalau MTA melakukan aktivitas," kata Kapolsek Buduran Kompol Hendy Kurniawan, kepada wartawan.

Sementara dari pantauan di lokasi, polisi, TNI dan Satpol PP masih melakukan pengamanan. Sedangkan pasca kejadian, warga banyak yang berhamburan membubarkan diri. Terlihat juga sejumlah spanduk berisi kecaman. Diantaranya, "Kumpulan Setan Enyah Dari Desa Siwalan Panji","Ajok Ngerusak Kampungku".
...more