Thursday, October 06, 2016

Atlet Renang PON Disensor TV, Netizens Heboh & Banjir Hujatan

Kapanlagi.com - Setelah dibuka pada Sabtu (17/9) petang di stadion Gelora Bandung Lautan Api, PON XIX Jabar resmi dimulai. Sejak dua hari lalu, atlet-atlet terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia saling beradu di berbagai cabang olahraga demi membawa nama baik daerah mereka.

Namun event olahraga akbar nasional ini justru menyulut kontroversi di kalangan netizens. Kenapa begitu? Tak lain karena dianggap terlalu berlebihan dalam hal sensor. Kehebohan ini dimulai kala sebuah stasiun TV melakukan liputan cabang renang di mana atlet renang itu harus disensor. Tak butuh waktu lama, postingan capture liputan atlet renang yang disensor itu langsung viral di socmed.

Sebuah akun Facebook yakni Imam Brotoseno memposting pada Sabtu (17/9) malam pukul 21.03 dan menulis, 'Sebagai bangsa konakan, maka liputan cabang olahraga air di PON Jabar harus diblur'. Sekedar informasi, konakan secara mudahnya bisa diartikan sebagai kondisi mudah terangsang saat melihat lawan jenis dan biasanya ditujukan kepada kaum pria.

Dalam gambar postingan itu kamu bisa melihat bagaimana tubuh atlet renang itu disensor. Menjadi masalah karena netizens menilai Lembaga Penyiaran (LP) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terlalu lebay. Dianggap lebay karena atlet renang memang sudah lazimnya mengenakan pakaian renang di kolam renang dan seharusnya tidak menimbulkan pikiran terangsang.

Aksi sensor liputan PON di TV inipun langsung menuai berbagai hujatan dari netizens. Beberapa komentar seperti, 'Justru diblur malah bikin terangsang', atau 'Sangat berlebihan memaknai blur, tidak melihat konteks'. lalu 'Kenapa nggak diblur satu layar saja sekalian, biar kaya orang mata rabun, nggak jelas liatnya. Jadi kesannya nggak ada yang dipertontonkan' dan 'Bahkan patung dan film kartun juga diblur dengan alasan sensor pornografi. Apa otak manusia Indonesia sedemikian cabulnya ya? Apa otak KPI yang cabul nih?'.

Menanggapi kritikan netizens, melalui akun Twitternya yakni @KPI_Pusat, pihak KPI pun merilis pernyataan resmi pada Minggu (18/9) kemarin. Mereka menulis, 'Blur pada tayangan tersebut dilakukan oleh LP itu sendiri, bukan atas perintah KPI. Saat ini KPI sedang melakukan verifikasi agar mampu memberi penjelasan kepada publik atau pengarahan kepada LP secara komprehensif. Prinsipnya, KPI tidak ada niatan mengekang semangat pemberitaan maupun kreativitas tim produksi dalam membuat tayangan. Namun harus dihindari adanya eksploitasi tubuh, khususnya perempuan dalam berbagai tayangan'.

No comments:

Post a Comment