Saturday, March 10, 2012

Tak Miliki Siswa, Sekolah Senilai Rp 1 M di Kukar Digusur Tambang Batu Bara

Detik.com - Ironis! Sekolah di Dusun Karya Jaya, Desa Mulawarman, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, yang dibangun dari dana APBD Kukar 2007/2008 sebesar Rp 1 miliar, hingga saat ini tidak ada siswanya. Kini bangunan tersebut digusur akibat perluasan areal konsesi sebuah perusahaan pertambangan batu bara.

Perjalanan detikcom menuju lokasi, Jumat (2/3/2012) siang Wita, membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam dari kota Samarinda, pusat pemerintahan provinsi Kalimantan Timur. Jalan tidak terlalu mulus.

Saat tiba di lokasi, yang terlihat hanya alas bangunan sekolah yang terbuat dari papan, pondasi dan dinding kamar WC serta material bangunan yang berserakan. Sudah sejak 1 bulan lalu, bangunan sekolah yang didirikan sebuah yayasan itu, dibongkar menyusul kegiatan perluasan areal konsesi PT Jembayan Muara Bara (JMB), salah satu perusahaan tambang batu bara pemegang izin Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang dikeluarkan pemerintah pusat.

Lokasi sekolah itu cukup mengejutkan karena berada di pinggir bukit yang sekitarnya merupakan areal konsesi PT JMB. Terlihat 2 alat berat tepat di dasar areal tambang, di belakang eks bangunan. Selain material bangunan, juga terlihat beberapa unit meja belajar siswa yang masih terlihat baru. Belum lagi deru mesin alat berat lainnya, baik itu truk, dump truk, buldoser hingga excavator.

"Memang, sejak bangunan sekolah ini berdiri tahun 2007/2008 lalu, sampai sekarang tidak ada siswanya. Saya juga kurang paham, kenapa sekolah ini dibangun di dekat areal tambang," kata Suarto, warga Dusun Karya Baru RT 17, di lokasi.

Keberadaan sekolah yang akhirnya tidak dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar itu kini menjadi isu hangat di pemberitaan media lokal. Bahkan, sekolah itu disebut-sebut sebagai sekolah 'jin', dibangun dengan uang negara, namun tidak memiliki siswa.

"Bersama dengan dibangunnya sekolah ini, sekitarnya memang pemukiman rumah warga transmigrasi. Tapi sekarang warga pindah ke luar dari dusun ini karena lama-kelamaan aktivitas tambang semakin luas," ujar Suarto.

Tidak adanya siswa di sekolah itu, juga dibenarkan Kepala Dusun Karya Baru, Yaman (40). Anehnya, semua perizinan terkait pembangunan sekolah itu beberapa tahun lalu, justru tidak diketahuinya.

"Sejak awal sekolah itu dibangun, memang tidak ada siswanya. Memang lokasi di sekelilingnya adalah tambang batu bara. Saya tidak tahu kenapa bisa begitu," kata Yaman yang ditemui di rumahnya.

"Sekolah itu dibangun pakai dana APBD Kukar di wilayah dusun yang saya pimpin. Prosesnya bagaimana saya tidak tahu, juga sampai akhirnya dibongkar," ujar Yaman.

Fakta di lapangan seperti itu, juga mendapat sorotan tajam Komisi I DPRD Kaltim, yang membidangi persoalan hukum. Bangunan sekolah itu ditelusuri motif pembangunan dan pembongkarannya.

"Kalau mau dibongkar, seharusnya mendapat persetujuan Pemkab Kukar," kata anggota Komisi I DPRD Kaltim, Syaparuddin.

"Lagi pula apa pertimbangannya membangun sekolahan jauh dari pemukiman dan justru berada di areal konsesi tambang? Padahal dananya miliaran rupiah. Persoalan ini akan saya bawa ke rapat komisi," ujar Syaparuddin.

No comments:

Post a Comment