Detik.com - Sejumlah orang demo di dekat lokasi pembangunan Gereja Santa Clara, Bekasi, Jawa Barat. Aksi ini diwarnai pelemparan barang dari massa.
Showing posts with label Demo. Show all posts
Showing posts with label Demo. Show all posts
Monday, March 27, 2017
Saturday, March 25, 2017
Keberadaan Krematorium HBT Padang Terus Diprotes Warga
Viva.co.id - Untuk kesekian kalinya, keberadaan Krematorium milik Himpunan Bersatu Teguh (HBT) yang berada di Jalan Pasar Borong III, Kelurahan Batang Arau, Kecamatan Padang Selatan, Sumatera Barat, kembali ditolak warga sekitar.
Wednesday, November 23, 2016
Warga Keturunan Cina Disweeping Usai Demo 4 November
Tempo.co - Polisi masih menyelidiki kericuhan yang terjadi di Jalan Gedong Panjang, Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara pada Jumat malam 4 November 2016. Sebanyak 15 orang ditangkap karena diduga terlibat penjarahan minimarket. "Kejadian penjarahan tadi malam murni kriminal. Mereka ingin manfaatkan situasi," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, Sabtu, 5 November 2016.
Friday, June 24, 2016
Tolak Ahok Resmikan RPTRA, Massa Lempari Polisi dengan Batu
Cnnindonesia.com - Sebanyak 200 massa melempari aparat kepolisian dengan batu. Mereka menolak kedatangan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk meresmikan Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) di Pejaringan Indah, Jakarta Utara, hari ini, Kamis (23/6).
Friday, June 17, 2016
Ditolak Ormas, Buka Puasa Lintas Iman Pindah Gereja
Cnnindonesia.com - Panitia buka puasa bersama lintas iman yang mengundang Sinta Nuriyah Wahid akan memindahkan lokasi acara, dari Gereja Katolik Kristus Raja ke gereja lainnya di Kota Semarang pada Kamis. Hal itu menyusul aksi penolakan sejumlah ormas Islam terhadap acara tersebut.
Sunday, May 15, 2016
Demo Anarkistis HMI di KPK, Massa Serang Polisi dan Lempar Batu
Tempo.co - Unjuk rasa massa Himpunan Mahasiswa Islam di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi sudah selesai. Dari pantauan Tempo, akibat aksi demonstrasi anarkistis oleh massa HMI, kondisi muka gedung KPK berantakan. Tulisan "Komisi Pemberantasan Korupsi" dirusak demonstran dengan cara dipereteli dan disemprot cat.
Thursday, March 31, 2016
Kaca Mobil Dipecahkan, Penumpang Blue Bird Diancam dan Dipaksa Turun
Kompas.com - Sejumlah taksi Blue Bird yang melewati persimpangan Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (22/3/2016), tampak rusak. Taksi tak berpenumpang tersebut berjalan lambat di sisi kanan jalan.
Saturday, January 23, 2016
FPI Geruduk Mal, Ini Tuntutan Mereka Soal Atribut Natal
![]() |
Ilustrasi |
Tempo.co - Menjelang Natal dan tahun baru, belasan aktivis Front Pembela Islam (FPI) berkeliling mendatangi mal-mal besar di Surabaya. Mereka mengendarai sepeda motor dan berorasi sebentar di depan mal, dimulai dari Mal Galaxy di kawasan Surabaya Timur. FPI juga mengajak umat Islam tidak mengucapkan, mengikuti, dan menggunakan atribut-atribut Natal dan tahun baru.
Thursday, August 27, 2015
Tumpas Korupsi, Santri Desak Sahkan Perda Zikir dan Salawat
Tempo.co - Sebanyak 5.000 santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, berunjuk rasa ke kantor DPRD Bangkalan, Senin, 24 Agustus 2015.
Mereka mendesak DPRD mengesahkan peraturan daerah tentang zikir dan salawat. Unjuk rasa ribuan santri itu mengakibatkan Jalan Soekarno ditutup total oleh polisi. Taman di depan kantor DPRD Bangkalan juga rusak karena diinjak para demonstran.
Koordinator santri, Toyyib Muslim, mengatakan perda tersebut penting untuk memberantas korupsi, narkoba, dan maksiat yang merajalela di Bangkalan. "Kalau remaja kita giat berzikir, bisa tercegah dari narkoba. Kalau pejabat bersalawat, bisa mencegahnya dari perilaku korup," katanya.
Pengasuh Pondok Pesantren Syiachona Moh Kholil Demangan, KH Nasih Aschal, berharap, dengan adanya perda zikir dan salawat, setiap kegiatan pemerintah dan kemasyarakatan didahului dengan membaca zikir dan salawat kepada Nabi Muhammad SAW. "Tapi, seperti apa rincian perdanya, perlu dibahas lebih lanjut," ujarnya.
Menanggapi desakan para santri, sejumlah anggota DPRD Bangkalan menilai perda zikir dan salawat tidak terlalu urgen. "Secara pribadi, saya menilai zikir itu hubungan langsung antara manusia dan Tuhan, tidak bisa dipaksakan, harus dengan keikhlasan," ucap Soeyitno, legislator dari PDI Perjuangan.
Anggota Fraksi Gerindra, Imron Rosadi, malah mengaku belum tahu draf perda yang dimaksud para santri itu, yang diusulkan para pencinta zikir di Bangkalan. "Karena belum pernah dibahas, saya belum paham maksudnya," tuturnya. Meski didesak ribuan santri, Imron mengatakan perda itu belum tentu disetujui. Pengesahan perda harus melalui sidang paripurna.
...more
Mereka mendesak DPRD mengesahkan peraturan daerah tentang zikir dan salawat. Unjuk rasa ribuan santri itu mengakibatkan Jalan Soekarno ditutup total oleh polisi. Taman di depan kantor DPRD Bangkalan juga rusak karena diinjak para demonstran.
Koordinator santri, Toyyib Muslim, mengatakan perda tersebut penting untuk memberantas korupsi, narkoba, dan maksiat yang merajalela di Bangkalan. "Kalau remaja kita giat berzikir, bisa tercegah dari narkoba. Kalau pejabat bersalawat, bisa mencegahnya dari perilaku korup," katanya.
