Sunday, March 25, 2012

Ratusan Massa Bakar Kafe

Padangekspres.co.id - Habis sudah kesabaran masyarakat terhadap aktivitas kafe-kafe mesum. Selasa (20/3) malam, ratusan massa membakar sebuah kafe di  Kanagarian Seikambut, Kecamatan Pulaupunjung, Dharmasraya.

Aksi ini dipicu resahnya warga setempat terhadap aktivitas kafe yang diduga mengumbar maksiat. Warga juga mengobrak-abrik enam kafe lainnya. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Kapolres Dharmasraya, AKBP Chairul Aziz bersama anggota Polres lainnya langsung terjun ke tempat kejadian peristiwa (TKP) untuk menenangkan massa sekaligus mengamankan lokasi.

Ronal, warga Seikambut, mengatakan, aksi tersebut merupakan akumulasi dari kemarahan warga terhadap operasional kafe ilegal yang telah meresahkan masyarakat. Meski telah berulang kali diingatkan warga, kafe-kafe tersebut tetap saja beroperasi hingga dini hari.

“Ini aksi spontan. Kami sudah muak, kami tidak ingin kampung ini dicemari hal-hal yang berhubungan dengan maksiat,” ujarnya.
Ronal menyebut, warga Seikambut kecewa dengan sikap Polres dan Pemkab Dharmasraya lamban menyikapi aspirasi warga. “Akibatnya, warga bertindak berdasarkan kemauan sendiri,” tukasnya diamini warga lainnya.

Hal senada ditegaskan Wati, warga lainnya. Sejak kafe marak di nagarinya, keharmonisan rumah tangga warga terancam, karena para suami sering keluar malam.

Tokoh pemuda, Edi Rambo menegaskan, sebelumnya sudah ada kesepakatan agar kafe ditutup selama 15 hari, hingga ada keputusan Pemkab. Nyatanya, ada juga kafe-kafe yang nekat beroperasi.

“Ini yang membuat warga marah. Ini aksi spontan warga, tidak ada yang mengarahkan. Jika polisi mau mengusut atau menahan, maka tahanlah seluruh masyarakat Seikambut. Niat kami hanya satu, tidak ingin ada maksiat di nagari kami,” tegasnya.

Gelar Pertemuan di Masjid
Esoknya, Rabu  (21/3) pagi, ratusan warga menggelar pertemuan di Masjid Nurul Huda Seikambut. Hadir sejumlah ninik mamak, tokoh mayarakat, tokoh pemuda, camat Pulaupunjung.

Pertemuan menghasilkan kesepakatan, warga Seikambut menyatakan perang terhadap penyakit masyarakat (pekat), menutup kafe dan menolak segala hal-hal yang berhubungan dengan pekat.

Demo Kantor Bupati
Usai pertemuan, sekitar pukul 11.30, ratusan massa bergerak ke kantor Bupati Dharmasraya. Mereka menuntut ketegasan Pemkab menutup kafe-kafe mesum tersebut.

Perwakilan warga duduk semeja dengan Bupati Dharmasraya, Adi Gunawan beserta jajaran, Kapolres Dharmasraya AKBP Chairul Aziz. Dalam pertemuan tersebut, perwakilan masyarakat kembali menegaskan penutupan kafe harga mati.

Menyikapi aspirasi itu, Adi Gunawan menegaskan, dari awal, memang kafe tersebut akan ditutup sesuai aturan. Namun ternyata, masyarakat sudah duluan menutup kafe dengan cara masyarakat sendiri.

“Yang terjadi biarlah terjadi. Yang jelas, kita komit memberantas pekat di Dharmasraya. Untuk itu, perlu dukungan dari seluruh elemen yang ada,” ulasnya.  

Kapolres Chairul Aziz menyayangkan aksi anarkis warga. “Sebenarnya, aspirasi masyarakat telah sesuai dengan visi misi Kapolda, yakni zero pekat. Namun, cara yang ditempuh masyarakat ini sudah kebablasan, tidak sesuai aturan. Tapi yang sudah terjadi, sudahlah. Sebenarnya kami dari kepolisian bersama Pemkab sudah sepakat mau melakukan penindakan sesuai aturan berlaku. Namun sudah didahului masyarakat,” jelasnya.

Usai pertemuan, Bupati langsung membentuk tim penindakan yang terdiri dari kepolisian, TNI, Pol PP, perwakilan ninik mamak, tokoh masyarakat, bundo kanduang. Tim langsung turun ke lokasi kafe di hari yang sama, sekitar pukul 15.00.

Saat tim datang, semua kafe sudah tutup dan kosong. Pengelola kafe sudah mengosongkan kafe-kafe dari semua aktivitas, termasuk pekerjanya. Tim hanya melakukan penyegelan terhadap 8 kafe yang sudah kosong.

No comments:

Post a Comment