Thursday, August 15, 2013

Djoko Suyanto: Warga Syiah Jangan Mau Dipaksa

Djoko Suyanto
Kompas.com - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, pemerintah pusat tidak pernah memerintahkan jajaran pemerintah Sampang, Madura, Jawa Timur, untuk memaksakan keyakinan terhadap warga Syiah di Sampang. Djoko menyarankan warga Syiah menolak jika ada pemaksaan keyakinan.

"Jangan mau dipaksa. Tak ada pemaksaan. Posisi pemerintah tidak boleh ada pemaksaan," kata Djoko di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu (14/8/2013) malam.

Djoko mengaku tidak tahu soal pemaksaan terhadap warga Syiah untuk meninggalkan keyakinannya. Ia menyarankan untuk meminta penjelasan dari Pemerintah Daerah Sampang.

Djoko menambahkan, pemerintah saat ini memprioritaskan keamanan warga Syiah yang mengungsi. Jika proses rekonsiliasi di Sampang menemui titik temu, kata dia, maka pemerintah akan memulangkan mereka ke kampung halamannya.

"Sekarang sudah ada titik temu, satu hal saling tidak melakukan kekerasan. Itu sudah bagus. Kedua, dibicarakan bagaimana mekanisme kembali, bagaimana proses perdamaian di antara mereka. Satu dua orang mungkin masih resisten," kata Djoko.

Seperti diberitakan, adanya pemaksaan keyakinan terhadap warga Syiah di Sampang diungkapkan oleh Nur Kholis (22), salah satu warga Syiah. Ia mengaku dipaksa menandatangani surat pernyataan bertobat.

Menurut Nur, pemaksaan itu dilakukan oleh bupati Sampang, kepala desa, kepala dusun, kepala polsek, dan para kiai. Setelah menolak menandatangani, Nur diancam keselamatannya. Bahkan, ia diminta keluar dari Sampang. Akhirnya, ia memilih ke Jakarta.
...more

Kompol Pinjami Korban Mobil Barang Bukti Kejahatan

Franceisca Yofie
Poskotanews.com - Kompol AE menurunkan dua anggota kepolisian yang diperintahkan untuk mengawasi gerak gerik Fransisca mantan pacarnya. Langkah ini dilakukan, lantaran korban selama ini menghilang sehingga membuat AE was was. “ Dua anggota diturunkan untuk mengawasi korban mantan pacarnya,“ kata Kabid Humas Kombes Pol Martinus Sitompul, Rabu.

Dia menegaskan, pengawasan yang dilakukan dua anggota polisi atas perintah AE lantaran, sang kompol meminjamkan mobil barang bukti kejahatan kepada korban dan dipergunakan oleh keluarga korban.

Berhubung Sisca selama ini tak jelas tinggalnya, Kompol AE menurunkan dua anggota kemudian membuat laporan prihal kendaraan barang bukti yang tidak dikembalikan. “ Laporan ada di Polsek. Dua anggota diturunkan untuk mengawasi sekaligus mengambil kembali kendaraan hasil kejahatan,“ tandasnya.

Olehkarena itu, lanjut Maartin, dua polisi yang diperintahkan AE mengawasi korban tak lain untuk menyelamatkan kendaraan yang disembunyikan korban. “Jadi pengawasan itu erat kaitannya dengan kendaraan barang bukti yang dipinjamkan ke korban,“.

Berbeda dengan Kapolrestabes Bandung, Kombespol Sunarto. Dua anggota polisi yang diturunkan Kompol AE tiada lain erat kaitannya dengan masalah asmara. “ Kompol itu masih mencintai korban,“ tandasnya.
...more

Irjen Djoko Dapat Rp 50 Juta/Bulan dari Jasa Raharja Sejak Tahun 2009

Detik.com - Sejak tahun 2009, eks Kakorlantas Irjen Djoko Susilo ternyata mendapat dana operasional Rp 50 juta setiap bulan dari Jasa Raharja. Tapi sebagian dana itu malah digunakan untuk kepentingan pribadi.

"Itu insentif untuk operasional," kata Djoko di Pengadilan Tipikor, Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Selasa (13/8/2013).

Dari data yang dijelaskan, sepanjang tahun 2009, Djoko mendapat dana total keseluruhan sebanyak Rp 600 juta. Sedangkan tahun berikutnya hanya sampai bulan September sebanyak Rp 450 juta.

Djoko berdalih, Jasa Raharja memberikan kebebasan kepada dirinya untuk menggunakan uang tersebut. Bisa dipakai untuk kepentingan operasional maupun pribadi.

"Pak ini bebas digunakan," kata Djoko menirukan ucapan Direktur Operasional Jasa Raharja yang menurutnya sudah menjabat sebagai Dirut Jasa Raharja.

Ketua Majelis Suhartoyo tak puas dengan jawaban Djoko. Terlebih lagi di dalam SK, uang itu ditujukan kepada Korlantas bukan Djoko secara pribadi.

