Tempo.co - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Badrodin Haiti mengatakan pelaku bom bunuh diri di Solo diduga kuat juga terlibat dalam kasus bom Thamrin, Jakarta, pada 14 Januari 2016. Dia termasuk dalam jaringan Arif Hidayatullah alias Abu Mush'ab yang ditangkap polisi di Bekasi pada pertengahan Desember tahun lalu.
Showing posts with label Solo. Show all posts
Showing posts with label Solo. Show all posts
Monday, July 18, 2016
Wednesday, February 19, 2014
Murti Sari Dewi Pasang "Saur Sepuh" di Poster Kampanye
Kompas.com - Berbagai cara dilakukan para calon anggota legislatif (caleg) untuk menarik perhatian konstituen. Salah satunya melalui alat peraga kampanye yang bisa menyita perhatian.
Murti Sari Dewi, artis yang menjadi caleg di Daerah Pemilihan Jawa Tengah V, memasang poster yang dilengkapi gambar Lasmini, karakter yang diperankannya dalam film kondang "Saur Sepuh". Bahkan pada poster itu ada tulisan "Saur Sepuh: 3 Kembang Gunung Lawu".
“Saya muncul ide itu hanya sekedar mengingatkan kepada penggemar saya khususnya masyarakat yang berada di dapil saya, kalau saya yang memerankan peran Lasmini. Dan saat itu film saya box office. Dan barangkali itu bisa menarik simpati masyarakat,” kata Murti saat ditemui Kompas.com, Rabu (12/2/2014).
Isteri dari Didik Riyanto tersebut mengaku telah meminta izin menggunakan desain film "Saur Sepuh 3 Kembang Gunung Lawu". “Sudah saya konsultasikan dan produser film mengijinkannya,” katanya.
Sementara itu, hingga saat ini sudah ratusan alat peraga kampanyenya yang dipasang di beberapa jalan utama di Solo. Ada juga yang berbentuk kalender dengan desain dirinya saat memerankan Lasmini.
Murti yang mendapat nomor urut 3 tersebut bertarung di Daerah Pemilihan V mencakup daerah Solo, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali. Dalam Dapil ini terdapat Angel Lelga, aktris yang menjadi caleg dari Partai Persatuan Pembangunan.
Pakar komunikasi politik yang juga Pembantu Rektor IV Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dr. Widodo Muktiyo, mengatakan desain dalam alat peraga kampanye akan efektif apabila mempunyai desain yang menarik dan unik karena akan tersimpan dalam memori pemilih.
Namun, kata Widodo, pemilih juga harus cerdas dan tidak sekadar memilih hanya karena desain yang menarik, namun kualitas caleg yang bersangkutan.
“Ini adalah fenomena, khususnya para selebritis, untuk memunculkan ketenarannya agar menarik perhatian. Namun, visual-visual yang nampak di jalan, mesti ditata lebih baik, dan akan lebih elegan apabila memunculkan kompetensi kompetensi calon yang bersangkutan. Bukan hanya foto setengah badan yang kaku dan tidak enak dilihat,” kata Widodo, Rabu.
...more
Murti Sari Dewi, artis yang menjadi caleg di Daerah Pemilihan Jawa Tengah V, memasang poster yang dilengkapi gambar Lasmini, karakter yang diperankannya dalam film kondang "Saur Sepuh". Bahkan pada poster itu ada tulisan "Saur Sepuh: 3 Kembang Gunung Lawu".
“Saya muncul ide itu hanya sekedar mengingatkan kepada penggemar saya khususnya masyarakat yang berada di dapil saya, kalau saya yang memerankan peran Lasmini. Dan saat itu film saya box office. Dan barangkali itu bisa menarik simpati masyarakat,” kata Murti saat ditemui Kompas.com, Rabu (12/2/2014).
Isteri dari Didik Riyanto tersebut mengaku telah meminta izin menggunakan desain film "Saur Sepuh 3 Kembang Gunung Lawu". “Sudah saya konsultasikan dan produser film mengijinkannya,” katanya.
Sementara itu, hingga saat ini sudah ratusan alat peraga kampanyenya yang dipasang di beberapa jalan utama di Solo. Ada juga yang berbentuk kalender dengan desain dirinya saat memerankan Lasmini.