Pengasuh Pondok Pesantren Syiachona Moh Kholil Demangan, KH Nasih Aschal, berharap, dengan adanya perda zikir dan salawat, setiap kegiatan pemerintah dan kemasyarakatan didahului dengan membaca zikir dan salawat kepada Nabi Muhammad SAW. "Tapi, seperti apa rincian perdanya, perlu dibahas lebih lanjut," ujarnya.
Menanggapi desakan para santri, sejumlah anggota DPRD Bangkalan menilai perda zikir dan salawat tidak terlalu urgen. "Secara pribadi, saya menilai zikir itu hubungan langsung antara manusia dan Tuhan, tidak bisa dipaksakan, harus dengan keikhlasan," ucap Soeyitno, legislator dari PDI Perjuangan.
Anggota Fraksi Gerindra, Imron Rosadi, malah mengaku belum tahu draf perda yang dimaksud para santri itu, yang diusulkan para pencinta zikir di Bangkalan. "Karena belum pernah dibahas, saya belum paham maksudnya," tuturnya. Meski didesak ribuan santri, Imron mengatakan perda itu belum tentu disetujui. Pengesahan perda harus melalui sidang paripurna.
Wednesday, August 12, 2015
Tolak Pembangunan Gereja, Massa Tutup Jalan A. Yani Bekasi
Tempo.co - Ribuan pengunjuk rasa dari berbagai organisasi Islam menutup Jalan Raya Ahmad Yani, Kota Bekasi, Senin siang, 10 Agustus 2015. Penutupan itu dilakukan untuk menuntut pembatalan pembangunan Gereja Katolik Santa Clara di Kecamatan Bekasi Utara. "Kami minta pembangunan dibatalkan," kata Aang, pengunjuk rasa, Senin, 10 Agustus 2015.
Pengamatan Tempo, massa mulai menutup empat jalur Jalan Ahmad Yani sekitar pukul 11.45. Massa, yang sebelumnya berorasi di depan kantor Wali Kota Bekasi, merangsek ke jalan karena tak puas dengan hasil negosiasi.
Akibatnya, jalur tersebut putus total. Petugas Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Bekasi Kota melakukan rekayasa arus. Antara lain, kendaraan dari arah Jalan Tol Bekasi Barat dialihkan ke Jalan Rawa Tembaga keluar Jalan Juanda. Sedangkan kendaraan dari Jalan Sudirman dialihkan melalui Jalan Juanda. (Baca: Tolak Pembangunan Gereja, Massa Minta Status Quo)
"Pengalihan arus situasional," ujar Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Bekasi Kota Ajun Komisaris Bayu Pratama. Ia mengakui, akibat pemblokiran tersebut, terjadi kepadatan arus di sejumlah titik. Pihaknya menerjunkan sekitar 270 petugas untuk mengatur lalu lintas.
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Brigadir Jenderal Nandang mengatakan pihaknya menurunkan sebanyak 1.200 personel dan menyiagakan satu unit mobil water canon untuk mengamankan demonstrasi di kantor Wali Kota Bekasi. "Sejauh ini masih kondusif," tutur Nandang di Bekasi.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan hasil negosiasi bersama perwakilan demonstran adalah rencana pembangunan gereja dihentikan. "Jika dianggap masih menimbulkan interpretasi dalam preses, silakan kaji ulang," ucap Rahmat seusai negosiasi.
Dengan begitu, pihak yang keberatan dengan adanya gereja tersebut bisa melakukan verifikasi ulang ihwal proses. Namun Rahmat menegaskan bahwa proses pembangunan Gereja Santa Clara tak ada kecacatan hukum. "Untuk sementara status quo dulu," katanya.
Gereja Santa Clara bakal dibangun di RT 2 RW 6 Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi. Luas lahan yang bakal dibangun lebih dari 5.000 meter persegi.
...more
Pengamatan Tempo, massa mulai menutup empat jalur Jalan Ahmad Yani sekitar pukul 11.45. Massa, yang sebelumnya berorasi di depan kantor Wali Kota Bekasi, merangsek ke jalan karena tak puas dengan hasil negosiasi.
Akibatnya, jalur tersebut putus total. Petugas Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Bekasi Kota melakukan rekayasa arus. Antara lain, kendaraan dari arah Jalan Tol Bekasi Barat dialihkan ke Jalan Rawa Tembaga keluar Jalan Juanda. Sedangkan kendaraan dari Jalan Sudirman dialihkan melalui Jalan Juanda. (Baca: Tolak Pembangunan Gereja, Massa Minta Status Quo)
"Pengalihan arus situasional," ujar Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Bekasi Kota Ajun Komisaris Bayu Pratama. Ia mengakui, akibat pemblokiran tersebut, terjadi kepadatan arus di sejumlah titik. Pihaknya menerjunkan sekitar 270 petugas untuk mengatur lalu lintas.
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Brigadir Jenderal Nandang mengatakan pihaknya menurunkan sebanyak 1.200 personel dan menyiagakan satu unit mobil water canon untuk mengamankan demonstrasi di kantor Wali Kota Bekasi. "Sejauh ini masih kondusif," tutur Nandang di Bekasi.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan hasil negosiasi bersama perwakilan demonstran adalah rencana pembangunan gereja dihentikan. "Jika dianggap masih menimbulkan interpretasi dalam preses, silakan kaji ulang," ucap Rahmat seusai negosiasi.
Dengan begitu, pihak yang keberatan dengan adanya gereja tersebut bisa melakukan verifikasi ulang ihwal proses. Namun Rahmat menegaskan bahwa proses pembangunan Gereja Santa Clara tak ada kecacatan hukum. "Untuk sementara status quo dulu," katanya.
Gereja Santa Clara bakal dibangun di RT 2 RW 6 Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi. Luas lahan yang bakal dibangun lebih dari 5.000 meter persegi.
Sunday, February 22, 2015
Bentuk manusia sempurna, Monumen Jayandaru Sidoarjo dianggap berhala
Merdeka.com - Sejumlah Ormas Islam memprotes pendirian Monumen Jayandaru di Alun-alun Sidoarjo, Jawa Timur. Sebab, monumen berbentuk patung manusia 'sempurna' itu, dianggap melanggar nilai-nilai Islam dan kultur masyarakat setempat.
Monumen Jayandaru, merupakan patung karya perupa Wayan Winten. Monumen berbentuk sembilan patung manusia setinggi 25 meter ini dibangun, untuk menggambarkan aktivitas masyarakat Sidoarjo yang mayoritas petani dan petambak.