"Maaf saya nggak baca detail aturannya," elak Djoko.
...more

Warga Syiah Diminta Bertobat, Mendagri: Negara Tak Masuk Wilayah Itu

Kompas.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi menegaskan, pemerintah tidak pernah meminta, apalagi memaksa warga Syiah Sampang, Jawa Timur, yang mengungsi di Sidoarjo untuk bertobat. Menurutnya, pemerintah, terutama Kemendagri, tidak sampai mengurus soal agama dan keyakinan warga.

"Kalau itu (paksaan bertobat) saya tidak tahu. Itu urusan Menteri Agamalah karena negara kan tidak masuk dalam wilayah itu. Itu kan sudah soal keyakinan betul, itu urusan dia dengan Tuhan," ujar Gamawan di Kantor Kemendagri, Senin (12/8/2013).

Lagi pula, tegasnya, dalam pembahasan bersama antara pemerintah dan kementerian terkait, Pemerintah Provinsi Jatim, Pemerintah Kabupaten Sampang, para ulama dan masyarakat, tidak ada wacana pertobatan yang dibahas.

"Saya tidak tahu itu. Tapi, malam itu, pertemuan kami tidak seperti itu," lanjutnya.

Gamawan mengungkapkan, pihaknya tidak pernah menggunakan istilah pertobatan. Menurutnya, yang berhasil disepakati adalah kedua belah pihak yang berkonflik menyamakan persepsi dan membangun pengertian.

"Istilahnya, mari kita samakan persepsi semua dan mari kita saling ada pengertian, ada pembinaan kalau memang ada yang keliru. Itu saja istilahnya," kata dia.

Disampaikannya, para pihak terkait sepakat melakukan pembinaan terhadap warga. Ulama, kata dia, berperan memberikan pembinaan kepada warga. Menurutnya, warga yang dibina bukan hanya pengungsi, melainkan juga warga di tempat asal agar dapat menerima para pengungsi pulang.

"Ya semuanya (dibina). Masyarakat yang menerima (warga Sampang di tempat asal) kan juga harus dibina. Untuk bisa memahami, ada pengertian," ujar Gamawan. Dia mengatakan, tugas pemerintah dalam upaya memulangkan pengungsi Sampang adalah dengan menjamin keamanan warga, terutama setelah pulang ke daerah asal.

Sebelumnya, diberitakan, konflik yang terjadi Sampang, Madura, diduga berawal dari konflik internal keluarga antara pimpinan Islam Syiah, Tajul Muluk, dan saudaranya Rois Al Hukama. Pada Agustus 2012, perkampungan pengikut aliran Islam Syiah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben dan Desa Bluran, Kecamatan Karangpenang, diserang kelompok bersenjata dan menyebabkan satu orang tewas serta enam orang lainnya luka-luka. Hingga pada Juni 2013, para pengungsi korban tragedi kemanusiaan di Sampang itu akhirnya terpaksa dipindah dengan alasan keamanan dan kehidupan yang lebih layak di lokasi pengungsian.

Direktur Eksekutif Yayasan Bantuan Hukum Universalia (YLBHU) Hertasning Ichlas alias Herta yang mendampingi para pengungsi Syiah pernah mengungkapkan, warga Syiah di Sampang dipaksa oleh para pejabat pemerintah dan kepolisian setempat untuk menandatangani ikrar. Ikrar tersebut berisi 9 poin yang intinya menganggap ajaran Tajul Muluk sesat dan harus kembali ke Ahlus Sunnah.

Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, dalam proses rekonsiliasi yang tengah dilakukan, perlu dilakukan persamaan persepsi antarkelompok di Sampang. Pasalnya, kata dia, ada perbedaan pandangan antara warga dan kelompok Tajul Muluk.

"Nah kalau semua sudah selesai, mereka pulang ke kampung halamannya. Itu dijamin aman kalau rekonsiliasi dalam arti yang sesungguhnya bisa tercapai, yaitu pencerahan dan penyamaan persepsi," kata Suryadharma.
...more

Tuesday, August 13, 2013

KaBIN: Snowden Punya Kepentingan Mengacaukan, Jangan Terlalu Dipercaya

Marciano Norman
Detik.com - Secara mengejutkan, Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Letjen Marciano Norman, menyebut nama Eks National Security Agency (NSA) Edward Snowden, dalam penyadapan Presiden SBY. Lalu dari mana dasarnya Marciano menyebut nama Edward Snowden?

Berikut petikan wawancara antara Marciano Norman dengan wartawan di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (2/8/2013).

Apa pentingnya Edward Snowden sadap Indonesia?

Lho, yang membocorkan berita itu kan dia, bahwa dia adalah anggota dari National Security Agency (NSA), kemudian karena intinya terus dia membocorkan itu, sehingga akhirnya dia kan dikejar oleh pemerintah Amerika sendiri dan dia mencari suaka ke mana-mana, yang sekarang akhirnya mendapatkan izin tinggal 1 tahun di Rusia.

Nah maksud saya, sumber seperti itu, orang yang dalam posisi seperti itu jangan terlalu dipercaya gitu lho, karena dia kan punya kepentingan untuk memang mengacaukan itu. Seperti contohnya dia pasti sama Amerika sendiri dia sakit hati, dia membocorkan Amerika begini, Amerika begini, dengan harapan bahwa seluruh peserta G-20 itu sendiri itu dia langsung melakukan protes keras bahwa Amerika melakukan penyadapan.