Murti yang mendapat nomor urut 3 tersebut bertarung di Daerah Pemilihan V mencakup daerah Solo, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali. Dalam Dapil ini terdapat Angel Lelga, aktris yang menjadi caleg dari Partai Persatuan Pembangunan.
Pakar komunikasi politik yang juga Pembantu Rektor IV Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dr. Widodo Muktiyo, mengatakan desain dalam alat peraga kampanye akan efektif apabila mempunyai desain yang menarik dan unik karena akan tersimpan dalam memori pemilih.
Namun, kata Widodo, pemilih juga harus cerdas dan tidak sekadar memilih hanya karena desain yang menarik, namun kualitas caleg yang bersangkutan.
“Ini adalah fenomena, khususnya para selebritis, untuk memunculkan ketenarannya agar menarik perhatian. Namun, visual-visual yang nampak di jalan, mesti ditata lebih baik, dan akan lebih elegan apabila memunculkan kompetensi kompetensi calon yang bersangkutan. Bukan hanya foto setengah badan yang kaku dan tidak enak dilihat,” kata Widodo, Rabu.
Sunday, May 06, 2012
Polisi Memang Biarkan Massa Ormas Unjuk Kekuatan
![]() |
Kombes Pol Asjima'in (kiri) |
Kompas.com - Kapolresta Surakarta Kombes Pol Asjima'in mengatakan polisi memang sengaja membiarkan kelompok massa ormas unjuk kekuatan di Solo agar tidak terjadi bentrokan yang lebih besar di Gandekan, Jebres, Solo.
"Jadi bukan sweeping namun show of force. Dan akan jatuh korban lebih banyak apabila mereka dicegah," jelas Kombes Pol Asjima'in dalam keterangannya Jumat (4/5/2012) malam kemarin.
Ia mengatakan hal tersebut sudah dikonsultasikan dengan tokoh agama dan pejabat terkait untuk menghindari korban yang banyak.
"Dalam pertimbangan kami dan sepakat untuk memperbolehkan kelompok massa itu melakukan show of force merupakan pilihan terbaik," katanya.
Ia mengatakan, saat itu polisi kemudian menyuruh semua warga Gandekan agar masuk rumah dan tidak bergerombol. Namun, menurut dia masih saja ada warga yang memancing emosi kelompok tersebut dengan cara melempari.
Dalam pelaksanannya, aksi unjuk kekuatan yang dilakukan massa ormas dengan membawa senjata tajam seperti parang. Massa ormas yang marah menyerang sejumlah warga sehingga dua orang luka-luka.
Kapolresta menyangkal pihak aparat kecolongan dan melakukan pembiaran dan prosedur sudah dilakukan bertahap
Sempat bentrok dua hari berturut-turut Kamis dan Jumat, suasana Gandekan berangsur normal kembali.
Wali Kota Joko Widodo turun ke lokasi dan meminta masyarakat dan ormas untuk berdamai. Tadi pagi, Jokowi juga memimpin sendiri pembongkaran portal yang dilakukan warga untuk mencegah orang asing masuk ke kampung.
...more
"Jadi bukan sweeping namun show of force. Dan akan jatuh korban lebih banyak apabila mereka dicegah," jelas Kombes Pol Asjima'in dalam keterangannya Jumat (4/5/2012) malam kemarin.
Ia mengatakan hal tersebut sudah dikonsultasikan dengan tokoh agama dan pejabat terkait untuk menghindari korban yang banyak.
"Dalam pertimbangan kami dan sepakat untuk memperbolehkan kelompok massa itu melakukan show of force merupakan pilihan terbaik," katanya.
Ia mengatakan, saat itu polisi kemudian menyuruh semua warga Gandekan agar masuk rumah dan tidak bergerombol. Namun, menurut dia masih saja ada warga yang memancing emosi kelompok tersebut dengan cara melempari.
Dalam pelaksanannya, aksi unjuk kekuatan yang dilakukan massa ormas dengan membawa senjata tajam seperti parang. Massa ormas yang marah menyerang sejumlah warga sehingga dua orang luka-luka.
Kapolresta menyangkal pihak aparat kecolongan dan melakukan pembiaran dan prosedur sudah dilakukan bertahap
Sempat bentrok dua hari berturut-turut Kamis dan Jumat, suasana Gandekan berangsur normal kembali.
Wali Kota Joko Widodo turun ke lokasi dan meminta masyarakat dan ormas untuk berdamai. Tadi pagi, Jokowi juga memimpin sendiri pembongkaran portal yang dilakukan warga untuk mencegah orang asing masuk ke kampung.