Pembangunan Monumen Jayandaru sendiri, diprakarsai oleh perusahaan pakan ternak PT Sekar Laut Sidoarjo dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR). Namun, karena bentuknya menyerupai manusia sempurna, kalangan Ormas Islam di Sidoarjo memprotesnya dan mendesak agar sembilan patung manusia di Alun-alun Sidoarjo itu segera dibongkar dan diganti dengan bentuk lain.
Dikonfirmasi terkait protes ini, Sekretaris GP Ansor Sidoarjo, Rizza Ali Faizin membenarkannya. Menurut Rizza, Sidoarjo sebagai salah satu kota santri di Jawa Timur, tidak sepakat dengan pembangunan patung manusia dengan bentuk sempurna, karena diharamkan dalam Islam.
"Jika tidak segera dibongkar, kami akan segel patung tersebut hari ini juga. Sudah lebih dari sebulan, mereka (pembangun patung) berjanji merubah bentuk Patung Jayandaru tersebut, tapi belum dilaksanakan," terang Rizza kepada wartawan, Jumat (20/2).
Dia juga menegaskan, pembahasan Patung Jayandaru, sebenarnya sudah tuntas di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sidoarjo. "Termasuk kalangan pesantren juga menyatakan dengan tegas menolak berdirinya replika manusia secara sempurna tersebut," akunya.
Kenapa ditolak? "Sesuai ajaran Islam, patung manusia secara sempurna itu diharamkan dan dianggap sebagai berhala. Ini yang tidak kami sepakati, karena Sidoarjo adalah kota santri," jawabnya.
Rizza juga mengaku, kalau beberapa Ormas Islam di Sidoarjo sudah menggelar pertemuan dengan pihak perusahaan dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Sidoarjo. Pada pertemuan itu, sudah disepakati untuk mengubah bentuk monumen.
"Batas waktu yang disepakati waktu itu tanggal 19 Febuari. Namun, hingga batas waktu yang ditentukan, belum ada tindakan nyata dari Pemkab Sidoarjo dan pihak perusahaan," ungkapnya.
Dikatakan Rizza, beberapa Ormas Islam di Sidoarjo yang tidak sepakat adanya Monumen Jayandaru dan mendesak Pemkab Sidoarjo dan pihak pembangun adalah, MUI, Nahdlatul Umala (NU) dan Ansornya, Muhammadiyah, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), serta beberapa Ormas Islam lainnya.
"Jika tidak segera dibongkar, kami berencana menggelar aksi untuk menyegel dan mendesak pemerintah setempat segera melakukan pembongkaran Monumen Jayandaru tersebut," pungkasnya.
...more
Monumen Jayandaru, merupakan patung karya perupa Wayan Winten. Monumen berbentuk sembilan patung manusia setinggi 25 meter ini dibangun, untuk menggambarkan aktivitas masyarakat Sidoarjo yang mayoritas petani dan petambak.
Pembangunan Monumen Jayandaru sendiri, diprakarsai oleh perusahaan pakan ternak PT Sekar Laut Sidoarjo dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR). Namun, karena bentuknya menyerupai manusia sempurna, kalangan Ormas Islam di Sidoarjo memprotesnya dan mendesak agar sembilan patung manusia di Alun-alun Sidoarjo itu segera dibongkar dan diganti dengan bentuk lain.
Dikonfirmasi terkait protes ini, Sekretaris GP Ansor Sidoarjo, Rizza Ali Faizin membenarkannya. Menurut Rizza, Sidoarjo sebagai salah satu kota santri di Jawa Timur, tidak sepakat dengan pembangunan patung manusia dengan bentuk sempurna, karena diharamkan dalam Islam.
"Jika tidak segera dibongkar, kami akan segel patung tersebut hari ini juga. Sudah lebih dari sebulan, mereka (pembangun patung) berjanji merubah bentuk Patung Jayandaru tersebut, tapi belum dilaksanakan," terang Rizza kepada wartawan, Jumat (20/2).
Dia juga menegaskan, pembahasan Patung Jayandaru, sebenarnya sudah tuntas di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sidoarjo. "Termasuk kalangan pesantren juga menyatakan dengan tegas menolak berdirinya replika manusia secara sempurna tersebut," akunya.
Kenapa ditolak? "Sesuai ajaran Islam, patung manusia secara sempurna itu diharamkan dan dianggap sebagai berhala. Ini yang tidak kami sepakati, karena Sidoarjo adalah kota santri," jawabnya.
Rizza juga mengaku, kalau beberapa Ormas Islam di Sidoarjo sudah menggelar pertemuan dengan pihak perusahaan dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Sidoarjo. Pada pertemuan itu, sudah disepakati untuk mengubah bentuk monumen.
"Batas waktu yang disepakati waktu itu tanggal 19 Febuari. Namun, hingga batas waktu yang ditentukan, belum ada tindakan nyata dari Pemkab Sidoarjo dan pihak perusahaan," ungkapnya.
Dikatakan Rizza, beberapa Ormas Islam di Sidoarjo yang tidak sepakat adanya Monumen Jayandaru dan mendesak Pemkab Sidoarjo dan pihak pembangun adalah, MUI, Nahdlatul Umala (NU) dan Ansornya, Muhammadiyah, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), serta beberapa Ormas Islam lainnya.
"Jika tidak segera dibongkar, kami berencana menggelar aksi untuk menyegel dan mendesak pemerintah setempat segera melakukan pembongkaran Monumen Jayandaru tersebut," pungkasnya.
Khawatir Lunpia Semarang Ikut Diklaim, Kedubes Malaysia Didemo
Kompas.com - Belasan warga yang menamakan dirinya Forum Masyarakat Peduli Budaya Indonesia (Formasbudi) mengadakan aksi unjuk rasa, di depan Kedubes Malaysia, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (20/2/2015). Menurut para pengunjuk rasa, aksi bertujuan untuk menolak rencana Malaysia yang hendak mengklaim lunpia.
Koordinator Formasbudi, Rahmulyo Adiwibowo menyatakan, Pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah antisipasi agar lunpia tak diklaim Malaysia. Caranya, adalah dengan menetapkan lunpia sebagai Warisan Budaya Nasional.
"Jangan sampai lunpia bernasib seperti batik, wayang, dan lagu rasa sayange. Pemerintah perlu mengambil langkah antisipasi," ujar Rahmulyo.