BIN sendiri simpulkan nama Edward Snowden terlibat dari mana informasinya?

Oh itu informasi yang jelas, itu jelas.

Dari mana?

Kalau anda mengikuti sejak pemberitaannya 17 Juni dari The Guardian di Inggris, itu sudah jelas, sudah pasti itu.

Informasi BIN dari berita Guardian atau dari mana?

Oh bukan, kan kita juga punya agen kita di Inggris, dari agen kita yang di Inggris, kemudian agen kita yang di Australia juga ada sampai pemberitaan itu diangkat.

Kata media asing penyadapan terkait dengan posisi Australia di Dewan Keamanan PBB?


Itu belum tentu 100 persen benar. Masih akan kita perdalam.
...more

Warga Syiah di Sampang Dipaksa Tobat

Kompas.com - Warga Syiah yang bertahan di Desa Karanggayam dan Bluuran Sampang, Madura, Jawa Timur, diintimidasi dan diancam untuk meninggalkan keyakinan mereka. Jika ingin keselamatannya dijamin, mereka dipaksa untuk bertobat.

Direktur Eksekutif Yayasan Bantuan Hukum Universalia (YLBHU) Hertasning Ichlas alias Herta mengatakan, intimidasi terhadap warga Syiah terakhir terjadi pada 6 Agustus 2013. Untuk diketahui, YLBHU ditunjuk Tajul Muluk sebagai kuasa hukum untuk mendampingi para pengungsi Syiah.

Herta menjelaskan, ada enam warga Syiah yang dijemput oleh aparat kepolisian dan kepala dusun. Mereka lalu dibawa ke rumah salah satu kiai setempat. Di rumah itu, kata Herta, sudah ada Bupati Sampang, Kepala Kesbangpol Sampang, dan Kapolsek Omben.

Dalam pertemuan itu, katanya, enam orang warga Syiah itu diberi pesan-pesan. Di ujung acara, warga Syiah dipaksa menandatangani sembilan ikrar. Kalau tidak teken, tidak dijamin kesalamatan dan keamanan rumahnya, kata Herta ketika dihubungi, Kamis (8/8/2013).

Herta menambahkan, isi sembilan ikrar itu menganggap ajaran Tajul Muluk sesat dan harus kembali ke Ahlus Sunnah. Intinya, syahadat ulang.

Salah satu dari enam warga Syiah itu, lanjut Herta, menolak menandatangani ikrar itu. Lantaran takut atas keselamatannya, ia lalu memilih pergi ke Jakarta. Pemaksaan serupa, kata dia, sudah terjadi sebelumnya dan kembali meningkat baru-baru ini.

Melihat peristiwa tersebut, Herta mempertanyakan alasan pemerintah yang hendak melakukan pembinaan. "Gimana pembinaan kalau diancam rumahnya mau dibakar?" ucapnya.

Seperti diberitakan, pemerintah tengah mengupayakan rekonsiliasi di Sampang. Rektor IAIN Sunan Ampel Abd A'la ditunjuk sebagai ketua tim rekonsilasi. Akan diupayakan agar warga Syiah yang mengungsi bisa kembali ke kampung halamannya. Jika tidak bisa, maka akan direlokasi.
...more

Friday, August 09, 2013

Kapolri Perintahkan Polisi Tak Pakai Atribut pada Malam Hari

Kompas.com - Kepala Kepolisian RI Jenderal (Pol) Timur Pradopo memerintahkan anggota tidak menggunakan atribut polisi saat dinas pada malam hari. Hal ini dilakukan untuk menghindari terulangnya kasus penembakan terhadap polisi.

Perintah Kapolri disampaikan Wakil Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Wakapolda Metro Jaya) Brigadir Jenderal (Pol) Sudjarno saat gelar pasukan pengamanan malam takbiran di Jakarta, Rabu (7/8/2013). Ia mengatakan, imbauan untuk tidak mengenakan atribut kepolisian itu sebagai langkah antisipasi polisi dari sasaran orang tidak bertanggung jawab.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto menambahkan, Kapolri memberikan tiga pesan kepada anggota polisi. Selain imbauan untuk tidak mengenakan atribut kepolisian di malam hari, polisi diminta tidak bepergian seorang diri saat pulang maupun pergi bertugas. Polisi juga diminta meningkatkan pengamanan di setiap markas. "Termasuk tidak menggunakan kendaraan berpelat nomor dinas," ujar Rikwanto.

Pesan itu dikeluarkan setelah anggota Satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polsek Cilandak Aiptu Dwiyatna tewas ditembak orang tidak dikenal di sekitar Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Rabu sekitar pukul 05.00 WIB. Kasus serupa juga menimpa anggota Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Pusat, Aipda Patah Saktiyono (53), yang tewas ditembak dua orang pengendara motor di Jalan Cirendeu Raya, Ciputat, Sabtu (27/7/2013) sekitar pukul 04.30.
...more