Sunday, May 15, 2016

Beredar Surat Ancaman Kudeta, Ini Reaksi Agus Widjojo

Tempo.co - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Letnan Jenderal (Purn) Agus Widjojo tak mau menanggapi ihwal beredarnya surat terbuka atas nama Letnan Kolonel Eko Ismadi dari Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat. Surat terbuka tersebut memprotes soal Simposium Nasional Tragedi 1965 dan mengancam akan melakukan kudeta.

"Itu bukan nama sesungguhnya, tak perlu ditanggapi," kata Agus lewat pesan pendek kepada Tempo, Sabtu, 14 Mei 2016. Menurut Agus, surat tersebut bukan berasal dari perwira di Dinas Sejarah TNI AD.

Dari tanggal yang tertera tersebut, surat yang tertuju kepada Agus tersebut ditulis pada 12 Mei lalu di Bandung. "Saya punya identitas pengirimnya, itu bukan dari Disjarah AD," ucap Agus. Namun Agus tak mau merinci siapa pengirim surat tersebut.

Sebelumnya, beredar surat yang mengatasnamakan Kepala Perpustakaan Pusat TNI Angkatan Darat Letkol Eko Ismadi. Surat terbuka itu ditujukan kepada Agus sebagai Ketua Panitia Pengarah atau fasilitator Simposium Nasional Tragedi 30 September 1965.

“Jangan membuat perwira seperti kami ingin melakukan kudeta. Kami sakit hati dan kecewa terhadap sikap Bapak yang mendukung mereka,” ujar pengirim surat tersebut.

Dalam surat itu juga ditulis saran yang bisa dilakukan pemerintah bila ingin mengadakan rekonsiliasi nasional. Langkah pertama adalah menunjukkan dulu pihak mana yang merupakan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI), juga keturunannya. “Serta dijelaskan peranan anggota PKI dan jabatannya pada masa itu,” tutur si pengirim.

Agus diminta mendata jumlah korban pembunuhan yang dilakukan oleh anggota PKI dan komunis terhadap TNI, umat Islam dari Nahdlatul Ulama, dan rakyat Indonesia.

Selain itu, surat itu menyebutkan sejumlah penjelasan terkait dengan G-30-S/PKI pada 1965. Pemerintah yang dipimpin Soekarno dikatakan saat itu sudah sejalan dengan pemikiran PKI terhadap ideologi negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

No comments:

Post a Comment