Menurut Rahmulyo, saat ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah akan mengusulkan ke UNESCO agar lunpia ditetapkan sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia. Masih menurut dia, saat ini, lunpia Semarang telah ditetapkan sebagai warisan budaya nasional tak benda.
"Belajar dari pengalaman kelam yang sering terjadi pada masa lalu telah menyadarkan kita tentang betapa pentingnya menjaga dan melestarikan nilai budaya bangsa," ucapnya.
Dalam aksinya, para pengunjuk rasa membawa sejumlah poster, di antaranya yang bertuliskan #SaveLunpiaSemarang, Jangan Klaim Milik Kami, dan Jadikan Lumpia Semarang sebagai Warisan Budaya Nasional. Aksi sendiri dimulai sekitar pukul 10.00.
Selain melakukan orasi, para pengunjuk rasa juga menyanyikan lagu rasa sayange yang beberapa tahun silam sempat diklaim oleh Malaysia.
...more
Koordinator Formasbudi, Rahmulyo Adiwibowo menyatakan, Pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah antisipasi agar lunpia tak diklaim Malaysia. Caranya, adalah dengan menetapkan lunpia sebagai Warisan Budaya Nasional.
"Jangan sampai lunpia bernasib seperti batik, wayang, dan lagu rasa sayange. Pemerintah perlu mengambil langkah antisipasi," ujar Rahmulyo.
Menurut Rahmulyo, saat ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah akan mengusulkan ke UNESCO agar lunpia ditetapkan sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia. Masih menurut dia, saat ini, lunpia Semarang telah ditetapkan sebagai warisan budaya nasional tak benda.
"Belajar dari pengalaman kelam yang sering terjadi pada masa lalu telah menyadarkan kita tentang betapa pentingnya menjaga dan melestarikan nilai budaya bangsa," ucapnya.
Dalam aksinya, para pengunjuk rasa membawa sejumlah poster, di antaranya yang bertuliskan #SaveLunpiaSemarang, Jangan Klaim Milik Kami, dan Jadikan Lumpia Semarang sebagai Warisan Budaya Nasional. Aksi sendiri dimulai sekitar pukul 10.00.
Selain melakukan orasi, para pengunjuk rasa juga menyanyikan lagu rasa sayange yang beberapa tahun silam sempat diklaim oleh Malaysia.
Tuesday, February 17, 2015
Monday, February 09, 2015
Dituding Ajarkan Aliran Sesat, Sekolah Tinggi di Surabaya Diminta Bubar
Kompas.com - Ratusan warga menggelar aksi protes mendesak penutupan kampus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ali bin Abi Tholib di Jalan Sidotopo Kidul 51 Surabaya, Sabtu (7/2/2015). Mereka menuding, kampus tersebut mengajarkan aliran agama yang sesat.
Selain melakukan orasi, mereka juga membentangkan spanduk ukuran besar yang bertuliskan, "Warga sepakat atas pemberhentian aktivitas STAI Ali bin Abi Tholib". Warga pengunjuk rasa juga memblokade Jalan Sidotopo Kidul. Puluhan polisi pun dikerahkan untuk mengamankan aksi protes.
Aksi warga ini terjadi menyusul beredarnya buletin keluaran kampus setempat yang bernama buletin Al-Iman. Dalam buletin Al-Iman edisi 205 yang sampai ke tangan warga, terdapat artikel yang mengulas tentang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Salah satu artikelnya berjudul "Bolehkah Merayakan Maulid Nabi Muhammad".
Di artikel tersebut, ada redaksi kata-kata yang dianggap menyinggung umat Islam, yakni "Merayakan maulid Nabi Muhammad adalah sarana yang dapat menjerumuskan seorang ke dalam perbuatan kesyirikan karena dalam acara tersebut terdapat pujian yang berlebihan kepada Rasulullah".
"Ini adalah bukti bahwa kampus STAI Ali bin Abi Tholib mengajarkan ajaran yang menyimpang dan sesat. Bagi umat Islam, membaca shalawat dan merayakan maulid Nabi Muhammad sangat dianjurkan," kata korlap aksi, Adras Ridwan.
Hingga laporan ini dikirim, perwakilan pengunjuk rasa dan pihak STAI Ali bin Abi Tholib masih melakukan pertemuan di salah satu ruangan kampus difasilitasi polisi dan koramil setempat.
...more
Selain melakukan orasi, mereka juga membentangkan spanduk ukuran besar yang bertuliskan, "Warga sepakat atas pemberhentian aktivitas STAI Ali bin Abi Tholib". Warga pengunjuk rasa juga memblokade Jalan Sidotopo Kidul. Puluhan polisi pun dikerahkan untuk mengamankan aksi protes.
Aksi warga ini terjadi menyusul beredarnya buletin keluaran kampus setempat yang bernama buletin Al-Iman. Dalam buletin Al-Iman edisi 205 yang sampai ke tangan warga, terdapat artikel yang mengulas tentang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Salah satu artikelnya berjudul "Bolehkah Merayakan Maulid Nabi Muhammad".
Di artikel tersebut, ada redaksi kata-kata yang dianggap menyinggung umat Islam, yakni "Merayakan maulid Nabi Muhammad adalah sarana yang dapat menjerumuskan seorang ke dalam perbuatan kesyirikan karena dalam acara tersebut terdapat pujian yang berlebihan kepada Rasulullah".
"Ini adalah bukti bahwa kampus STAI Ali bin Abi Tholib mengajarkan ajaran yang menyimpang dan sesat. Bagi umat Islam, membaca shalawat dan merayakan maulid Nabi Muhammad sangat dianjurkan," kata korlap aksi, Adras Ridwan.
Hingga laporan ini dikirim, perwakilan pengunjuk rasa dan pihak STAI Ali bin Abi Tholib masih melakukan pertemuan di salah satu ruangan kampus difasilitasi polisi dan koramil setempat.
Wednesday, January 21, 2015
Warga Demo Hotel dengan Logo Mirip Lafaz Allah
Tempo.co - Puluhan warga yang tergabung dalam LSM Barisan Tatar Bojo Nagara (Bantara) mendemo Hotel Zodiak di Jalan Sutami, Kelurahan Sukarasa, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Senin, 19 Januari 2015. Hal tersebut dilakukan karena mereka menilai pihak hotel telah menyakiti hati umat muslim dengan memakai logo hotel yang mirip dengan lafaz Allah yang dibalik itu.
