Thursday, February 03, 2011

Tolak Pembangunan Rumah Ibadah, Ratusan Santri Gelar Demo

Detik.com - Sekitar 500 santri Pondok Pesantren Sirnamiskin yang berada di Kecamatan Bojongloa Kidul menggelar aksi unjuk rasa, Selasa (1/2/2011). Aksi dilakukan untuk menolak pembangunan gereja yang akan dibangun di sekitar sekolah mereka.


Dengan menggunakan seragam, para santri dari berbagai jenjang, dengan melakukan long march menuju kantor Ciputra Grup yang juga berada tak jauh dari sekolah mereka.

Selain para siswa, aksi juga diikuti oleh Nahdliyyin Centre, Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (Fosil PP) Se-Kota bandung dan Muslimat NU Kota Bandung.

Reza Nurzani (16) salah seorang santri mengaku melakukan aksi sebagai pentuk keberatan terhadap rencana pembangunan gereja yang rencananya akan dibangun di sekitar ponpes mereka.

"Selain karena lokasinya dekat dengan sekolah dan tidak memiliki izin. Mayoritas warga disini merupakan muslim," ujar Reza sebelum aksi.

Adanya aksi demo yang dilakukan para santri, kegiatan belajar pun dihentikan sementara, karena hampir semua santri mengikuti aksi ini. "Sekarang belajar di stop dulu, biasanya ada yang sampai pukul 12.00 WIB atau pukul 14.00 WIB, itu karena sekarang kita mau melakukan demo," katanya.

Saat disinggung siapa yang mengajak mereka melakukan demo, dengan polos, Reza mengaku diajak oleh pihak Ponpes. "Kita diajak sama pihak pesantren. Makanya kegiatan belajar juga dihentikan," tutur Reza.

Aksi ini dijaga oleh sekitar 100 orang anggota dalmas. Demostran juga membawa puluhan poster yang di antaranya bertuliskan 'Gereja Dibangun? Turunkan Dada Rosada' dan 'Stop Pembangunan Gereja'.

-----------------------------------------------------------------------------------------------

Unjuk rasa yang dilakukan ratusan santri Pondok Pesantren Sirnamiskin untuk menolak pembangunan gereja di sekitar sekolah mereka, akhirnya bubar setelah sekitar 30 menit melakukan aksi, Selasa (1/2/2011). Massa membubarkan diri, setelah mendapatkan pernyataan dari pengembang proyek, yang berjanji tak akan membangun gereja di sekitar ponpes mereka.

Aksi dilakukan di depan Kantor Ciputra Bizpark Jalan Kopo yang jaraknya hanya 200 meter dari Ponpes Sirnamiskin. Selama aksi dilakukan, arus lalu lintas di Jalan Kopo pun jadi tersendat karena banyak kendaraan yang memperlambat kendaraan saat melintas di lokasi aksi.

Dalam aksinya, mayoritas santri MTs dan SMK berada di dalam halaman kantor sementara santri MI berada di trotoar. Mereka pun seakan tak mau kalah dengan senior-seniornya, mereka ikut menyanyikan yel dan membawa poster-poster. Terlihat guru-guru mereka mendampingi.

Aksi unjuk rasa pun berjalan tertib karena demostran telah dibatasi dengan tali rafia. Massa membubarkan diri setelah ada perwakilan dari PT Central International Property dan mengeluarkan surat pernyataan bahwa mereka tidak akan membangun tempat ibadah dalam proyek mereka di Jalan Kopo Nomor 445.

Surat tersebut ditandatangani oleh GM PT Central International Property Ida Prastini dengan materai Rp 6.000 mereka pengembang isi pernyataannya.

Ditemui usai aksi, Direktur Nahdliyyin Centre, Iik Abdul Chalik mengatakan demo yang kebanyakan dilakukan santri merupakan bagian dari pembelajaran demokrasi. Selain itu siswa diajarkan sejak dini tentang aturan yang ada di Indonesia.

"Kita ingin memberikan memberikan mereka pendidikan agama Islam serta pembelajaran demokrasi, menghargai aturan. Karena pembangunan gereja ini tidak memiliki izin," ujar Iik.

Namun Iik menolak jika aksi yang dilakukan dikatakan mengganggu kegiatan belajar sebab aksi yang dilakukan dilakukan saat jam istirahat. "Itu tidak menganggu kegiatan belajar mengajar. Aksinya kan saat jam istirahat. Setelah aksi, mereka juga kembali belajar," katanya.

Iik menjelaskan, pada Sabtu (29/1/2011) kemarin sempat ada perwailan dari Gereja Bethel Indonesia (GBI) yang memberikan surat pemberitahuan bahwa akan ada pembangunan gereja yang tidak jauh dari Ponpes.

"Lokasinya itu jaraknya kurang dari 1 meter di belakang Ponpes, itu belum ada izin, termasuk dari kita. Katanya ke Pemkot, izinya juga masih dalam proses," jelas Iik.

Meski telah mengantongi surat dari perwakilan PT Central International Property, namun Iik mengaku belum puas. "Kami belum puas dan meragukan jawaban mereka. Kami inginnya, ada jawaban dari GBI dan Walikota Bandung agar rencana pembangunan gereja dibatalkan," katanya.

Iik menambahkan, dalam waktu dekat mereka akan melakukan aksi ke Balaikota Bandung untuk menyampaikan keberatan warga sekitar dan ponpes atas rencana pembangunan gereja.

"Kami akan langsung sampaikan ke walikota, biar semuanya cepat beres dan masa yang akan datang akan jauh lebih banyak dari yang sekarang. Kami akan dibantu oleh berbagai eleman misalnya dari ormas islam," tuturnya.

Sementara itu hingga saat ini PT Inernational International Property tak ada yang bersedia memberikan keterangan atas masalah ini. Video

No comments:

Post a Comment