Tuesday, May 25, 2010
Ratusan Umat Islam Demo Anti-Densus 88

Dalam aksinya, mereka mengecam keberadaan tim Densus 88 yang kerap melakukan penangkapan terhadap para aktivis Islam, tanpa bukti kuat dan melalui prosedur hukum. Mereka menilai, tindakan itu hanyalah titipan suara dari Amerika Serikat dan sekutunya.
"Isu terorisme sengaja disebarluaskan dalam rangka melemahkan kekuatan muslim," kata pengunjuk rasa.
Sejumlah tindakan Densus 88 yang dianggap menyalahi prosedur, kata mereka, di antaranya tidak adanya surat penangkapan saat menangkap tersangka teroris. Bahkan, kata mereka, tersangka teroris langsung melakukan eksekusi tembakan.
"Padahal, kesalahan dan keterlibatan mereka yang menjadi korban belum jelas," tegas mereka. "Karena itu, kami menuntut pemerintah membubarkan Densus 88 Antiteror, karena telah menimbulkan rasa tidak simpati di kalangan masyarakat."
Sebagai upaya mengawasi Densus 88, para pengunjuk rasa mendukung Komnas HAM untuk segera membentuk tim kecil guna mengevaluasi kinerja Densus 88. Mereka pun mendesak Komisi III DPR RI, untuk membentuk tim Pansus Densus 88 terkait aliran dana asing dan operasi militeristik di lapangan.
Tuesday, September 01, 2009
Program Nasi Murah Buka Puasa di GKJ Solo Dihentikan Polisi

Poltabes Surakarta meminta kepada pengurus Gereja Kristen Jawa (GKJ) Manahan di Kota Solo untuk menghentikan program penjualan paket buka seharga Rp 500. Alasannya demi menjaga kondusivitas karena ada sejumlah elemen masyarakat yang tidak setuju dengan kegiatan tersebut.
Hasil pertemuan antara pengurus GKJ Manahan dengan Kasat Intelkam Poltabes Surakarta, Jumat (28/8/2009 ), adalah menghentikan program yang telah berjalan selama 13 tahun setiap bulan Ramadan tersebut. Pihak gereja diwakili Pendeta Ratna Ratih, J Soeprapto (mantan Wakil Walikota Surakarta) dan Tumiriyanto (aktivis LSM di Solo).
"Kemarin pihak Poltabes Surakarta sudah datang menemui kami meminta program itu dihentikan. Alasannya pihak kepolisian menerima banyak masukan dan desakan dari sejumlah kalangan yang menyatakan ketidaksetujuan terhadap acara yang telah kami lakukan selama 13 tahun terakhir tersebut," ujar Pendeta Ratih.
Dalam pertemuan hari ini di Poltabes Surakarta , lanjutnya, pihaknya menyatakan program tersebut akan dihentikan sesuai keinginan polisi. Jumat sore ini kami masih mengadakannya sebagai hari terakhir karena nasi berikut lauk-pauknya sudah terlanjur matang.
Jumat petang memang acara penjualan paket hidangan buka tersebut tetap diadakan. Bahkan acara tidak lagi diadakan di dalam gedung gereja seperti biasanya, melainkan diadakan di depan gereja yaitu di jalur lambat Jalan MT Haryono.
Seperti hari-hari sebelumnya, setiap pembeli yang datang harus membayar Rp 500 untuk mendapatkan minuman pembuka, teh, nasi dan lauk. Menu petang ini adalah masakan khas Solo, yaitu timlo. Panitia menyediakan 500 porsi, langsung ludes.
Kapada seluruh hadirin, Pendeta Ratna Ratih mengumumkan bahwa hari ini adalah hari terakhir program nasi murah itu diadakan. Kepada hadirin, dia juga menyatakan bahwa program tersebut terpaksa dihentikan karena mendapat teguran dari pihak kepolisian.
Kepada wartawan, dengan bergurau Pendeta Ratih menyatakan ini adalah perjamuan terakhir. Selanjutnya dengan mimik serius dia mengatakan akan mengupayakan bentuk-bentuk lain untuk mengungkapkan rasa kerukunan beragama dan santunan kemanusiaan bagi warga tidak mampu.
...more
Subscribe to:
Posts (Atom)