“Kami mengimbau Pemkot Bandung segera mencabut izin hotel tersebut. Sebab, logo hotel itu telah menghina dan menzalimi umat muslim karena mirip dengan lambang agama Islam,” ujar koordinator aksi, Farid Ridwan, saat melakukan aksi di depan Hotel Zodiak, Senin, 19 Januari 2015. (Baca: Temuan: Reses Dewan Banyak di Hotel dan Restoran.)
Farid pun mendesak pihak hotel untuk menurunkan dan mengganti logo tersebut. Ia menilai itu merupakan hal yang serius karena telah menyangkut sensitivitas sebuah agama. Farid pun mengancam, apabila pihak hotel tidak mengindahkan desakan warga, pihaknya berjanji akan menggalang massa lebih banyak.
“Kita menuntut cabut izin Hotel Zodiak dan menutupnya karena sangat merugikan dan masalah serius," ujarnya.
Logo hotel berwarna merah tersebut sangat mencolok apabila dibandingkan dengan lambang rasi bintang lainnya. Apabila dilihat terbalik, logo tersebut menyerupai lafaz Allah. Namun pihak hotel menolak logo tersebut bermaksud melecehkan agama tertentu. (Baca: Hotel Bella Campa Ini Milik Anak Budi Gunawan?)
Bagian legal Kagum Grup sebagai pengelola Hotel Zodiak, Nurdin Muhammad, mengatakan logo tersebut diambil dari lambang rasi bintang zodiak Virgo. Ia pun mengatakan di Bandung sendiri ada lima Hotel Zodiak yang menggunakan logo berbeda. “Itu print-nya seperti itu. Itu bukan keinginan karena memang dari zaman Yunani-nya seperti itu," ujar Nurdin.
...more
“Kami mengimbau Pemkot Bandung segera mencabut izin hotel tersebut. Sebab, logo hotel itu telah menghina dan menzalimi umat muslim karena mirip dengan lambang agama Islam,” ujar koordinator aksi, Farid Ridwan, saat melakukan aksi di depan Hotel Zodiak, Senin, 19 Januari 2015. (Baca: Temuan: Reses Dewan Banyak di Hotel dan Restoran.)
Farid pun mendesak pihak hotel untuk menurunkan dan mengganti logo tersebut. Ia menilai itu merupakan hal yang serius karena telah menyangkut sensitivitas sebuah agama. Farid pun mengancam, apabila pihak hotel tidak mengindahkan desakan warga, pihaknya berjanji akan menggalang massa lebih banyak.
“Kita menuntut cabut izin Hotel Zodiak dan menutupnya karena sangat merugikan dan masalah serius," ujarnya.
Logo hotel berwarna merah tersebut sangat mencolok apabila dibandingkan dengan lambang rasi bintang lainnya. Apabila dilihat terbalik, logo tersebut menyerupai lafaz Allah. Namun pihak hotel menolak logo tersebut bermaksud melecehkan agama tertentu. (Baca: Hotel Bella Campa Ini Milik Anak Budi Gunawan?)
Bagian legal Kagum Grup sebagai pengelola Hotel Zodiak, Nurdin Muhammad, mengatakan logo tersebut diambil dari lambang rasi bintang zodiak Virgo. Ia pun mengatakan di Bandung sendiri ada lima Hotel Zodiak yang menggunakan logo berbeda. “Itu print-nya seperti itu. Itu bukan keinginan karena memang dari zaman Yunani-nya seperti itu," ujar Nurdin.
Thursday, January 15, 2015
Minta Kantor Indosat Ditutup, Demonstran Patahkan Kartu SIM
Kompas.com - Sejumlah masyarakat Kota Bekasi melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor cabang Indosat di Jalan Veteran, Bekasi, Senin (12/1/2015). Aksi unjuk rasa itu untuk memprotes PT Indosat yang membuat iklan viral yang dinilai menjelekkan citra Kota Bekasi.
Sekitar pukul 13.00 WIB, massa mulai berdatangan di kantor cabang Indosat di Bekasi. Mereka membawa spanduk bergambar iklan Indosat yang mereka kecam. Dalam aksinya, mereka menuntut penutupan kantor cabang Indosat di Bekasi.
"Kami tidak butuh permintaan maaf dari Indosat. Kami ingin Indosat hengkang dari Bekasi," ujar seorang demonstran yang berorasi, Adi Monel, Senin.
Dalam orasinya, dia mengungkapkan kekecewaan terhadap Indosat. Menurut mereka, Indosat tidak pernah peduli terhadap masalah kependudukan Bekasi, seperti memberi bantuan pelayanan kesehatan atau pendidikan. Indosat, kata si orator, hanya bisa mem-bully terhadap Bekasi.
Setelah beberapa saat berorasi, dia menginstruksikan kepada massa untuk melempar tomat dan telur ke kantor Indosat. Massa demo pun melempar tomat dan telur ke logo Indosat yang ada di depan kantor. Setelah melakukan aksi lempar tomat dan telur ke logo Indosat, salah seorang pendemo maju.
"Saya warga Bekasi dan saya sudah menggunakan Indosat selama bertahun-tahun. Hari ini saya akan mematahkan kartu (SIM card) Indosat yang saya punya," ujar pedemo.
Dia pun mengeluarkan telepon genggamnya dan membuka ponselnya lalu mengeluarkan SIM cardnya. Kemudian, ia mematahkan kartu itu.
Selanjutnya, massa demo yang lain turut maju. Ternyata mereka telah membawa berpuluh-puluh kartu perdana Indosat. Kartu tersebut dilemparkan ke aspal. Spanduk yang mereka bawa juga ikut dilemparkan ke aspal. Kemudian, mereka membakar kartu perdana serta spanduk itu.
Sekitar pukul 13.00 WIB, massa mulai berdatangan di kantor cabang Indosat di Bekasi. Mereka membawa spanduk bergambar iklan Indosat yang mereka kecam. Dalam aksinya, mereka menuntut penutupan kantor cabang Indosat di Bekasi.
"Kami tidak butuh permintaan maaf dari Indosat. Kami ingin Indosat hengkang dari Bekasi," ujar seorang demonstran yang berorasi, Adi Monel, Senin.
