Kompas.com - Polisi Syariah atau wilayatul hisbah Aceh Utara, Kamis (26/5/2016), merazia obyek wisata Pantai Ulee Rubek, Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara. Dari razia itu ditemukan tujuh orang siswa yang bolos dan memilih bermain di obyek wisata itu.
Petugas razia juga menemukan pasangan remaja sedang bersantai di obyek wisata tersebut. Setelah dibina, semua pelajar dan remaja tersebut diminta meninggalkan tempat yang ditetapkan sebagai obyek wisata syariah tersebut.
Ketua Wilayahatul Hisbah Aceh Utara Mursalin kepada Kompas.com menyebutkan, razia itu rutin digelar untuk mendukung pelaksanaan syariat Islam di Aceh khususnya di lokasi wisata.
"Apalagi, masyarakat Ulee Rubek sudah bersepakat menjadikan obyek wisata itu sesuai syariat Islam. Kami mendukung obyek wisata Islami itu. Makanya, kita turun memantau agar tetap berjalan sesuai pelaksanaan syariat Islam," sebut Mursalin.
Di obyek wisata itu ada pemisahan antara laki-laki dan wanita bukan muhrim, ada juga tempat khusus untuk wisatawan keluarga.
"Jadi tidak bisa begitu datang berpasangan non muhrim, lalu mandi bersama. Itu yang kita cegah, dan setelah kita nasihati kita minta mereka pulang ke rumah masing-masing," kata Mursalin.
Selain itu, dia mengimbau agar orang tua turut mengontrol anaknya sehingga tidak berkeliaraan saat jam belajar.
"Satu pasangan non muhrim yang ditemukan tadi itu kami periksa tasnya ternyata ada buku pelajaran. Kami duga dia pelajar juga. Mungkin berangkat dari rumah pakai baju sekolah, setelah itu pakai baju bebas. Ini wajib menjadi perhatian orang tua," kata dia.
Ketua Wilayahatul Hisbah Aceh Utara Mursalin kepada Kompas.com menyebutkan, razia itu rutin digelar untuk mendukung pelaksanaan syariat Islam di Aceh khususnya di lokasi wisata.
"Apalagi, masyarakat Ulee Rubek sudah bersepakat menjadikan obyek wisata itu sesuai syariat Islam. Kami mendukung obyek wisata Islami itu. Makanya, kita turun memantau agar tetap berjalan sesuai pelaksanaan syariat Islam," sebut Mursalin.
Di obyek wisata itu ada pemisahan antara laki-laki dan wanita bukan muhrim, ada juga tempat khusus untuk wisatawan keluarga.
"Jadi tidak bisa begitu datang berpasangan non muhrim, lalu mandi bersama. Itu yang kita cegah, dan setelah kita nasihati kita minta mereka pulang ke rumah masing-masing," kata Mursalin.
Selain itu, dia mengimbau agar orang tua turut mengontrol anaknya sehingga tidak berkeliaraan saat jam belajar.
"Satu pasangan non muhrim yang ditemukan tadi itu kami periksa tasnya ternyata ada buku pelajaran. Kami duga dia pelajar juga. Mungkin berangkat dari rumah pakai baju sekolah, setelah itu pakai baju bebas. Ini wajib menjadi perhatian orang tua," kata dia.
No comments:
Post a Comment