Thursday, October 06, 2016

Wartawan Net TV Dipukul dan Ditendang Anggota TNI di Madiun

Tempo.co - Wartawan  Net TV Soni Misdananto menjadi korban pemukulan yang diduga dilakukan oleh anggota Batalyon Infanteri Lintas Udara 501 Bajra Yudha Madiun, Jawa Timur, pada Minggu, 2 Oktober 2016.

Menurut keterangan Soni, peristiwa itu terjadi ketika ia  meliput kecelakaan lalu lintas yang melibatkan anggota perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati (PSH) Terate dengan warga di perempatan Te'an, Kelurahan Demangan, Kecamatan Taman.

Konvoi sepeda motor rombongan anggota PSH Terate itu melaju dari arah barat (Kota Madiun) menuju ke arah selatan (Ponorogo). Sedangkan warga yang juga mengendarai motor melaju dari arah Ponorogo ke Kota Madiun.

"Rombongan PSH Terate menabrak seorang perempuan. Saya mengambil gambar. Kemudian petugas TNI datang dan menghajar anggota PSH Terate yang menabrak," kata Soni.

Saat merekam peristiwa itu, Soni merasakan pukulan kepala di bagian belakang yang masih memakai helm. Seketika pandangannya gelap. Tak berselang lama, bagian pipi kirinya dipukul dan punggunya ditendang petugas. "Petugas TNI yang ada di lokasi itu sekitar 12 orang." ucap Soni.

Jurnalis asli Ponorogo ini kemudian diajak ke pos pengamanan perayaan 1 Suro di tepi jalan raya. Di tempat itu, dia ditanya dari media mana dan kartu persnya diminta petugas. Kartu tanda penduduk Soni juga diminta dan difoto. Soni juga diancam.
 
"Jangan diberitakan, kalau diberitakan awas kamu," kata Soni menirukan ancaman lisan yang disampaikan anggota TNI Angkatan Darat itu.

Selain mengancam, mereka juga meminta kamera milik Soni. Kartu memori diambil dan dirusak, dengan dipatahkan menjadi beberapa bagian. Informasi insiden itu kemudian menyebar ke petugas pengamanan perayaan 1 Muharam 143H Hijriyah.

Soni dibawa ke Detasemen Polisi Militer (Den POM) Madiun V/1. Dia menceritakan kronologis kejadian yang dialaminya kepada petugas dengan didampingi perwakilan wartawan. Kemudian, Soni dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah dr Soedono untuk mendapatkan visum et repertum.

Kepala Kepolisian Resor Madiun Kota Ajun Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro, menyesalkan insiden yang terjadi saat perayaan 1 Suro itu. "Kami akan melakukan koordinasi dengan kepala satuan," kata kapolres yang juga Ketua Operasi Aman Suro 2016.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal TNI Sabrar Fadhilah menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang terjadi. Ia menilai ada banyak situasi di lapangan yang berkembang yang menyebabkan situasi panas. "Seperti apa (yang terjadi) mungkin kesalahpahaman," ucapnya.

Fadhilah berharap kejadian pemukulan tidak terulang kembali. Dia meminta semua pihak memberi kesempatan dilakukannya pemeriksaan.

Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo menyerahkan insiden pemukulan wartawan ke proses hukum yang tengah berjalan. Ia mendorong kepada kedua belah pihak untuk mengedepankan perdamaian. "Soal sanksi saya tidak bisa bilang berat atau ringan," kata Gatot di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu,  2 Oktober 2016.

No comments:

Post a Comment