Dalam orasinya, dia mengungkapkan kekecewaan terhadap Indosat. Menurut mereka, Indosat tidak pernah peduli terhadap masalah kependudukan Bekasi, seperti memberi bantuan pelayanan kesehatan atau pendidikan. Indosat, kata si orator, hanya bisa mem-bully terhadap Bekasi.
Setelah beberapa saat berorasi, dia menginstruksikan kepada massa untuk melempar tomat dan telur ke kantor Indosat. Massa demo pun melempar tomat dan telur ke logo Indosat yang ada di depan kantor. Setelah melakukan aksi lempar tomat dan telur ke logo Indosat, salah seorang pendemo maju.
"Saya warga Bekasi dan saya sudah menggunakan Indosat selama bertahun-tahun. Hari ini saya akan mematahkan kartu (SIM card) Indosat yang saya punya," ujar pedemo.
Dia pun mengeluarkan telepon genggamnya dan membuka ponselnya lalu mengeluarkan SIM cardnya. Kemudian, ia mematahkan kartu itu.
Selanjutnya, massa demo yang lain turut maju. Ternyata mereka telah membawa berpuluh-puluh kartu perdana Indosat. Kartu tersebut dilemparkan ke aspal. Spanduk yang mereka bawa juga ikut dilemparkan ke aspal. Kemudian, mereka membakar kartu perdana serta spanduk itu.
Tidak cukup sampai disitu, para demonstran itu juga mencoret-coret kantor tersebut. Tepatnya pada bagian logo Indosat.
...more
Sunday, November 16, 2014
Ini Gubernur Tandingan yang Diajukan FPI untuk Melawan Ahok
Kompas.com - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menyebutkan sebuah nama yang akan dijadikan gubernur tandingan melawan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat akan menutup unjuk rasa di depan Balaikota, Senin (10/11/2014).
Nama yang disebut adalah Ketua Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ), Fahrurrozi Ishaq. Fahrurrozi juga adalah anggota dari Forum Umat Islam (FUI). Adapun yang berpartisipasi dalam unjuk rasa kali ini adalah FPI, FUI, dan GMJ. [Baca: Di Depan Lulung dan Taufik, Rizieq Bicara Soal Gubernur Tandingan]
"Kalau Ahok tetap dijadikan gubernur (DKI), kami ajukan saja gubernur tandingan, ini Ketua GMJ, Ustaz Fahrurrozi Ishaq," kata Rizieq di depan massa.
Sepanjang unjuk rasa, Rizieq dan beberapa petinggi lainnya menyerukan agar Ahok tidak dilantik menjadi gubernur DKI. Bahkan, mereka mengancam akan melemparkan barang-barang kepada Ahok apabila dia datang blusukan ke kawasan kumuh.
Secara terpisah, Fahrurrozi menuturkan bahwa dia siap bila diusung menjadi calon gubernur DKI menggantikan Ahok. Dia juga yakin bahwa masyarakat akan lebih memilihnya dibandingkan dengan memilih Ahok kembali.
"Kalau (pencalonan) itu memang harus, kenapa tidak? Oleh karena itu, DPRD dan Kemendagri harus menyikapi ini," kata Fahrurrozi.
"Kalau Ahok dicalonkan lagi, dia juga pasti enggak bakal terpilih. Paling-paling cuma satu persen suara," ucap dia.
Belum dijelaskan secara rinci apakah Fahrurrozi benar akan diusung oleh FPI, FUI, dan GMJ untuk jadi gubernur DKI. Meski demikian, Fahrurrozi memastikan akan berusaha sekuat tenaga untuk menentang Ahok jadi gubernur DKI.
...more
Nama yang disebut adalah Ketua Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ), Fahrurrozi Ishaq. Fahrurrozi juga adalah anggota dari Forum Umat Islam (FUI). Adapun yang berpartisipasi dalam unjuk rasa kali ini adalah FPI, FUI, dan GMJ. [Baca: Di Depan Lulung dan Taufik, Rizieq Bicara Soal Gubernur Tandingan]
"Kalau Ahok tetap dijadikan gubernur (DKI), kami ajukan saja gubernur tandingan, ini Ketua GMJ, Ustaz Fahrurrozi Ishaq," kata Rizieq di depan massa.
Sepanjang unjuk rasa, Rizieq dan beberapa petinggi lainnya menyerukan agar Ahok tidak dilantik menjadi gubernur DKI. Bahkan, mereka mengancam akan melemparkan barang-barang kepada Ahok apabila dia datang blusukan ke kawasan kumuh.
Secara terpisah, Fahrurrozi menuturkan bahwa dia siap bila diusung menjadi calon gubernur DKI menggantikan Ahok. Dia juga yakin bahwa masyarakat akan lebih memilihnya dibandingkan dengan memilih Ahok kembali.
"Kalau (pencalonan) itu memang harus, kenapa tidak? Oleh karena itu, DPRD dan Kemendagri harus menyikapi ini," kata Fahrurrozi.
"Kalau Ahok dicalonkan lagi, dia juga pasti enggak bakal terpilih. Paling-paling cuma satu persen suara," ucap dia.
Belum dijelaskan secara rinci apakah Fahrurrozi benar akan diusung oleh FPI, FUI, dan GMJ untuk jadi gubernur DKI. Meski demikian, Fahrurrozi memastikan akan berusaha sekuat tenaga untuk menentang Ahok jadi gubernur DKI.
Monday, August 25, 2014
Diberi Jeruk, Massa Prabowo-Hatta Batal Terobos Blokade Polisi
Kompas.com - Ratusan pendukung Prabowo-Hatta dari berbagai kabupaten di Sumut mengepung Kantor KPUD Sumut, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan Timur, Kamis (21/8/2014). Massa yang sempat ngotot menerobos blokade polisi langsung tertib setelah dibagikan jeruk.
Massa mulai mengepung Kantor KPUD Sumut sekitar pukul 11.00 WIB. Massa yang datang secara berkelompok kemudian berorasi di depan pintu gerbang yang dikawal ketat polisi.
Karena tak mendapat respons, massa pun mulai menerobos masuk untuk memeriksa keberadaan komisioner KPUD Sumut.
"Tidak mungkin gedung ini kosong. Pasti ada komisionernya. Ayo kita sweeping," teriak orator dari atas truk yang dipenuhi alat pengeras suara.
Tak ayal, ratusan pendukung Prabowo pun terlibat aksi saling dorong dengan ratusan polisi yang sudah disiagakan sejak pagi. Aksi ini tak berlangsung lama karena massa memilih mundur setelah beberapa polisi membagikan jeruk.
"Mari kembali rapatkan barisan. Jangan mau disuap jeruk," teriak orator.
Namun, instruksi itu tidak digubris massa. Mereka lebih memilih mencari tempat sejuk untuk berteduh sambil memakan jeruk.
Situasi yang tenang ini kembali bergejolak tatkala polisi kembali membagikan roti, jeruk, dan air mineral dari balik pintu pagar Kantor KPUD Sumut.
Massa pun kembali merapat ke pintu untuk mengambil jatah masing-masing. Namun, karena ketersediaan logistik tak sebanding dengan jumlah massa, beberapa demonstran yang tak mendapat jatah memilih merampas makanan dari rekannya.
Suasana gaduh ini membuat polisi sibuk, bahkan Kapolresta Medan Kombes Nico Afinta terpaksa turun tangan untuk menertibkan massa.
Dalam orasinya, massa yang didominasi pemuda berseragam FKPPI ini menyesalkan putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang hanya memberikan sanksi peringatan bagi Ketua KPUD Sumut dan beberapa komisioner.
Massa menganggap kecurangan yang terjadi di Sumut sudah berbentuk pidana sehingga para komisioner itu tidak layak hanya dikenai sanksi kode etik.
Orator aksi melalui alat pengeras suara menginstruksikan massa bertahan di KPUD Sumut hingga putusan MK dibacakan. Mereka berniat memblokir ruas jalan raya di depan KPUD Sumut bila putusan MK tidak memenangkan gugatan Prabowo.
"Jangan ada yang merusak kantor KPU karena bukan punya kita. Kita tutup saja jalan ini. Biar tahu siapa kawan, siapa lawan," teriak orator.
...more
Massa mulai mengepung Kantor KPUD Sumut sekitar pukul 11.00 WIB. Massa yang datang secara berkelompok kemudian berorasi di depan pintu gerbang yang dikawal ketat polisi.
Karena tak mendapat respons, massa pun mulai menerobos masuk untuk memeriksa keberadaan komisioner KPUD Sumut.
"Tidak mungkin gedung ini kosong. Pasti ada komisionernya. Ayo kita sweeping," teriak orator dari atas truk yang dipenuhi alat pengeras suara.
Tak ayal, ratusan pendukung Prabowo pun terlibat aksi saling dorong dengan ratusan polisi yang sudah disiagakan sejak pagi. Aksi ini tak berlangsung lama karena massa memilih mundur setelah beberapa polisi membagikan jeruk.
"Mari kembali rapatkan barisan. Jangan mau disuap jeruk," teriak orator.
Namun, instruksi itu tidak digubris massa. Mereka lebih memilih mencari tempat sejuk untuk berteduh sambil memakan jeruk.
Situasi yang tenang ini kembali bergejolak tatkala polisi kembali membagikan roti, jeruk, dan air mineral dari balik pintu pagar Kantor KPUD Sumut.
Massa pun kembali merapat ke pintu untuk mengambil jatah masing-masing. Namun, karena ketersediaan logistik tak sebanding dengan jumlah massa, beberapa demonstran yang tak mendapat jatah memilih merampas makanan dari rekannya.
Suasana gaduh ini membuat polisi sibuk, bahkan Kapolresta Medan Kombes Nico Afinta terpaksa turun tangan untuk menertibkan massa.
Dalam orasinya, massa yang didominasi pemuda berseragam FKPPI ini menyesalkan putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang hanya memberikan sanksi peringatan bagi Ketua KPUD Sumut dan beberapa komisioner.
Massa menganggap kecurangan yang terjadi di Sumut sudah berbentuk pidana sehingga para komisioner itu tidak layak hanya dikenai sanksi kode etik.
Orator aksi melalui alat pengeras suara menginstruksikan massa bertahan di KPUD Sumut hingga putusan MK dibacakan. Mereka berniat memblokir ruas jalan raya di depan KPUD Sumut bila putusan MK tidak memenangkan gugatan Prabowo.
"Jangan ada yang merusak kantor KPU karena bukan punya kita. Kita tutup saja jalan ini. Biar tahu siapa kawan, siapa lawan," teriak orator.
Sunday, July 20, 2014
Bela Palestina, Ribuan Santri Tasik Segel KFC dan McDonalds
Kompas.com - Ribuan santri Pondok Pesantren Miftahul Huda, Tasikmalaya, mendatangi restoran cepat saji simbol Amerika, KFC, di Mayasari Plaza Tasikmalaya, Selasa (15/7/2014) sore. Para santri ini menutup paksa restoran saat unjuk rasa menolak serangan Zionis Israel terhadap Palestina.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, ribuan santri awalnya berunjuk rasa di kawasan Tugu Adipura dengan pengawalan ketat petugas kepolisian setempat. Tiba-tiba mereka berjalan kaki menuju pusat perbelanjaan Mayasari, yang tak jauh dari lokasi unjuk rasa.
Mereka melesak masuk ke halaman depan Mayasari meski sempat dihalang-halangi petugas keamanan mal. Tak diduga, seorang santri memecahkan kaca bangunan KFC yang berlokasi di depan mal.
"Brakk, saya mendengar suara kaca pecah di KFC. Lalu ada seorang pria berpakaian putih lari ke arah parkiran mobil," ujar Tatang Sunarya (45), salah seorang pengunjung mal Mayasari.
Meski sempat terjadi insiden kaca pecah di bangunan KFC, para santri malah melanjutkan aksinya dengan berkerumun di depan bangunan tersebut. Mereka berorasi meminta agar KFC tutup selama beberapa hari sebagai upaya dukungan terhadap Palestina.
"Saya meminta KFC dan restoran Amerika lainnya tutup selama tiga hari. Ini untuk menghormati dukungan kepada Palestina atas apa yang dilakukan Israel terhadap warga Muslim di Palestina," ungkap Ajengan Didi saat berorasi di hadapan para santri di lokasi kejadian.
Selanjutnya, para santri pun berjalan kaki menuju restoran cepat saji lainnya, McDonalds, di Jalan HZ Mustofa. Aksi mereka pun membuat kemacetan panjang akibat jalan raya ditutup iring-iringan ribuan santri.
Di depan bangunan McDonalds, mereka pun meminta tuntutan sama, yakni menutup restoran cepat saji yang menjadi simbol Amerika. Setelah mendapatkan persetujuan dari pengelola restoran, para santri pun membubarkan diri untuk menggelar buka puasa.
...more
Berdasarkan pantauan Kompas.com, ribuan santri awalnya berunjuk rasa di kawasan Tugu Adipura dengan pengawalan ketat petugas kepolisian setempat. Tiba-tiba mereka berjalan kaki menuju pusat perbelanjaan Mayasari, yang tak jauh dari lokasi unjuk rasa.
Mereka melesak masuk ke halaman depan Mayasari meski sempat dihalang-halangi petugas keamanan mal. Tak diduga, seorang santri memecahkan kaca bangunan KFC yang berlokasi di depan mal.
"Brakk, saya mendengar suara kaca pecah di KFC. Lalu ada seorang pria berpakaian putih lari ke arah parkiran mobil," ujar Tatang Sunarya (45), salah seorang pengunjung mal Mayasari.
Meski sempat terjadi insiden kaca pecah di bangunan KFC, para santri malah melanjutkan aksinya dengan berkerumun di depan bangunan tersebut. Mereka berorasi meminta agar KFC tutup selama beberapa hari sebagai upaya dukungan terhadap Palestina.
"Saya meminta KFC dan restoran Amerika lainnya tutup selama tiga hari. Ini untuk menghormati dukungan kepada Palestina atas apa yang dilakukan Israel terhadap warga Muslim di Palestina," ungkap Ajengan Didi saat berorasi di hadapan para santri di lokasi kejadian.
Selanjutnya, para santri pun berjalan kaki menuju restoran cepat saji lainnya, McDonalds, di Jalan HZ Mustofa. Aksi mereka pun membuat kemacetan panjang akibat jalan raya ditutup iring-iringan ribuan santri.
Di depan bangunan McDonalds, mereka pun meminta tuntutan sama, yakni menutup restoran cepat saji yang menjadi simbol Amerika. Setelah mendapatkan persetujuan dari pengelola restoran, para santri pun membubarkan diri untuk menggelar buka puasa.
Tuesday, May 06, 2014
Perjuangkan Izin Pembangunan Gereja, Pemerintah Bekasi Didemo FUI
Kompas.com - Forum Umat Islam (FUI) Bekasi berunjuk rasa di halaman Kantor Wali Kota Bekasi. Mereka menuntut Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi tidak banding terkait putusan PTUN mengenai izin pembangunan gereja St Stanislaus Kotska.
"Nyata-nyatanya kami sudah menang di pengadilan. Nyatanya izin pembangunan itu sudah dicabut, tetapi mereka malah melakukan banding. Pemerintah Bekasi seolah meremehkan kami dengan mengkhianati hasil putusan pengadilan," ujar Ketua FUI Bekasi Mujahid Salahudin, pada Senin (5/5/2014).
Mujahid mengatakan, warga merasa pembangunan gereja itu tidak mendapatkan izin dari warga sekitar. Akan tetapi, Pemerintah Bekasi justru memberikan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada gereja tersebut. Warga pun menuntut perihal tersebut ke pengadilan.
Berdasarkan hasil PTUN Bandung, Pemerintah Kota Bekasi dinyatakan kalah tuntutan. Izin pembangunan pun dicabut. Akan tetapi, Pemerintah Bekasi melakukan banding. Hal itulah yang memicu kemarahan warga yang akhirnya melalukan aksi demo ke Pemkot Bekasi bersama FUI.
Saat ini, mereka masih melakukan aksinya di luar pagar kantor Wali Kota Bekasi. Mereka meminta 10 perwakilannya untuk dapat masuk dan berdiskusi dengan pihak pemerintah.
"Kami meminta 10 perwakilan kami untuk dapat masuk ke gedung ini. Untuk melakukan musyawarah dan menyampaikan aspirasi kami kepada Wali Kota ataupun Wakil Wali Kota," ujar Mujahid.
Pantauan Kompas.com, massa FUI melakukan aksi dengan menempelkan selebaran kertas bergambar Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi. Di foto yang disebarkan tersebut tertulis bermacam-macam tulisan seperti "Pengkhianat", "Munafik", dan "Manusia Tak Punya Hati" di tengah-tengah foto Rahmat Effendi. Selebaran tersebut ditempel di dinding dan pagar kantor Wali Kota.
"Nyata-nyatanya kami sudah menang di pengadilan. Nyatanya izin pembangunan itu sudah dicabut, tetapi mereka malah melakukan banding. Pemerintah Bekasi seolah meremehkan kami dengan mengkhianati hasil putusan pengadilan," ujar Ketua FUI Bekasi Mujahid Salahudin, pada Senin (5/5/2014).
Mujahid mengatakan, warga merasa pembangunan gereja itu tidak mendapatkan izin dari warga sekitar. Akan tetapi, Pemerintah Bekasi justru memberikan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada gereja tersebut. Warga pun menuntut perihal tersebut ke pengadilan.
Berdasarkan hasil PTUN Bandung, Pemerintah Kota Bekasi dinyatakan kalah tuntutan. Izin pembangunan pun dicabut. Akan tetapi, Pemerintah Bekasi melakukan banding. Hal itulah yang memicu kemarahan warga yang akhirnya melalukan aksi demo ke Pemkot Bekasi bersama FUI.
Saat ini, mereka masih melakukan aksinya di luar pagar kantor Wali Kota Bekasi. Mereka meminta 10 perwakilannya untuk dapat masuk dan berdiskusi dengan pihak pemerintah.
"Kami meminta 10 perwakilan kami untuk dapat masuk ke gedung ini. Untuk melakukan musyawarah dan menyampaikan aspirasi kami kepada Wali Kota ataupun Wakil Wali Kota," ujar Mujahid.
Pantauan Kompas.com, massa FUI melakukan aksi dengan menempelkan selebaran kertas bergambar Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi. Di foto yang disebarkan tersebut tertulis bermacam-macam tulisan seperti "Pengkhianat", "Munafik", dan "Manusia Tak Punya Hati" di tengah-tengah foto Rahmat Effendi. Selebaran tersebut ditempel di dinding dan pagar kantor Wali Kota.
Subscribe to:
Posts (Atom)